| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Surat Kepada Keluarga bulan Oktober 2012: Menghargai Saat-Saat Tuhan

Tuhan ada di mana-mana.
Tuhan ada dalam setiap langkah hidup kita.
Ia selalu ada ketika kita berdoa,
menyembuhkan dan memberkati setiap saat
dengan cinta-Nya yang tanpa syarat.

Keluarga-keluarga Katolik yang terkasih, setiap doa mempunyai kuasa yang besar kalau diimani dengan sungguh. Santo Yakobus, dalam tulisannya, mengatakan “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”(Yak.5:16). Seberapa banyak Anda menghargai doa-doa? Dan bagaimana Anda berdoa?
Beberapa orang mengalami kesulitan dalam hidup doanya. Mereka merasa doa-doa mereka kering dalam rutinitas dan kumpulan-kumpulan doa terumus. Beberapa lain lagi berjuang untuk setia duduk diam di hadapan tabernakel, dalam Gereja, atau di hadapan salib suci. Para orangtua menemui kesulitan untuk mengajak anak-anaknya berdoa bersama. Akan tetapi, beberapa yang lain terus berdoa, dalam ketaatan dan kerinduan, meskipun mengalami kekeringan dan kebosanan juga.

Apakah Allah sulit ditemui? Apakah bagi keluarga kita Tuhan adalah pribadi yang membingungkan? Keluarga-keluarga terkasih, bulan ini kita diajak untuk bersama Maria berdoa kepada Allah. Kita diingatkan untuk membangkitkan lagi semangat hidup rohani bersama Maria, Bunda yang selalu berdoa bersama dan untuk kita semua.

Ketika kita mengalami kesulitan berdoa, tengoklah apa yang ditempuh Maria untuk mengatasi kesulitan hidupnya. Ia mendekatkan diri pada Allah. Peristiwa hidup Maria bukanlah suatu tantangan yang ringan, tetapi Maria malah membuatnya menjadi cara memuliakan Allah. Doa bagi Maria adalah hidup itu sendiri. Ketika keluarga bercerita dan berkisah, Maria menyampaikannya pada Sang Bapa. Ketika hidup membawa “bunga-bunga”, Maria dengan ketulusannya membuat itu semua sebagai acara berbincang-bincang dengan Allah dalam tanya dan sikap terbuka (bandingkan Lukas 1:26-38).

Ada begitu banyak alasan untuk berdoa. Sayangnya, kita terlalu formal menyapa Allah. Lihatlah sekeliling dan pandang wajah anak-anak kita. Apakah mereka sudah cukup aman berada dalam keluarga yang beriman mendalam? Tawuran, kenakalan remaja, free-sex, narkoba, kehamilan di luar nikah, gagal studi, dan kesulitan komunikasi, tentu saja dapat menjadi alasan kita berdoa. Mengapa kita sulit berkata-kata dengan Allah? Apakah Dia amat sulit didekati? Ataukah kita yang terlalu sibuk dengan acara dunia ini?

St. Monika berdoa buat anaknya, Agustinus, dengan segala kepercayaan, dalam kesulitan hidup keluarga, mengembalikan anaknya ke jalan Tuhan. Bukankah banyak orangtua pun sebenarnya mampu melakukan tugas mulia mendoakan anak-anaknya? Kalau orangtua sudah kehilangan pengharapan, putus asa, bahkan tidak lagi percaya, apa yang bisa diberikan untuk anak-anaknya sebagai bekal rohani? Dunia sudah semakin duniawi, padahal yang surgawi selalu ditawarkan dengan murah. Kita tidak akan dapat membeli dunia ini, kecuali kita mencukupkannya dalam hati yang bersyukur dan percaya pada Allah, Bapa yang Mahamurah itu.

Setiap kesempatan adalah doa. Berdoalah senantiasa, karena dunia mulai menjauhkan kita dari hidup rohani. Keheningan jadi amat menyeramkan, karena dikaitkan dengan kesepian. Pendapat ini adalah bohong. Justru kalau kita mencintai keheningan di hadapan Allah, dalam bimbingan Roh Kudus, kita akan menemukan kebijaksanaan yang membebaskan kita dari tindakan ceroboh dan menyesatkan. Ajakan doa bersama dan hening barangkali sulit untuk keluarga Anda, tetapi ini adalah kebutuhan setiap anak-anak Allah: menemukan Dia dalam ketersembunyian-Nya.

Sapalah Tuhan dengan bahasa yang paling intim, dengan hati, dengan kelegaan, supaya kuasa-Nya menjadi semakin nyata. Sebutkan nama pasangan dan anak-anak kita satu persatu, dan mulailah berdoa. Muliakanlah Tuhan dan bersyukurlah atas keluarga kita. Syukuri apa saja yang membuat kita semakin beriman kepada-Nya. Sangat baik kalau kita mencoba merumuskan berkat apa yang telah kita terima. Lalu sampaikanlah permohonan rohani dengan yakin. Misalnya, memohon kesabaran, ketekukan, kebijaksanaan, cinta kasih, atau sukacita. Sampaikan dengan suara cukup terdengar agar pasangan dan anak-anak dapat mendengarnya. Jadikan doa menjadi milik bersama.

Adalah baik mengajar anak-anak sejak kecil untuk berdoa. Berilah kesempatan mereka memimpin acara doa bersama, tanpa evaluasi apapun. Sesingkat apapun, hargailah itu.Silakan menambahkan usulan isi doa tanpa nada mengejek, misalnya beberapa kata, seperti “..dalam nama Yesus, Tuhan kami,..amin”, atau kalimat-kalimat baru lainnya, sehingga pembelajaran iman terjadi dan Anda sebagai orangtua pun semakin kreatif menjadi pengajar-pengajar iman pada anak-anak.

Keluarga-keluarga di KAJ yang terkasih. Maria adalah teladan sempurna dalam hal doa. Ia adalah ibu yang mendoakan setiap keluarga. Meskipun tidak mudah, ajaklah anak-anak untuk sesekali datang dalam doa-doa Rosario lingkungan. Betapapun terbatasnya, anak-anak berhak untuk menikmati hidup rohaninya. Andalah yang bertanggungjawab untuk itu. Jangan jadikan waktu doa hanya sebagai milik orang-orang dewasa, karena anak-anak pun semakin memerlukan Tuhan dalam hidup mereka. Semoga Allah semakin dimuliakan dalam keluarga Anda semua.. amin

Selamat merenungkan..
Keluarga Kudus memberkati kita semua.

Rm. Alexander Erwin, MSF

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy