Senin, 10 September 2012 Hari Biasa Pekan XXIII

Senin, 10 September 2012
Hari Biasa Pekan XXIII

“Ajaran mengenai indulgensi (penghapusan siksa dosa) dan penggunaannya di dalam Gereja terkait erat sekali dengan daya guna Sakramen Pengakuan” (Katekismus Gereja Katolik, 1471)


Antifon Pembuka (1Kor 5:7)


Buanglah ragi yang lama, ragi keburukan dan kejahatan, dan jadilah adonan baru.


Doa Pagi


Ya Yesus, Sang Anak Domba Paskah sejati, syukur kepada-Mu karena Engkau telah rela berkorban untuk keselamatan kami. Pada pagi ini kami mohon bantulah kami untuk bertekad memerangi dosa dan kelemahan kami agar kami layak berbahagia bersama-Mu. Amin.


Untuk menghadapi kasus konkret dalam kehidupan jemaat Korintus, Paulus menafsirkan makna ‘roti tak beragi’, yaitu kemurnian dan kebenaran. Kasusnya: percabulan, bahkan sudah tingkat parah dan mengerikan, seperti hidup bersama antara anak tiri dan ibu tiri. Penjelasan Paulus mendapatkan dasarnya dari ‘liturgi kurban Anak Domba Paskah’. Sebagai rasul, Paulus telah melaksanakan tugasnya.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:1-8)


"Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus."

Saudara-saudara, ada berita bahwa di antara kalian terdapat percabulan; bahkan percabulan yang begitu rupa yang di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah pun tidak terdapat; yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. Sekalipun demikian, kalian malahan menyombongkan diri. Tidakkah lebih patut kalian berdukacita dan menyingkirkan orang yang berbuat demikian dari tengah-tengah kalian? Sekalipun aku tidak hadir secara badani, namun secara rohani aku hadir, dan aku menjatuhkan hukuman atas orang yang berbuat demikian, seakan-akan aku hadir di tengah kalian. Jadi bila kita, kalian bersama dengan aku, berkumpul dalam Roh dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, orang itu harus kita serahkan kepada Iblis dalam nama Tuhan Yesus, sehingga tubuhnya binasa, tetapi rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Maka tidak baiklah kalian menyombongkan diri. Tidak tahukah kalian, bahwa ragi yang sedikit saja dapat meresapi seluruh adonan? Maka buanglah ragi yang lama, supaya kalian menjadi adonan yang baru, sebab kalian memang tidak beragi. Sebab Kristus, Anak Domba Paskah kita sudah disembelih. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, melainkan dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Tuhan, bimbinglah aku dalam keadilan-Mu.
Ayat. (Mzm 5:5-6.7.12)

1. Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.
2. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.
3. Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; karena Engkau, akan bersukarialah orang-orang yang mengasihi nama-Mu.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Sejak semula, hari Sabat dimaksudkan untuk istirahat dan umat bisa memuji Allah. Adat istiadat Yahudi melindungi Sabat sedemikian ketat, hingga banyak larangan yang sulit dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari. Yesus ingin menunjukkan bentuk memuji Allah dalam praktik hidup, yakni melakukan kebaikan dengan menolong sesama yang menderita sakit. Ini suatu tindakan brilian, bukan pelanggaran aturan semula Sabat.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:6-11)


"Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat."

Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, agar mereka mendapat alasan untuk menyalahkan Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Ia berkata kepada orang yang mati tangan kanannya, “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri di tengah. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Aku bertanya kepada kalian: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau membinasakannya?” Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu, “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu mengulurkan tangannya dan sembuhlah ia. Maka meluaplah amarah ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus melakukan kebaikan pada hari Sabat. Ia menyembuhkan seorang yang mati tangan kanannya. Hal itu dilakukan-Nya karena rasa cinta-Nya yang mendalam. Ia datang untuk menyelamatkan manusia. Sebaliknya, orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang taat hukum secara buta, tidak setuju dengan tindakan Yesus. Hukum dibuat untuk manusia demi penghayatan iman dan cinta yang semakin mendalam. Kita perlu terus merefleksikan apa yang mendasari kita untuk menaati sebuah hukum atau peraturan.


Doa Malam


Tuhan, Sang Penguasa waktu, malam telah tiba. Kami bersyukur atas sabda-Mu yang menyembuhkan sehingga hari ini kami Kauberi kesempatan untuk berbuat baik, meski banyak tantangan yang kami hadapi. Terima kasih ya Tuhan. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy