| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 17 Oktober 2012 Peringatan Wajib St. Ignatius dari Antiokhia, Uskup dan Martir

 Rabu, 17 Oktober 2012
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Antiokhia, Uskup dan Martir

Kristus, yang duduk di sebelah kanan Bapa dan yang mencurahkan Roh Kudus di dalam Tubuh-Nya, Gereja, kini bertindak melalui Sakramen-sakramen, yang Ia tetapkan untuk membagi-bagikan rahmat-Nya. Sakramen-sakramen adalah tanda-tanda (kata-kata dan tindakan) yang dapat ditangkap oleh panca indera, yang terjangkau untuk kodrat manusia. Berkat karya Kristus dan kuasa Roh Kudus, mereka menghasilkan rahmat yang mereka tandakan. --- Katekismus Gereja Katolik, 1084

Antifon Pembuka (Gal 2:19-20)

Aku disalibkan bersama Kristus. Namun aku hidup, tetapi bukan aku sendiri melainkan Kristuslah yang hidup di dalam diriku. Aku hidup dalam kepercayaan akan Putra Allah, yang mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya bagiku.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahabijaksana, ajarilah kami untuk mengendalikan perkara-perkara duniawi dengan bijaksana dan berdiri teguh dalam Engkau. Semoga teladan Santo Ignatius dari Antiokhia membangkitkan semangat untuk mengejar kesucian. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (3:17-4:1)

Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka yang hidup seperti kami. Sebab, seperti yang telah sering kukatakan kepadamu dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut, dan kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka semata-mata tertuju ke perkara-perkara duniawi. Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga. Dari sana juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, sesuai dengan kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Karena itu, saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan, sukacita dan mahkotaku, berdirilah dengan teguh dalam Tuhan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9.10-11)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan, Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
5. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu apa pun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (bdk Yak 1:12a)
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:24-26)

Menjelang akhir hidup-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku, dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Ignatius adalah murid Santo Yohanes, Rasul dan Pengarang Injil. Ia seorang pribadi yang pandai, saleh dan bijaksana, diangkat menjadi Uskup Antiokhia. Pada masa itu, umat Kristiani dikejar-kejar dan dianiaya oleh kaki-tangan Kaisar Trajanus yang kejam. Bersama Ignatius, banyak umat Kristiani yang ditangkap dan dihadapkan kepada Kaisar yang datang langsung ke kota Antiokhia. Saat itu Kaisar menanyai Ignatius: ”Siapakah engkau, hai orang jahat, yang tidak menaati titahku?” Dengan tenang Ignatius menjawab: ”Janganlah menyebut jahat orang yang membawa Tuhan dalam dirinya. Akulah Ignatius, pemimpin orang-orang yang sekarang berdiri di hadapanmu. Kami semua adalah pengikut Kristus, yang telah disalibkan bagi keselamatan umat manusia. Kristus itulah Tuhan kami dan Ia tetap tinggal dalam hati kami dan menyertai kami.” Jawaban tegas Ignatius ini menimbulkan amarah Kaisar. Ia segera dibelenggu dan disiksa. Tetapi sebagaimana Kristus, Ignatius pun menanggung semua penderitaan itu dengan tabah sambil bersyukur kepada Tuhan karena boleh mengambil bagian dalam penderitaan Kristus. Kepada umatnya, Ignatius selalu menekankan untuk tetap setia pada iman akan Kristus dan tetap tekun berkumpul untuk merayakan Ekaristi kudus. Ignatius lalu dibawa ke Roma dan dimasukkan ke dalam gelanggang binatang buas. Di sana tubuhnya yang suci dicabik-cabik oleh singa-singa lapar, dan darahnya membasahi tanah gelanggang itu bersama ribuan liter darah para martir lainnya yang mati demi kesetiaannya kepada Kristus.

Santo Ignatius dan banyak pengikut Kristus lainnya telah menumpahkan darah kemartiran mereka di hadapan penguasa yang haus kekuasaan, yang buta aksara kebenaran dan cinta kasih, yang pekat dalam kenikmatan dan perbuatan laknat, yang angkuh, sombong dan otoriter. Walau zaman berbeda, situasi dan kondisi mungkin tidak sama, darah kemartiran mengalir juga dalam diri kita. Kita dipanggil untuk berani bersaksi tentang keadilan dan kebenaran di hadapan tirani kekuasan dan penguasa yang angkuh, korup, dan buta aksara cinta.

Doa: Tuhan Yesus, aku mengagungkan darah para martir-Mu yang telah tercurah demi iman kepada-Mu. Berilah aku kekuatan untuk berani menjadi saksi-Mu di zaman ini. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy