Bacaan Harian 29 Oktober - 04 November 2012
Senin, 29 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Ef 4:32-5:8; Mzm 1:1-2.3.4.6; Luk 13:10-17.
Di sebuah rumah ibadat, Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang sudah delapan belas tahun diikat oleh iblis. Hal itu membuat kepala rumah ibadat menjadi gusar, karena hari itu adalah hari Sabat. Kata Yesus: “Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?” Dengan mengatakan itu, Yesus mau mengajarkan kepada kita bahwa perbuatan baik atas dasar kasih demi nilai-nilai kehidupan harus dimenangkan ketimbang taat buta pada peraturan. Begitulah kehidupan! Selalu mengandung pilihan! Dalam menghadapi pilihan, Yesus mau supaya kita menomorsatukan perbuatan kasih demi nilai-nilai kehidupan, betapapun itu mengandung resiko. Kalau tidak demikian, kita sama dengan orang munafik yang dikecam Yesus.
Selasa, 30 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Ef 5:21-33; Mzm 128:1-2.3.4-5; Luk 13:18-21.
Kerajaan Allah seumpama biji sesawi yang kecil tetapi dapat bertumbuh menjadi pohon yang besar, tempat burung-burung bersarang pada cabang-cabangnya. Sejajar dengan itu,Yesus juga mengumpamakan Kerajaan Allah itu seperti ragi secuil yang diadukkan dalam tepung terigu dan akan membuat tepung terigu itu berkembang. Begitulah! Hal-hal kecil yang kita lakukan dengan tekun demi Kerajaan Allah, pada saatnya akan membawa dampak yang mendatangkan kebaikan bagi diri kita sendiri dan bagi banyak orang sekitar. Kekuatannya terletak bukan pada kita, tetapi pada kuasa yang berasal dari Allah sendiri, yang menyertai setiap perbuatan yang mewujudkan nilai-nilai Kerajaan-Nya. Mari bertekun melakukan perbuatan-perbuatan kecil untuk Kerajaan-Nya. Lalu kecaplah hidup yang bermakna bagi orang-orang sekitar.
Rabu, 31 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Ef 6:1-9; Mzm 145:10-11.12-13ab.13cd-14; Luk 13:22-30.
Kerajaan Allah yang mendatangkan hidup kelimpahan itu bukan hanya soal hidup abadi di surga, tetapi sungguh-sungguh dapat kita nikmati saat ini dan di sini. Kita akan mengalami Kerajaan Allah yang membahagiakan itu jika kita menjadikan Allah sebagai Raja yang bertahta dalam hidup kita; membiarkan Dia saja yang memimpin langkah-langkah hidup kita. Namun, itu bukan soal mudah! Yesus mengingatkan: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.” Ya, memang jalan menuju Kerajaan Allah sesak dan sempit; sementara begitu banyak jalan lebar dan pintas yang tampak menawarkan yang indah-indah. Akankah kita terus bertekun untuk berjuang dengan setia menjadikan Allah sebagai Raja dalam hidup kita? Mampukah kita memanggul salib dan menyangkal diri untuk sungguh-sungguh mengikuti Dia? Inilah tantangan untuk hidup bahagia!
Kamis, 01 November: Hari Raya Semua Orang Kudus (P).
Why 7:2-4.9-14; Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6; 1Yoh 3:1-3; Mat 5:1-12a.
Pada Hari Raya Semua Orang Kudus ini, kita diingatkan bahwa kita dipanggil untuk menjadi kudus dengan setia menjalankan tugas perutusan kita, yaitu menghadirkan wajah Kristus dalam hidup sehari-hari dimana pun kita berada. Itu artinya, kita berjuang mewujudkan ajaran-ajaran-Nya. Dengan begitulah kita akan menjadi bagian dari orang-orang kudus yang berbahagia. Bacaan hari ini memperdengarkan tentang Delapan Sabda Bahagia. Mari kita memahami dengan tepat: orang-orang bagaimanakah yang disebut Yesus berbahagia? Mengapa? Lalu tugas kita adalah mengusahakan supaya kita beroleh hidup yang sungguh kudus dan sungguh bahagia itu.
Catatan:
1. Dalam rangka “Hari Raya Mengenang Arwah Semua Orang Beriman” (tgl. 2 November), setiap orang Kristen dapat memperoleh indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal.
2. Caranya: mengunjungi makam dan/atau mendoakan arwah orang yang meninggal,
• yang menjalankan setiap hari dari tgl. 01 – 08 November memperoleh indulgensi penuh;
• yang menjalankan pada hari-hari lain, memperoleh indulgensi sebagian.
Jumat, 02 November: Jumat Pertama - Peringatan Arwah Semua Orang Beriman.
2Mak 12:43-46; Mzm 130:11-2.3-4.5-6a.6-7.8; 1Kor 15:12-34; Yoh. 6:37-40.
