Membaca Kitab Suci Bersama Keluarga
Keluarga yang terkasih,
September telah tiba, dengan banyak kesibukan kembali terasa. Bulan
ini Gereja mengajak kita membaca Kitab Suci dengan lebih
bersungguh-sungguh. Kita diajak menemukan kegembiraan sabda Tuhan
melalui mujizat-mujizat yang dibuat-Nya. Apakah bagi keluarga kita ini
kabar gembira?
Keluarga-keluarga yang terkasih, seperangkat alat rohani berupa Kitab
Suci, rosario, buku doa, dan Puji Syukur kadang tergeletak dan jarang
tersentuh. Kita memilikinya sebagai kelengkapan “asset” sebagai orang
Kristiani-Katolik. “Yang penting sudah ada di rumah.”, begitu kita
berpikir. Sangat sayang, kalau sarana rohani, sarana Tuhan menyampaikan
kehendak dan kebijaksanaan-Nya hanya menjadi tumpukan barang saja.
Apakah kita memang membutuhkan Sabda Tuhan dalam hidup keluarga kita?
Menurut tuntunan Bulan Kitab Suci, membaca Kitab Suci yang baik salah
satunya adalah dengan cara Lectio Divina. Melalui pembacaan (Lectio),
usaha memahami (meditatio), menanggapi dengan doa (oratio), memperdalam
lagi secara rohani (contemplatio), untuk kemudian kita lakukan dalam
kehidupan (Actio). Semua itu mempunyai satu tujuan, agar Sabda Allah
menjadi bagian yang menyatu dengan hidup kita, dan bukan hanya menjadi
pengetahuan akal budi saja.
Memahami mukjizat dalam keluarga barangkali dapat kita tempuh dengan
memahami begitu banyaknya berkat yang kita terima di dalam keluarga kita
masing-masing. Bukankah berkat Tuhan sangat melimpah dalam hidup kita
yang nyata sehari-hari? Penyembuhan demi penyembuhan dari penyakit kecil
sampai penyakit besar dan berat pun kita alami. Penerangan batin,
melalui pertobatan salah satu anggota keluarga juga menjadi kegembiraan
tersendiri. Anda semua pasti juga pernah mengalami bagaimana keluarga
diselamatkan dari suatu marabahaya, bukan?
Bertambahnya ilmu pengetahuan dan meluasnya penjelasan-penjelasan
masuk akal dan logis membuat segala sesuatu menjadi lebih transparan
sekarang ini. Hal-hal yang sebelumnya benar-benar luar biasa dan aneh,
sekarang menjadi hal biasa, karena “bisa dijelaskan”. Beberapa hal yang
luar biasa biasanya justru membuat kita mudah menjadi percaya pada
Tuhan, akan tetapi, kalau hal-hal itu makin dirasionalisasi, tentu
mengurangi kemudahan kita bertemu Tuhan. Penjelasan akan kenyataan dunia
kita pun sebenarnya tidak sepenuhnya jelas. Berbahagialah mereka yang
tidak melihat namun percaya (Yohanes 20:29)
Keluarga-keluarga KAJ yang terkasih, seiring dengan pola rasional dan
logis itu, beberapa keluarga di antara kita begitu sulit menemukan
jalan keluar bagi permasalahan keluarganya. Tuhan memberi begitu banyak
kemungkinan bagi kita untuk berharap kepada-Nya, Allah Yang Maharahim
itu, untuk diikutsertakan, diberi tempat untuk campur tangan, dan
memberkati. Jika kita memberi tempat di hati kita untuk semakin percaya
adanya Tuhan yang mengasihi kita mengatasi segala kesulitan dan masalah.
Melalui doa, kita selalu bisa berkomunikasi dengan-Nya.
Bukan hanya meminta yang kita ajukan sebagai doa, melainkan terutama
rasa syukur. Sebab melalui rasa syukur, kita telah menerima dan
mengembalikan rasa itu kepada Allah yang memberi. Iman yang dewasa bukan
hanya ditandai dengan kepandaian meminta, melainkan ketulusan dan
kesadaran untuk berterima kasih atas Allah yang menyediakan semuanya
bagi keluarga kita. Paulus berdoa bagi kita “Hendaklah damai sejahtera
Kristus memerintah dalam hatimu,.., dan bersyukurlah.”(Kolose 3:15)
Mengajak bersyukur atas berkat-berkat kecil adalah satu cara mujarab
untuk belajar mengenali kehadiran-Nya. Meskipun tampaknya alami, bisa
dijelaskan dan biasa, kalau anak-anak dan seluruh keluarga diajak
bersyukur, mereka akan tahu bahwa semua kegembiraan dan tantangan itu
ada dalam rencana baik Allah kita. Semakin banyak alasan untuk
bersyukur, semakin kuat iman dalam keluarga kita juga. Jika Anda menemui
kesulitan berdoa, barangkali karena Anda ingin sesuatu yang
spektakuler, luarbiasa. Tuhan kita hadir dalam keluarga melalui hal-hal
yang biasa dan sederhana
Mari mengajak pasangan kita, anak-anak, dan sanak keluarga untuk
mengalami mukjizat Allah melalui pendalaman mujizat Yesus yang ditulis
dalam Kitab Suci. Kiranya iman kita bersama ditumbuhkan, didewasakan,
melalui pengenalan kan Allah-Imanuel, yang menyertai kita setiap saat.
Salam Keluarga Kudus Nazareth
Rm. Alexander Erwin MSF