Bacaan Harian 05 - 11 November 2012
Senin, 05 November: Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Flp 2:1-4; Mzm 131:1.2.3; Luk 14:12-14.
JALAN BERBUAT BAIK. Bila kita mengadakan suatu pesta atau perayaan, siapakah yang kita undang untuk datang ke pesta kita itu? Yang pasti kita akan mengundang kerabat dekat, kolega, rekanan bisnis dan pihak-pihak lain yang menurut kita wajib dan pantas untuk hadir. Jika kita mengundang mereka saat kita mengadakan pesta, demikian pula nanti mereka biasanya akan mengundang kita bila mereka berpesta. Ini adalah “hukum” duniawi. Namun Yesus berpesan lain di dalam bacaan Injil hari ini. Dia meminta kita justru mengundang orang-orang yang tergolong lemah, miskin dan papa, terpinggirkan dan cacat. Yesus mengingatkan kita bahwa di hadapan Allah semua manusia adalah sama. Pesan ini menyambung bahwa kita juga harus menaruh kepedulian dan belas kasih yang tulus kepada mereka yang kurang beruntung.
Selasa, 06 November: Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Flp 2:5-11; Mzm 22:26b-27.28-30a.31-32; Luk 14:15-24.
UNDANGAN TUHAN. Kita ini memang suka berdalih. Apapun profesi kita selalu ada saja alasan untuk menolak suatu ajakan yang menurut kita tidak nyaman untuk diikuti. Mungkin sah-sah saja apabila ajakan itu adalah ajakan untuk berbuat jahat. Namun ternyata bukan hanya itu. Bahkan saat Tuhan mengundang kita untuk datang ke pesta-Nya, kitapun berdalih macam-macam. Mulai dari urusan keluarga, urusan pekerjaan dan urusan-urusan yang “mendadak penting”. Kita meminta maaf kepada Tuhan, mohon Tuhan untuk memahami keadaan kita dan rengekan-rengekan lainnya. Kita sering menomorsekiankan undangan Tuhan. Tuan rumah berkata “rumahku harus penuh” (ayat 23b). Jadi saat kita menolak undangan Tuhan, maka jangan salahkan Dia bila Dia akan mengundang yang lain, karena kita tidak mau berkomitmen untuk hadir dalam undangan-Nya.
Rabu, 07 November: Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Flp 2:12-18; Mzm 27:1.4.13-14; Luk 14:25-33.
KOMITMEN TOTAL. Injil Lukas hari ini mengisahkan tentang dua perumpamaan yaitu (1) orang yang ingin membangun sebuah menara harus membuat anggaran belanja dan (2) raja yang ingin pergi berperang harus mempertimbangkan kekuatan pihaknya. Saat itu orang banyak mengikuti Yesus dalam perjalanan dari Galilea menuju Yerusalem. Ada pandangan yang keliru terhadap diri Yesus. Orang berpikir bahwa Dia adalah seorang penguasa dunia yang sedang berada di dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mendirikan kerajaan-Nya. Mereka ingin berada di sana bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Namun di Yerusalem Yesus justru menderita sengsara sampai wafat di kayu salib. Oleh karena itu Yesus memperingatkan para pengikut-Nya bahwa mereka harus menghitung “harga” pemuridan sebelum mereka menyerahkan hidup mereka kepada Yesus seperti kedua perumpamaan itu. Bagaimana dengan Anda?
Kamis, 08 November: Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Flp 3:3-8a; Mzm 105:2-3.4-5.6-7; Luk 15:1-10.
SUKACITA SURGA. Pernahkah anda kehilangan barang yang sangat berharga? Ada perasaan marah, sedih, bingung yang bercampur aduk. Namun saat barang itu ditemukan kembali maka timbullah perasaan sukacita yang luar biasa. Demikian juga dengan Bapa di surga. Dia akan mencari satu domba yang tersesat meskipun mempunyai domba-domba lainnya. Perhatian-Nya tertuju pada satu dirham yang lenyap dari antara sembilan dirham yang masih tersisa. Semua itu dilakukan-Nya karena kasih-Nya kepada kita semua. Yesus diutus untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Dialah jalan untuk sampai kepada Bapa. Kita sebagai murid Kristus mempunyai tugas yang sama yaitu mencari ‘domba’ dan ‘dirham’ yang hilang. Kita harus menunjukkan kepada mereka jalan kepada Allah melalui Yesus, agar sukacita yang besar terjadi di surga karena satu orang yang hilang telah ditemukan kembali. Karena satu orang berdosa telah bertobat dan datang kepada Bapa.
Jumat, 09 November: Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran (P).
Yeh 47:1-2.8-9.12 atau 1Kor 3:9b-11.16-17; Mzm 46:2-3.5-6.8-9; Yoh 2:13-22.
BAIT ALLAH. Yesus marah. Mengapa? Apakah Dia sudah kehilangan belas kasihan? Kemarahan tidak selalu harus ditafsirkan sebagai wujud hilangnya belas kasihan. Yesus marah karena Bait Allah sudah menjadi tempat “perampasan terselubung” dalam peraturan dan kewajiban keagamaan. Para pejabatnya telah memanipulasi peraturan dan kewajiban keagamaan untuk memeras dan merampas uang demi keuntungan mereka pribadi. Oleh karena penyimpangan tersebut, maka Ibadat kurban dan penyembahan di Bait Allah yang dibuat dan diatur oleh manusia itu harus diakhiri. Yesus telah menggantikan dengan diri-Nya sebagai perantara manusia dengan Allah. Kita pun adalah Bait-Nya yang kudus.
Sabtu, 10 November: Peringatan Wajib St. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja (P).
Flp. 4:10-19; Mzm. 112:1-2,56,8a,9; Luk. 16:9-15; atau dr RUybs
PERKARA KECIL. Ingin dipakai Tuhan? Setialah pada perkara-perkara yang kecil (Luk 16:10). Apa maksudnya? Daud tidak diperhitungkan oleh Isai, ayahnya. Saat ada pesta besar di mana Nabi Tuhan datang, Daud malah disuruh menggembalakan kambing domba yang hanya dua tiga ekor saja (I Sam 17:28), tetapi dia setia melakukannya. Dan justru dia yang dipilih Tuhan untuk diurapi, bukan kakak-kakaknya. (I Sam 16:11-12). Dalam perjalanan karirnya Daud bekerja di istana raja yang megah yang tentunya mempunyai prestise tinggi, gaji besar dan fasilitas yg memadai. Namun dia masih pulang dari istana untuk menggembalakan domba ayahnya (I Saml 17:15). Setia pada perkara kecil akan berujung "promosi" dari Tuhan sendiri. Bersediakah Anda ?
Minggu, 11 November: Hari Minggu Biasa XXXII (H).
1Raj 17:10-16; Mzm 146:7.8-9a.9bc-10; Ibr 9:24-28; Mrk 12:38-44 (Mrk 12:41-44).
PERSEMBAHAN. Setiap hari Minggu saat tangan kita menggenggam uang dan memasukkannya ke kantong kolekte, mungkin kita berpikir bahwa pemberian kita sudah cukup layak, sudah cukup banyak. Benarkah demikian? Yesus berkata lain. Seorang janda miskin yang memberikan persembahan dua peser disebutkan bahwa dia memberi lebih banyak dari yang lain, yang mungkin sebagian adalah orang kaya. Hati janda ini dipenuhi oleh ketulusan yang mendorong dia memberikan persembahannya. Baginya Allah jauh lebih berharga dari dua peser uang yang dipunyainya. Teladan dari sang janda miskin ini seharusnya menginsipirasi kita saat kita memberikan persembahan. Apakah ada ketulusan yang mengalir dari dalam hati kita saat memberikan persembahan?
URSULA ANN - PAROKI REGINA CAELI PANTAI INDAH KAPUK
Senin, 05 November: Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Flp 2:1-4; Mzm 131:1.2.3; Luk 14:12-14.
JALAN BERBUAT BAIK. Bila kita mengadakan suatu pesta atau perayaan, siapakah yang kita undang untuk datang ke pesta kita itu? Yang pasti kita akan mengundang kerabat dekat, kolega, rekanan bisnis dan pihak-pihak lain yang menurut kita wajib dan pantas untuk hadir. Jika kita mengundang mereka saat kita mengadakan pesta, demikian pula nanti mereka biasanya akan mengundang kita bila mereka berpesta. Ini adalah “hukum” duniawi. Namun Yesus berpesan lain di dalam bacaan Injil hari ini. Dia meminta kita justru mengundang orang-orang yang tergolong lemah, miskin dan papa, terpinggirkan dan cacat. Yesus mengingatkan kita bahwa di hadapan Allah semua manusia adalah sama. Pesan ini menyambung bahwa kita juga harus menaruh kepedulian dan belas kasih yang tulus kepada mereka yang kurang beruntung.
Selasa, 06 November: Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Flp 2:5-11; Mzm 22:26b-27.28-30a.31-32; Luk 14:15-24.
UNDANGAN TUHAN. Kita ini memang suka berdalih. Apapun profesi kita selalu ada saja alasan untuk menolak suatu ajakan yang menurut kita tidak nyaman untuk diikuti. Mungkin sah-sah saja apabila ajakan itu adalah ajakan untuk berbuat jahat. Namun ternyata bukan hanya itu. Bahkan saat Tuhan mengundang kita untuk datang ke pesta-Nya, kitapun berdalih macam-macam. Mulai dari urusan keluarga, urusan pekerjaan dan urusan-urusan yang “mendadak penting”. Kita meminta maaf kepada Tuhan, mohon Tuhan untuk memahami keadaan kita dan rengekan-rengekan lainnya. Kita sering menomorsekiankan undangan Tuhan. Tuan rumah berkata “rumahku harus penuh” (ayat 23b). Jadi saat kita menolak undangan Tuhan, maka jangan salahkan Dia bila Dia akan mengundang yang lain, karena kita tidak mau berkomitmen untuk hadir dalam undangan-Nya.
Rabu, 07 November: Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Flp 2:12-18; Mzm 27:1.4.13-14; Luk 14:25-33.
KOMITMEN TOTAL. Injil Lukas hari ini mengisahkan tentang dua perumpamaan yaitu (1) orang yang ingin membangun sebuah menara harus membuat anggaran belanja dan (2) raja yang ingin pergi berperang harus mempertimbangkan kekuatan pihaknya. Saat itu orang banyak mengikuti Yesus dalam perjalanan dari Galilea menuju Yerusalem. Ada pandangan yang keliru terhadap diri Yesus. Orang berpikir bahwa Dia adalah seorang penguasa dunia yang sedang berada di dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mendirikan kerajaan-Nya. Mereka ingin berada di sana bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Namun di Yerusalem Yesus justru menderita sengsara sampai wafat di kayu salib. Oleh karena itu Yesus memperingatkan para pengikut-Nya bahwa mereka harus menghitung “harga” pemuridan sebelum mereka menyerahkan hidup mereka kepada Yesus seperti kedua perumpamaan itu. Bagaimana dengan Anda?
Kamis, 08 November: Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Flp 3:3-8a; Mzm 105:2-3.4-5.6-7; Luk 15:1-10.
SUKACITA SURGA. Pernahkah anda kehilangan barang yang sangat berharga? Ada perasaan marah, sedih, bingung yang bercampur aduk. Namun saat barang itu ditemukan kembali maka timbullah perasaan sukacita yang luar biasa. Demikian juga dengan Bapa di surga. Dia akan mencari satu domba yang tersesat meskipun mempunyai domba-domba lainnya. Perhatian-Nya tertuju pada satu dirham yang lenyap dari antara sembilan dirham yang masih tersisa. Semua itu dilakukan-Nya karena kasih-Nya kepada kita semua. Yesus diutus untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Dialah jalan untuk sampai kepada Bapa. Kita sebagai murid Kristus mempunyai tugas yang sama yaitu mencari ‘domba’ dan ‘dirham’ yang hilang. Kita harus menunjukkan kepada mereka jalan kepada Allah melalui Yesus, agar sukacita yang besar terjadi di surga karena satu orang yang hilang telah ditemukan kembali. Karena satu orang berdosa telah bertobat dan datang kepada Bapa.
Jumat, 09 November: Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran (P).
Yeh 47:1-2.8-9.12 atau 1Kor 3:9b-11.16-17; Mzm 46:2-3.5-6.8-9; Yoh 2:13-22.
BAIT ALLAH. Yesus marah. Mengapa? Apakah Dia sudah kehilangan belas kasihan? Kemarahan tidak selalu harus ditafsirkan sebagai wujud hilangnya belas kasihan. Yesus marah karena Bait Allah sudah menjadi tempat “perampasan terselubung” dalam peraturan dan kewajiban keagamaan. Para pejabatnya telah memanipulasi peraturan dan kewajiban keagamaan untuk memeras dan merampas uang demi keuntungan mereka pribadi. Oleh karena penyimpangan tersebut, maka Ibadat kurban dan penyembahan di Bait Allah yang dibuat dan diatur oleh manusia itu harus diakhiri. Yesus telah menggantikan dengan diri-Nya sebagai perantara manusia dengan Allah. Kita pun adalah Bait-Nya yang kudus.
Sabtu, 10 November: Peringatan Wajib St. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja (P).
Flp. 4:10-19; Mzm. 112:1-2,56,8a,9; Luk. 16:9-15; atau dr RUybs
PERKARA KECIL. Ingin dipakai Tuhan? Setialah pada perkara-perkara yang kecil (Luk 16:10). Apa maksudnya? Daud tidak diperhitungkan oleh Isai, ayahnya. Saat ada pesta besar di mana Nabi Tuhan datang, Daud malah disuruh menggembalakan kambing domba yang hanya dua tiga ekor saja (I Sam 17:28), tetapi dia setia melakukannya. Dan justru dia yang dipilih Tuhan untuk diurapi, bukan kakak-kakaknya. (I Sam 16:11-12). Dalam perjalanan karirnya Daud bekerja di istana raja yang megah yang tentunya mempunyai prestise tinggi, gaji besar dan fasilitas yg memadai. Namun dia masih pulang dari istana untuk menggembalakan domba ayahnya (I Saml 17:15). Setia pada perkara kecil akan berujung "promosi" dari Tuhan sendiri. Bersediakah Anda ?
Minggu, 11 November: Hari Minggu Biasa XXXII (H).
1Raj 17:10-16; Mzm 146:7.8-9a.9bc-10; Ibr 9:24-28; Mrk 12:38-44 (Mrk 12:41-44).
PERSEMBAHAN. Setiap hari Minggu saat tangan kita menggenggam uang dan memasukkannya ke kantong kolekte, mungkin kita berpikir bahwa pemberian kita sudah cukup layak, sudah cukup banyak. Benarkah demikian? Yesus berkata lain. Seorang janda miskin yang memberikan persembahan dua peser disebutkan bahwa dia memberi lebih banyak dari yang lain, yang mungkin sebagian adalah orang kaya. Hati janda ini dipenuhi oleh ketulusan yang mendorong dia memberikan persembahannya. Baginya Allah jauh lebih berharga dari dua peser uang yang dipunyainya. Teladan dari sang janda miskin ini seharusnya menginsipirasi kita saat kita memberikan persembahan. Apakah ada ketulusan yang mengalir dari dalam hati kita saat memberikan persembahan?
URSULA ANN - PAROKI REGINA CAELI PANTAI INDAH KAPUK