Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
MINGGU BIASA XXIII/B – 9 September 2012
MINGGU BIASA XXIII/B – Minggu, 9
September 2012
Yes 35:4-7a; Yak 2:1-5; Mrk 31:31-37
Setiap orang pasti ingin selamat dan tetap hidup. Buktinya, banyak orang melakukan berbagai upaya untuk melindungi diri,
menghindari bahaya, dan menyembuhkan penyakit. Orang rela melakukan apa saja, meskipun disertai pengorbanan, mempertahankan
hidup, tetap sehat dan selamat.
Bagi kita, orang berimanan Kristiani, harapan akan keselamatan dan
kehidupan itu tidak hanya untuk di dunia ini tetapi juga setelah hidup kita di dunia ini berakhir. Kita tidak hanya menginginkan
keselamatan dan kehidupan di dunia ini tetapi juga mengharapkan keselamatan dan
kehidupan abadi. Bacaan-bacaan hari ini sungguh meneguhkan iman dan pengharapan
kita akan keselamatan dan kehidupan itu.
Dalam bacaan pertama, Nabi Yesaya, meneguhkan dan menghibur umat Israel
yang sedang menderita dan mengharapkan penyelamatan. “Kuatkanlah hatimu, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang
dengan pembalasan dan ganjaran. Ia sendiri datang menyelamatkan umat-Nya” (Yes 35:4). Sabda ini meneguhkan kita juga bahwa
keselamatan dan kehidupan kita dijamin oleh Allah sendiri.
Dalam bacaan Injil, ditegaskan bahwa jaminan keselamatan dari Allah itu terlaksana dalam diri Yesus Kristus, bahkan mencapai puncak, kepenuhan, dan
kesempurnaannya. “Ia menjadikan
segala-galanya baik” (Mrk 7:37a). Yesus, yang dalam Injil
ini dikisahkan menyembuhkan seorang tuli dan bisu sehingga ia dapat mendengar
dan berkata-kata dengan baik, Dia pulalah yang menyelamatkan kita dan
menganugerahkan kehidupan abadi kepada kita melalui sengsara dan wafat-Nya di salib. Sebab, wafat-Nya menghasilkan penebusan
bagi kita dan kebangkitan-Nya membuahkan kebangkitan serta kehidupan abadi bagi
kita.
Bacaan kedua menyampaikan kepada kita, apa syaratnya atau bagaimana caranya supaya kita bisa mengalami dan menerima keselamatan yang
dinjanjikan Tuhan itu. “Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin
oleh dunia ini untuk menjadi kaya
dalam iman, dan ahli waris Kerajaan Allah yang telah dijanjikan-Nya kepada
siapa saja yang mengasihi Dia”
(Yak 2:5).
Pertama-tama, kita diselamatkan dan dianugerahi
hidup kekal karena kita memang dipilih
oleh Tuhan untuk menerima anugerah itu dan kita mau dipilih oleh-Nya. Maka,
keselamatan dan kehidupan itu
merupakan anugerah Tuhan bagi kita. Kalau saat ini kita menjadi pengikut Kristus (baca: menjadi
Katolik), itu karena Tuhan memilih kita dan kita menanggapinya. Karena kita menanggapi panggilan Tuhan untuk beriman kepada-Nya
dan kita mau mengikuti Dia serta menjadi murid-Nya, kita akan menjadi ahli
waris Kerajaan Allah, yakni menerima anugerah keselamatan.
Kedua, untuk menerima anugerah keselamatan
dan kehidupan dari Tuhan, kita juga harus berani dianggap miskin oleh dunia
untuk menjadi kaya dalam iman. Apa artinya? Menjadi miskin berarti menyadari
dan menempatkan diri bahwa kita ini tidak punya apa-apa. Semua yang kita “miliki” ini adalah anugerah Tuhan. Kesadaran dan sikap yang demikian, akan semakin menyuburkan
iman kita karena kita akan lebih mudah bersyukur
dan sungguh mengandalkan serta menggantungkan hidup kita sepenuhnya
kepada Tuhan. Inilah yang dimaksud kaya dalam iman.
Ketiga, kita akan menjadi ahli waris Kerajaan
Allah yang dijanjikan itu, jika kita mengasihi
Tuhan. Mengasihi Allah ini tidak cukup dengan kegiatan-kegiatan rohani
(doa, Ekaristi, Adorasi, membaca Kitab Suci, dll). Semua itu penting dan harus
kita laksanakan karena akan semakin mendekatkan diri kita dengan Tuhan, Sang
Sumber hidup dan keselamatan kita. Namun, kita juga harus mengimbanginya dengan
perwujudan kasih yang nyata, yaitu dengan mengasihi sesama. Bukankah setiap
orang diciptakan sebagai gambar Allah, sehingga kalau kita sungguh-sungguh
mengasihi Allah, itu berarti kita harus mengasihi Allah
yang tergambar dan hadir dalam diri sesama. Dan, untuk mengasihi sesama ini, St.
Yakobus menegaskan supaya kita tidak pilih kasih. Semua orang harus kita
kasihi. Bahkan mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel harus kita
kasihi secara lebih. Dengan demikian, kita melaksanakan sabda Tuhan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala
sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina
ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40). Maka, Tuhan pun
akan mengajak kita, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh
Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan!” (Mat 25:34).
Demikianlah tiga hal yang merupakan cara/jalan bagi kita untuk menerima anugerah
keselamatan serta kehidupan yang dijanjikan Tuhan kepada kita. Semoga,
inspirasi sabda Tuhan ini semakin memperteguh iman kita, memperkokoh harapan
kita, dan mengobarkan kasih kita kepada Tuhan dan sesama.
Ag. Agus Widodo, Pr
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati