Tuhan ada di mana-mana.
Tuhan ada dalam setiap langkah hidup kita.
Ia selalu ada ketika kita berdoa,
menyembuhkan dan memberkati setiap saat
dengan cinta-Nya yang tanpa syarat.
Keluarga-keluarga
Katolik yang terkasih, setiap doa mempunyai kuasa yang besar kalau
diimani dengan sungguh. Santo Yakobus, dalam tulisannya, mengatakan
“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan,
supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan,
sangat besar kuasanya.”(Yak.5:16). Seberapa banyak Anda menghargai
doa-doa? Dan bagaimana Anda berdoa?
Beberapa
orang mengalami kesulitan dalam hidup doanya. Mereka merasa doa-doa
mereka kering dalam rutinitas dan kumpulan-kumpulan doa terumus.
Beberapa lain lagi berjuang untuk setia duduk diam di hadapan
tabernakel, dalam Gereja, atau di hadapan salib suci. Para orangtua
menemui kesulitan untuk mengajak anak-anaknya berdoa bersama. Akan
tetapi, beberapa yang lain terus berdoa, dalam ketaatan dan kerinduan,
meskipun mengalami kekeringan dan kebosanan juga.
Apakah
Allah sulit ditemui? Apakah bagi keluarga kita Tuhan adalah pribadi
yang membingungkan? Keluarga-keluarga terkasih, bulan ini kita diajak
untuk bersama Maria berdoa kepada Allah. Kita diingatkan untuk
membangkitkan lagi semangat hidup rohani bersama Maria, Bunda yang
selalu berdoa bersama dan untuk kita semua.
Ketika
kita mengalami kesulitan berdoa, tengoklah apa yang ditempuh Maria
untuk mengatasi kesulitan hidupnya. Ia mendekatkan diri pada Allah.
Peristiwa hidup Maria bukanlah suatu tantangan yang ringan, tetapi Maria
malah membuatnya menjadi cara memuliakan Allah. Doa bagi Maria adalah
hidup itu sendiri. Ketika keluarga bercerita dan berkisah, Maria
menyampaikannya pada Sang Bapa. Ketika hidup membawa “bunga-bunga”,
Maria dengan ketulusannya membuat itu semua sebagai acara
berbincang-bincang dengan Allah dalam tanya dan sikap terbuka
(bandingkan Lukas 1:26-38).
Ada
begitu banyak alasan untuk berdoa. Sayangnya, kita terlalu formal
menyapa Allah. Lihatlah sekeliling dan pandang wajah anak-anak kita.
Apakah mereka sudah cukup aman berada dalam keluarga yang beriman
mendalam? Tawuran, kenakalan remaja, free-sex, narkoba, kehamilan
di luar nikah, gagal studi, dan kesulitan komunikasi, tentu saja dapat
menjadi alasan kita berdoa. Mengapa kita sulit berkata-kata dengan
Allah? Apakah Dia amat sulit didekati? Ataukah kita yang terlalu sibuk
dengan acara dunia ini?
St.
Monika berdoa buat anaknya, Agustinus, dengan segala kepercayaan, dalam
kesulitan hidup keluarga, mengembalikan anaknya ke jalan Tuhan.
Bukankah banyak orangtua pun sebenarnya mampu melakukan tugas mulia
mendoakan anak-anaknya? Kalau orangtua sudah kehilangan pengharapan,
putus asa, bahkan tidak lagi percaya, apa yang bisa diberikan untuk
anak-anaknya sebagai bekal rohani? Dunia sudah semakin duniawi, padahal
yang surgawi selalu ditawarkan dengan murah. Kita tidak akan dapat
membeli dunia ini, kecuali kita mencukupkannya dalam hati yang bersyukur
dan percaya pada Allah, Bapa yang Mahamurah itu.
Setiap
kesempatan adalah doa. Berdoalah senantiasa, karena dunia mulai
menjauhkan kita dari hidup rohani. Keheningan jadi amat menyeramkan,
karena dikaitkan dengan kesepian. Pendapat ini adalah bohong. Justru
kalau kita mencintai keheningan di hadapan Allah, dalam bimbingan Roh
Kudus, kita akan menemukan kebijaksanaan yang membebaskan kita dari
tindakan ceroboh dan menyesatkan. Ajakan doa bersama dan hening
barangkali sulit untuk keluarga Anda, tetapi ini adalah kebutuhan setiap
anak-anak Allah: menemukan Dia dalam ketersembunyian-Nya.
Sapalah
Tuhan dengan bahasa yang paling intim, dengan hati, dengan kelegaan,
supaya kuasa-Nya menjadi semakin nyata. Sebutkan nama pasangan dan
anak-anak kita satu persatu, dan mulailah berdoa. Muliakanlah Tuhan dan
bersyukurlah atas keluarga kita. Syukuri apa saja yang membuat kita
semakin beriman kepada-Nya. Sangat baik kalau kita mencoba merumuskan
berkat apa yang telah kita terima. Lalu sampaikanlah permohonan rohani
dengan yakin. Misalnya, memohon kesabaran, ketekukan, kebijaksanaan,
cinta kasih, atau sukacita. Sampaikan dengan suara cukup terdengar agar
pasangan dan anak-anak dapat mendengarnya. Jadikan doa menjadi milik
bersama.
Adalah
baik mengajar anak-anak sejak kecil untuk berdoa. Berilah kesempatan
mereka memimpin acara doa bersama, tanpa evaluasi apapun. Sesingkat
apapun, hargailah itu.Silakan menambahkan usulan isi doa tanpa nada
mengejek, misalnya beberapa kata, seperti “..dalam nama Yesus, Tuhan
kami,..amin”, atau kalimat-kalimat baru lainnya, sehingga pembelajaran
iman terjadi dan Anda sebagai orangtua pun semakin kreatif menjadi
pengajar-pengajar iman pada anak-anak.
Keluarga-keluarga
di KAJ yang terkasih. Maria adalah teladan sempurna dalam hal doa. Ia
adalah ibu yang mendoakan setiap keluarga. Meskipun tidak mudah, ajaklah
anak-anak untuk sesekali datang dalam doa-doa Rosario lingkungan.
Betapapun terbatasnya, anak-anak berhak untuk menikmati hidup rohaninya.
Andalah yang bertanggungjawab untuk itu. Jangan jadikan waktu doa hanya
sebagai milik orang-orang dewasa, karena anak-anak pun semakin memerlukan Tuhan dalam hidup mereka. Semoga Allah semakin dimuliakan dalam keluarga Anda semua.. amin
Selamat merenungkan..
Keluarga Kudus memberkati kita semua.
Rm. Alexander Erwin, MSF