Murid-murid Yesus adalah suatu communio, yaitu persekutuan orang beriman. Dalam persekutuan ini, ada orang-orang beriman yang hidupnya sudah berbahagia, yaitu mereka yang berada di surga menikmati Perjamuan Anak Domba; ada juga yang sedang menderita menjalani pemurnian di api penyucian; dan ada pula yang sedang berziarah menuju kesempurnaan, yaitu kita semua yang masih di dunia. Adalah tugas kita sebagai anggota communio untuk mendoakan arwah-arwah mereka yang masih menderita di api penyucian. Maka, pada peringatan arwah semua orang beriman ini, marilah kita mendoakan anggota keluarga, sahabat dan kenalan yang telah meninggal supaya mereka boleh mengalami kebahagiaan surgawi. Sekaligus dengan itu, kita pun kembali diingatkan supaya hidup kita pun terarah pada Perjamuan Abadi. Maka, sebelum datang waktu kita menghadap ke haribaan-Nya, marilah kita saat ini sungguh-sungguh datang kepada-Nya.
Sabtu, 03 November: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Flp 1:18b-26; Mzm 42:2.3.5bcd; Luk 14:1.7-11.
Seperti umumnya manusia, kita cenderung bertindak mencari pujian, mengutamakan diri, dan sombong akan kemampuan diri. Maka, kalau harga diri kita dicela, kita pun “sakit hati” dan mungkin siap “membalas”; kalau perbuatan baik kita tidak dilihat, kita pun merasa tidak dihargai dan menjadi malas untuk kembali berbuat baik; dan lain sebagainya yang menunjukkan betapa kita seringkali “tinggi hati”. Yesus hari ini mengajarkan untuk rendah hati. Rendah hati artinya rela dan siap sedia mengutamakan kepentingan orang lain, mendahulukan orang lain dan tidak selalu berpusat pada diri sendiri. Dengan sikap itulah kita ditinggikan oleh-Nya. Yesus berkata: “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Minggu, 04 November: Hari Minggu Biasa XXXI (H).
Ul 6:2-6; Mzm 18:2-3a.3bc-4.47.51ab; Ibr 7:23-28; Mrk 12:28b-34.
Hukum yang utama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatan. Itu artinya, mengasihi Allah secara total, tidak setengah-setengah. Lalu, hukum yang kedua adalah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Artinya, kasih akan Allah yang total itu harus terwujud pula dalam kasih terhadap sesama. Dan ingatlah, Yesus menandaskan: ”Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini.” Kalau begitu, apa pun yang kita lakukan haruslah mengarah pada hukum yang utama itu: demi kasih akan Allah dan sesama! Nah, kenyataannya, kecenderungan manusia adalah meremehkan hukum itu dan terus berkutat dengan dasar hukum yang dibuat sendiri, yaitu: mementingkan diri sendiri, menomorsatukan hal materi.
Senin, 29 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Ef 4:32-5:8; Mzm 1:1-2.3.4.6; Luk 13:10-17.
Di sebuah rumah ibadat, Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang sudah delapan belas tahun diikat oleh iblis. Hal itu membuat kepala rumah ibadat menjadi gusar, karena hari itu adalah hari Sabat. Kata Yesus: “Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?” Dengan mengatakan itu, Yesus mau mengajarkan kepada kita bahwa perbuatan baik atas dasar kasih demi nilai-nilai kehidupan harus dimenangkan ketimbang taat buta pada peraturan. Begitulah kehidupan! Selalu mengandung pilihan! Dalam menghadapi pilihan, Yesus mau supaya kita menomorsatukan perbuatan kasih demi nilai-nilai kehidupan, betapapun itu mengandung resiko. Kalau tidak demikian, kita sama dengan orang munafik yang dikecam Yesus.
Selasa, 30 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Ef 5:21-33; Mzm 128:1-2.3.4-5; Luk 13:18-21.
Kerajaan Allah seumpama biji sesawi yang kecil tetapi dapat bertumbuh menjadi pohon yang besar, tempat burung-burung bersarang pada cabang-cabangnya. Sejajar dengan itu,Yesus juga mengumpamakan Kerajaan Allah itu seperti ragi secuil yang diadukkan dalam tepung terigu dan akan membuat tepung terigu itu berkembang. Begitulah! Hal-hal kecil yang kita lakukan dengan tekun demi Kerajaan Allah, pada saatnya akan membawa dampak yang mendatangkan kebaikan bagi diri kita sendiri dan bagi banyak orang sekitar. Kekuatannya terletak bukan pada kita, tetapi pada kuasa yang berasal dari Allah sendiri, yang menyertai setiap perbuatan yang mewujudkan nilai-nilai Kerajaan-Nya. Mari bertekun melakukan perbuatan-perbuatan kecil untuk Kerajaan-Nya. Lalu kecaplah hidup yang bermakna bagi orang-orang sekitar.
Rabu, 31 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Ef 6:1-9; Mzm 145:10-11.12-13ab.13cd-14; Luk 13:22-30.
Kerajaan Allah yang mendatangkan hidup kelimpahan itu bukan hanya soal hidup abadi di surga, tetapi sungguh-sungguh dapat kita nikmati saat ini dan di sini. Kita akan mengalami Kerajaan Allah yang membahagiakan itu jika kita menjadikan Allah sebagai Raja yang bertahta dalam hidup kita; membiarkan Dia saja yang memimpin langkah-langkah hidup kita. Namun, itu bukan soal mudah! Yesus mengingatkan: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.” Ya, memang jalan menuju Kerajaan Allah sesak dan sempit; sementara begitu banyak jalan lebar dan pintas yang tampak menawarkan yang indah-indah. Akankah kita terus bertekun untuk berjuang dengan setia menjadikan Allah sebagai Raja dalam hidup kita? Mampukah kita memanggul salib dan menyangkal diri untuk sungguh-sungguh mengikuti Dia? Inilah tantangan untuk hidup bahagia!
Kamis, 01 November: Hari Raya Semua Orang Kudus (P).
Why 7:2-4.9-14; Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6; 1Yoh 3:1-3; Mat 5:1-12a.
Pada Hari Raya Semua Orang Kudus ini, kita diingatkan bahwa kita dipanggil untuk menjadi kudus dengan setia menjalankan tugas perutusan kita, yaitu menghadirkan wajah Kristus dalam hidup sehari-hari dimana pun kita berada. Itu artinya, kita berjuang mewujudkan ajaran-ajaran-Nya. Dengan begitulah kita akan menjadi bagian dari orang-orang kudus yang berbahagia. Bacaan hari ini memperdengarkan tentang Delapan Sabda Bahagia. Mari kita memahami dengan tepat: orang-orang bagaimanakah yang disebut Yesus berbahagia? Mengapa? Lalu tugas kita adalah mengusahakan supaya kita beroleh hidup yang sungguh kudus dan sungguh bahagia itu.
Catatan:
1. Dalam rangka “Hari Raya Mengenang Arwah Semua Orang Beriman” (tgl. 2 November), setiap orang Kristen dapat memperoleh indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal.
2. Caranya: mengunjungi makam dan/atau mendoakan arwah orang yang meninggal,
• yang menjalankan setiap hari dari tgl. 01 – 08 November memperoleh indulgensi penuh;
• yang menjalankan pada hari-hari lain, memperoleh indulgensi sebagian.
Jumat, 02 November: Jumat Pertama - Peringatan Arwah Semua Orang Beriman.
2Mak 12:43-46; Mzm 130:11-2.3-4.5-6a.6-7.8; 1Kor 15:12-34; Yoh. 6:37-40.
Murid-murid Yesus adalah suatu communio, yaitu persekutuan orang beriman. Dalam persekutuan ini, ada orang-orang beriman yang hidupnya sudah berbahagia, yaitu mereka yang berada di surga menikmati Perjamuan Anak Domba; ada juga yang sedang menderita menjalani pemurnian di api penyucian; dan ada pula yang sedang berziarah menuju kesempurnaan, yaitu kita semua yang masih di dunia. Adalah tugas kita sebagai anggota communio untuk mendoakan arwah-arwah mereka yang masih menderita di api penyucian. Maka, pada peringatan arwah semua orang beriman ini, marilah kita mendoakan anggota keluarga, sahabat dan kenalan yang telah meninggal supaya mereka boleh mengalami kebahagiaan surgawi. Sekaligus dengan itu, kita pun kembali diingatkan supaya hidup kita pun terarah pada Perjamuan Abadi. Maka, sebelum datang waktu kita menghadap ke haribaan-Nya, marilah kita saat ini sungguh-sungguh datang kepada-Nya.
Sabtu, 03 November: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Flp 1:18b-26; Mzm 42:2.3.5bcd; Luk 14:1.7-11.
Seperti umumnya manusia, kita cenderung bertindak mencari pujian, mengutamakan diri, dan sombong akan kemampuan diri. Maka, kalau harga diri kita dicela, kita pun “sakit hati” dan mungkin siap “membalas”; kalau perbuatan baik kita tidak dilihat, kita pun merasa tidak dihargai dan menjadi malas untuk kembali berbuat baik; dan lain sebagainya yang menunjukkan betapa kita seringkali “tinggi hati”. Yesus hari ini mengajarkan untuk rendah hati. Rendah hati artinya rela dan siap sedia mengutamakan kepentingan orang lain, mendahulukan orang lain dan tidak selalu berpusat pada diri sendiri. Dengan sikap itulah kita ditinggikan oleh-Nya. Yesus berkata: “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Minggu, 04 November: Hari Minggu Biasa XXXI (H).
Ul 6:2-6; Mzm 18:2-3a.3bc-4.47.51ab; Ibr 7:23-28; Mrk 12:28b-34.
Hukum yang utama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatan. Itu artinya, mengasihi Allah secara total, tidak setengah-setengah. Lalu, hukum yang kedua adalah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Artinya, kasih akan Allah yang total itu harus terwujud pula dalam kasih terhadap sesama. Dan ingatlah, Yesus menandaskan: ”Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini.” Kalau begitu, apa pun yang kita lakukan haruslah mengarah pada hukum yang utama itu: demi kasih akan Allah dan sesama! Nah, kenyataannya, kecenderungan manusia adalah meremehkan hukum itu dan terus berkutat dengan dasar hukum yang dibuat sendiri, yaitu: mementingkan diri sendiri, menomorsatukan hal materi.