Senin, 22 Oktober: Hari Biasa Pekan XXIX (H).
Ef 2:1-10; Mzm 100:2.3.4.5; Luk 12: 13-21.
Tak bisa dipungkiri, pikiran kita sering berkutat untuk terus mengejar “harta duniawi”. Tak ada yang salah dengan itu! Namun Yesus menandaskan: “Berjaga-jagalah dan waspadalah dengan segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu.” Melalui perumpamaan tentang orang kaya yang berlimpah hasil tanahnya dan terus menumpuk untuk dirinya sendiri demi kepuasan jiwanya, Yesus dengan keras mengingatkan bahwa terhadap orang kaya seperti itu, Allah akan berkata: “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti?” Begitulah kalau kita cuma asyik menumpuk “harta duniawi” dan lupa memberikan “harta” yang tepat bagi jiwa. Agaknya, kita memang harus berjuang untuk menjadi kaya di hadapan Allah, bukan di hadapan manusia!
Selasa, 23 Oktober: Hari Biasa Pekan XXIX (H).
Ef 2:12-22; Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14; Luk 12:35-38
Yesus mengajarkan supaya pinggang para murid-Nya tetap berikat (berjaga-jaga, siap sedia) dan pelita tetap menyala (hidup selalu bersinar), supaya saat tuan datang dan mengetok pintu, para murid segera membuka pintu bagi sang tuan. Yesus menyebut para hamba yang selalu berjaga-jaga dan siap sedia ini sebagai orang yang berbahagia, karena pada saat tuannya datang, sang tuan akan menjamu dan melayani mereka. Berjaga-jaga berarti semakin memperkuat diri dengan iman yang dalam, harapan yang pasti, dan kasih yang ikhlas. Itu semua akan menjadi perisai yang dapat membuat kita bertahan dalam cobaan dan godaan, yang kemudian mengantar kita pada kehidupan yang berkelimpahan.
Rabu, 24 Oktober: Hari Biasa Pekan XXIX (H).
Ef 3:2-12; MT Yes 12:2-3.4bcd.5-6; Luk 12:39-48
Sebagai murid-murid Yesus kita semua adalah pengurus rumah yang diangkat khusus untuk melaksanakan tugas memberikan makanan pada waktunya kepada hamba-hamba lain. Kita disebut berbahagia, jika pada saat Anak Manusia datang, nyatanya kita sedang menjalankan tugas itu. Sebaliknya, jika pada saat Anak Manusia datang, kita asyik bersenang-senang dan lupa akan tugas itu, kita akan senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Dan yang perlu diingat, kita tidak tahu kapan itu waktunya. Yesus mengatakan: ”Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.” Maka, jelas sudah, kalau mau sungguh berbahagia, ”pelita” kita harus menyala setiap saat, tugas ”memberi makan” itu harus senantiasa kita jalankan di sepanjang hidup kita. Nah, tengoklah di sekitar kita, adakah hamba-hamba-Nya yang membutuhkan ”makanan” dari kita? Selamat melaksanakan tugas!
Kamis, 25 Oktober: Hari Biasa Pekan XXIX (H).
Ef 3:14-21; Mzm 33:1-2.4-5.11-12.18-19; Luk 12:49-53
Yesus tidak menjanjikan damai dalam arti dunia. Menjadi murid Yesus bahkan bisa mendatangkan ”pertentangan” dari orang-orang sekitar atau ”perang” di mata dunia. Yesus menawarkan kebahagiaan sejati dan kebahagiaan itu dapat kita peroleh dengan keberanian untuk melawan arus dunia. Dibutuhkan sikap tegas untuk berpegang pada jalan Yesus, kendati bisa menimbulkan ”perang”. Inilah yang Yesus maksud saat Ia bicara: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku.” Nah, tetap setiakah kita menjadi murid Yesus?
Jumat, 26 Oktober: Hari Biasa Pekan XXIX (H).
Ef 4:1-6; Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6; Luk 12:54-59.
Dengan segala kemampuan teknologi, manusia mampu meramalkan keadaan bumi cuaca, lalu mempersiapkan segala sesuatu untuk mengantisipasinya. Tetapi terhadap satu hal yang pasti, manusia seringkali lupa, yaitu: kehidupan hanyalah perjiarahan menuju tempat tinggal abadi. Apa yang sudah kita siapkan? Yesus mengumpamakan, jika kita dengan lawan kita dipanggil oleh pejabat yang berwenang, kita akan berusaha mengatur strategi supaya kita tidak terseret ke pengadilan. Nah, mengapa kita juga tidak mengatur strategi supaya kita tidak masuk ke ”penjara” kehidupan yang sesungguhnya? Ayo, atur strategi hidup kita, supaya kita dapat menghirup ”alam bebas” sejati dalam surga bahagia.
Sabtu, 27 Oktober: Hari Biasa Pekan XXIX (H).
Ef 4:7-16; Mzm. 122:1-2.3-4a.4b-5; Luk 13:1-9.
Seperti pohon ara yang masih diberi waktu dan kesempatan untuk berbuah, kepada kita juga diberi waktu dan kesempatan untuk bertobat dan menghasilkan buah. Memang, tidak ada kata terlambat, tapi bukan berarti selalu boleh menunda. Sekarang waktunya sebelum tidak ada lagi waktu. Mari berbuah! Biarkan banyak orang menikmati buah-buah kita, karena kalau begitu pada gilirannya kitalah yang akan mendapatkan ”buah yang termanis” untuk kita kecap selama-lamanya.
Minggu, 28 Oktober: Hari Minggu Biasa XXX (H).
Yer 31:7-9; Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ibr 5:1-6; Mrk 10:46-52.
Bartimeus buta. Ia duduk di pinggir jalan. Ketika Yesus lewat, dia berteriak “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Orang-orang menghalanginya, tapi ia berteriak lebih kencang lagi sampai tiga kali. Lalu Yesus pun memenuhi harapannya untuk dapat melihat. Nah, seperti Bartimeus, kita pun mungkin berada dalam keadaan “buta rohani”, tak mampu melihat kebenaran. Kita hanya diam dan masih asyik duduk di “pinggir jalan”. Tengoklah, Yesus pun sedang lewat dalam jalan kehidupan kita. Maukah kita berteriak kepadanya untuk mohon belas kasih-Nya seperti yang dilakukan Bartimeus? Maukah kita untuk tidak mundur supaya dapat bertatap muka dengan Yesus meskipun menghadapi halangan? Jika kita dengan setia mau datang kepada-Nya dan mohon belas kasih-Nya, maka bersiaplah menerima rahmat-Nya untuk “melihat” kebenaran dan beroleh hidup dalam kelimpahan.
Oleh: M. Muliady Wijaya - Paroki Regina Caeli, Pantai Indah Kapuk