| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 28 September 2012 Hari Biasa Pekan XXV

Jumat, 28 September 2012
Hari Biasa Pekan XXV

Pada malam kehidupan kita, kita akan diadili sesuai dengan cinta kita --- St Yohanes dari Salib 


Antifon Pembuka (Mzm 144:1a-2abc)

Terpujilah Tuhan gunung batuku! Dialah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku.

Doa Pagi


Ya Allah, Putra-Mu telah menderita sampai wafat di salib demi keselamatan kami. Semoga salib Putra-Mu itu selalu menjadi sumber kekuatan pada saat kami mengalami penderitaan dan menjadi pendorong bagi kami untuk berempati terhadap penderitaan sesama. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (3:1-11)

"Untuk segala sesuatu di bawah langit ada waktunya."

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1-2.3-4)
1.. Terpujilah Tuhan, Gunung batuku! Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung.
2. Ya Tuhan, apakah manusia itu, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Manusia tak ubahnya seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang berlalu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.  
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-22)

"Engkaulah Kristus dari Allah. Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."

Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, "Kata orang banyak siapakah Aku ini?" Mereka menjawab, "Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit." Yesus bertanya lagi, "Menurut kalian, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, "Engkaulah Kristus dari Allah." Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa pun. Ia lalu berkata, "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

”Engkaulah Mesias dari Allah.” Perikop ini adalah versi Lukas atas pengakuan Petrus di Kaisaria, Filipi, tentang siapa itu Yesus. Bagi Matius penginjil, pengakuan ini membuat Simon menjadi Petrus: si Batu Karang, dasar dari Gereja Kristus. Bagi Lukas, ini merupakan suatu peristiwa yang penting untuk Yesus maupun para murid. Setelah tinggal cukup lama bersama Yesus dan melihat apa yang Dia lakukan, Simon Petrus berbicara untuk semua orang yang percaya bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah. Jawaban yang Petrus berikan tentu jauh lebih dalam dari jawaban orang tentang Yesus, karena mereka sendiri mengalami hidup bersama Yesus dari dekat.

Namun, mengenal Yesus sebagai Mesias dari Allah tidaklah cukup kalau hanya dilandasi oleh kebesaran dan keagungan karya yang Dia lakukan di tengah mereka. Tidak seperti apa yang secara populer diketahui orang tentang seorang Mesias, Yesus harus menderita dan dibunuh. Hanya oleh kematian dan kebangkitan-Nya Yesus sungguh menjadi Mesias dari Allah. Sengsara dan salib adalah bagian integral dari ke-Mesias-an Yesus. Banyak orang yang mewartakan karya agung Allah, namun lupa akan kepedihan salib.

Tuhan Yesus, ajarilah aku mengerti kebesaran cinta Bapa dalam hidup ini lewat salib dan penderitaan-Mu. Amin.
Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy