Bacaan Harian 24 - 30 Desember 2012
Senin, 24 Desember: Hari Biasa Khusus Adven (U).
Pagi: 2Sam 7:1-5.8b-12.16; Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Luk 1:67-79.
Kidung Zakharia, dalam bacaan Injil hari ini, merupakan ungkapan puji syukur Zakharia atas karya Allah padanya dan Elisabet, istrinya. Allah telah menjawab keraguannya dan Elisabet mengenai lahirnya keturunan dari mereka. Bahkan lebih dari itu, Allah telah memilih anak mereka, Yohanes Pembaptis, sebagai nabi yang mempersiapkan jalan untuk kedatangan Putra-Nya ke dunia. Kiranya melalui bacaan Injil ini kita sebagai orang beriman yang kadang ragu akan perhatian dan kasih Allah diingatkan bahwa Tuhan senantiasa memperhatikan dan berkarya di dalam kehidupan kita umat-Nya. Semoga kita selalu menyadari hal itu karena rahmat sekecil apa pun dari-Nya akan menjadi luar biasa bagi diri kita kalau kita mau dan mampu menyadari dan mensyukurinya.
MASA NATAL
Sore: Vigili Hari Raya Natal (P).
Yes 62:1-5; Mzm 89:4-5.16-17.27.29; Kis 13:16-17.22-25; Mat 1:1-25
Dari silsilah Yesus yang diturunkan Matius, tampaklah bahwa Yesus adalah keturunan Yehuda. Keluarga Yehuda mengalami penantian yang panjang untuk sampai pada Mesias yang dinantikan. Penantian itu membutuhkan kesetiaan dan kesabaran. Inilah makna hidup dalam pengharapan
Selasa, 25 Desember: Hari Raya Natal (P).
Malam: Yes 9:1-6; Mzm 96:1-2a.2b-3.11-12.13; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14.
Fajar: Yes 62:11-12; Mzm 97:1.6.11-12; Tit 3:4-7; Luk 2:15-20.
Siang: Yes 52:7-10; Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4.5-6; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18.
Hari ini kita merayakan kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus di dunia. Ia telah lahir di dunia dan bahkan menyertai kita sampai akhir zaman. Kiranya kita sebagai umat-Nya belajar dari para gembala yang mendapat kabar dari para malaikat mengenai kelahiran Yesus, yakni bersegera mencari dan menjumpai Tuhan. Terkadang kita, secara sadar ataupun tidak sadar, sibuk atau menyibukkan diri dengan berbagai hal. Semoga kita selalu rindu dan berusaha menyempatkan diri untuk mencari dan menemukan kehendak-Nya di dalam pergumulan hidup kita, sehingga memang Dialah yang selalu menuntun dan menyertai hidup kita.
Rabu, 26 Desember: Pesta St Stefanus, Martir Pertama (M).
Kis 6:8-10.7:54-59, Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17; Mat 10:17-22
Melalui St. Stefanus, kita melihat bagaimana kemartirannya sebagai pengikut Kristus telah memberikan pengalaman yang mendorong perubahan bagi Paulus yang menjadi saksi kematiannya. Paulus kemudian menjadi ujung tombak penyebaran iman Kristen sampai ke seluruh dunia, sama seperti pesan Yesus terakhir sebelum terangkat ke surga, “wartakanlah Injil sampai ke ujung bumi”. Kemartiran zaman ini sudah mengambil bentuk yang berbeda. Kemartiran zaman ini membutuhkan bukan darah tetapi pengendalian diri kita, mati raga kita terhadap segala nafsu dan dorongan kita kepada kejatuhan kepada dosa. Maka dari itu baiklah kita bertanya dalam diri kita masing-masing: siapkah aku bermatiraga dalam hidup sehingga hidupku mampu menjadi kesaksian kemartiran yang menumbuhkan iman banyak orang yang berjumpa denganku?
Kamis, 27 Desember: Pesta St Yohanes, Rasul dan Penulis Injil (P).
1Yoh 1:1-4; Mzm 97:1-2.5-6.11-12; Yoh 20:2-8.
Hari ini kita semua mengenangkan Pesta Yohanes pengarang Injil. Pengarang Injil adalah mereka yang mendapat ilham Roh Allah sendiri dalam menuliskan Injil yang adalah juga Kabar Gembira kepada semua orang. Kini kita ditantang oleh Yohanes untuk juga berani menjadi pengarang Injil seperti dia dengan cara membuka diri kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan menuliskan Injil yang indah dalam perjalanan hidup kita. Untuk mampu melakukan ini kuncinya hanya satu, yaitu: mendengarkan Allah yang menggerakkan seluruh kehidupan kita. Marilah kita mohon kekuatan Tuhan supaya kita setia mendengarkan kehendakNya dalam kehidupan kita.
Jumat, 28 Desember: Pesta Kanak-Kanak Suci, Martir (M).
1Yoh 1:5-2:2; Mzm 124:2-3.4-5.7b-8; Mat 2:13-18.
Bacaan-bacaan hari ini menggambarkan dunia yg penuh dengan kebobrokan dan kekejaman. Baru beberapa hari Yesus lahir tapi sudah harus menjadi pengungsi akibat kekejaman Raja Herodes yang saat itu membunuh banyak anak bayi dengan harapan bahwa Yesus adalah salah satu diantara para bayi tersebut. Darah dari anak-anak kecil tersebut telah memberikan kesaksian tentang Mesias, Sang Juruselamat, yang datang ke dunia. Jika anak-anak tersebut menumpahkan darahnya untuk menyambut Mesias, kira-kira tindakan nyata apa yang mampu kita lakukan saat ini untuk menyambut Mesias dalam hidup kita?
Sabtu, 29 Desember: Hari Kelima dalam Oktaf Natal (P).
1Yoh 2:3-11; Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6; Luk 2:22-35.
Dalam tradisi Yahudi, setelah genap umur, anak sulung akan dipersembahkan kepada Allah di kenisah, karena setiap anak sulung dipandang sebagai milik Allah. Persembahan tersebut dapat diartikan sebagai pengakuan manusia atas Allah yang memiliki kehidupan kita sekaligus kesempatan bagi kita untuk mendapatkan hidup baru dan keselamatan yang datang dari Allah sendiri. Yesus yang dipersembahkan kepada Allah di kenisah ini mau memberikan teladan kepada kita sebagai umat beriman bahwa hidup kita, pekerjaan kita, atau apa pun yang kita buat pada saat ini haruslah kita tujukan atau persembahkan pada Allah sendiri. Dengan begitu kita pun masuk dalam rencana keselamatan yang Allah kerjakan di dunia ini. Maka saat ini menjadi kesempatan bagi kita untuk melihat apakah kita sudah mempersembahkan hidup kita bagi Allah?
Minggu, 30 Desember: Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf (P).
1Sam 1:20-22.24-28; Mzm 84:2-3.5-6.9-10; 1Yoh 3:1-2.21-24; Luk 2:41-52.
Hilangnya Yesus membuat kedua orangtuanya sangat cemas dan khawatir. Siapapun pasti akan mengalami kekhawatiran yang sama jika mendapati anaknya hilang. Tetapi yang mengejutkan adalah perkataan Yesus, “Tidakkah engkau tahu bahwa aku harus berada di rumah Bapaku?” Maria dengan segala perasaan yang berkecamuk di dalam hatinya hanya menyimpan semua itu di dalam hatinya dan tidak memarahi Yesus. Perbuatan Yesus kerapkali selalu misterius dan tidak bisa ditebak dengan pikiran manusia. Namun dengan meneladani iman Maria, kita sebetulnya diajak untuk memperdalam kualitas hidup kerohanian kita. Percaya bahwa Tuhan mempunyai maksud tertentu dalam setiap kejadian yang kita alami, dan ingatlah bahwa jawabannya tidak instant. Mari kita sama-sama melangkah bersama Maria.
Oleh: Fr. Vincentius Rosihan Arifin, Fr. Tiberius Alonzo Jethro, Fr. F.X. Bambang Adi Putranto, Y.L. Indra Kurniawan
Senin, 24 Desember: Hari Biasa Khusus Adven (U).
Pagi: 2Sam 7:1-5.8b-12.16; Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Luk 1:67-79.
Kidung Zakharia, dalam bacaan Injil hari ini, merupakan ungkapan puji syukur Zakharia atas karya Allah padanya dan Elisabet, istrinya. Allah telah menjawab keraguannya dan Elisabet mengenai lahirnya keturunan dari mereka. Bahkan lebih dari itu, Allah telah memilih anak mereka, Yohanes Pembaptis, sebagai nabi yang mempersiapkan jalan untuk kedatangan Putra-Nya ke dunia. Kiranya melalui bacaan Injil ini kita sebagai orang beriman yang kadang ragu akan perhatian dan kasih Allah diingatkan bahwa Tuhan senantiasa memperhatikan dan berkarya di dalam kehidupan kita umat-Nya. Semoga kita selalu menyadari hal itu karena rahmat sekecil apa pun dari-Nya akan menjadi luar biasa bagi diri kita kalau kita mau dan mampu menyadari dan mensyukurinya.
MASA NATAL
Sore: Vigili Hari Raya Natal (P).
Yes 62:1-5; Mzm 89:4-5.16-17.27.29; Kis 13:16-17.22-25; Mat 1:1-25
Dari silsilah Yesus yang diturunkan Matius, tampaklah bahwa Yesus adalah keturunan Yehuda. Keluarga Yehuda mengalami penantian yang panjang untuk sampai pada Mesias yang dinantikan. Penantian itu membutuhkan kesetiaan dan kesabaran. Inilah makna hidup dalam pengharapan
Selasa, 25 Desember: Hari Raya Natal (P).
Malam: Yes 9:1-6; Mzm 96:1-2a.2b-3.11-12.13; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14.
Fajar: Yes 62:11-12; Mzm 97:1.6.11-12; Tit 3:4-7; Luk 2:15-20.
Siang: Yes 52:7-10; Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4.5-6; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18.
Hari ini kita merayakan kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus di dunia. Ia telah lahir di dunia dan bahkan menyertai kita sampai akhir zaman. Kiranya kita sebagai umat-Nya belajar dari para gembala yang mendapat kabar dari para malaikat mengenai kelahiran Yesus, yakni bersegera mencari dan menjumpai Tuhan. Terkadang kita, secara sadar ataupun tidak sadar, sibuk atau menyibukkan diri dengan berbagai hal. Semoga kita selalu rindu dan berusaha menyempatkan diri untuk mencari dan menemukan kehendak-Nya di dalam pergumulan hidup kita, sehingga memang Dialah yang selalu menuntun dan menyertai hidup kita.
Rabu, 26 Desember: Pesta St Stefanus, Martir Pertama (M).
Kis 6:8-10.7:54-59, Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17; Mat 10:17-22
Melalui St. Stefanus, kita melihat bagaimana kemartirannya sebagai pengikut Kristus telah memberikan pengalaman yang mendorong perubahan bagi Paulus yang menjadi saksi kematiannya. Paulus kemudian menjadi ujung tombak penyebaran iman Kristen sampai ke seluruh dunia, sama seperti pesan Yesus terakhir sebelum terangkat ke surga, “wartakanlah Injil sampai ke ujung bumi”. Kemartiran zaman ini sudah mengambil bentuk yang berbeda. Kemartiran zaman ini membutuhkan bukan darah tetapi pengendalian diri kita, mati raga kita terhadap segala nafsu dan dorongan kita kepada kejatuhan kepada dosa. Maka dari itu baiklah kita bertanya dalam diri kita masing-masing: siapkah aku bermatiraga dalam hidup sehingga hidupku mampu menjadi kesaksian kemartiran yang menumbuhkan iman banyak orang yang berjumpa denganku?
Kamis, 27 Desember: Pesta St Yohanes, Rasul dan Penulis Injil (P).
1Yoh 1:1-4; Mzm 97:1-2.5-6.11-12; Yoh 20:2-8.
Hari ini kita semua mengenangkan Pesta Yohanes pengarang Injil. Pengarang Injil adalah mereka yang mendapat ilham Roh Allah sendiri dalam menuliskan Injil yang adalah juga Kabar Gembira kepada semua orang. Kini kita ditantang oleh Yohanes untuk juga berani menjadi pengarang Injil seperti dia dengan cara membuka diri kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan menuliskan Injil yang indah dalam perjalanan hidup kita. Untuk mampu melakukan ini kuncinya hanya satu, yaitu: mendengarkan Allah yang menggerakkan seluruh kehidupan kita. Marilah kita mohon kekuatan Tuhan supaya kita setia mendengarkan kehendakNya dalam kehidupan kita.
Jumat, 28 Desember: Pesta Kanak-Kanak Suci, Martir (M).
1Yoh 1:5-2:2; Mzm 124:2-3.4-5.7b-8; Mat 2:13-18.
Bacaan-bacaan hari ini menggambarkan dunia yg penuh dengan kebobrokan dan kekejaman. Baru beberapa hari Yesus lahir tapi sudah harus menjadi pengungsi akibat kekejaman Raja Herodes yang saat itu membunuh banyak anak bayi dengan harapan bahwa Yesus adalah salah satu diantara para bayi tersebut. Darah dari anak-anak kecil tersebut telah memberikan kesaksian tentang Mesias, Sang Juruselamat, yang datang ke dunia. Jika anak-anak tersebut menumpahkan darahnya untuk menyambut Mesias, kira-kira tindakan nyata apa yang mampu kita lakukan saat ini untuk menyambut Mesias dalam hidup kita?
Sabtu, 29 Desember: Hari Kelima dalam Oktaf Natal (P).
1Yoh 2:3-11; Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6; Luk 2:22-35.
Dalam tradisi Yahudi, setelah genap umur, anak sulung akan dipersembahkan kepada Allah di kenisah, karena setiap anak sulung dipandang sebagai milik Allah. Persembahan tersebut dapat diartikan sebagai pengakuan manusia atas Allah yang memiliki kehidupan kita sekaligus kesempatan bagi kita untuk mendapatkan hidup baru dan keselamatan yang datang dari Allah sendiri. Yesus yang dipersembahkan kepada Allah di kenisah ini mau memberikan teladan kepada kita sebagai umat beriman bahwa hidup kita, pekerjaan kita, atau apa pun yang kita buat pada saat ini haruslah kita tujukan atau persembahkan pada Allah sendiri. Dengan begitu kita pun masuk dalam rencana keselamatan yang Allah kerjakan di dunia ini. Maka saat ini menjadi kesempatan bagi kita untuk melihat apakah kita sudah mempersembahkan hidup kita bagi Allah?
Minggu, 30 Desember: Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf (P).
1Sam 1:20-22.24-28; Mzm 84:2-3.5-6.9-10; 1Yoh 3:1-2.21-24; Luk 2:41-52.
Hilangnya Yesus membuat kedua orangtuanya sangat cemas dan khawatir. Siapapun pasti akan mengalami kekhawatiran yang sama jika mendapati anaknya hilang. Tetapi yang mengejutkan adalah perkataan Yesus, “Tidakkah engkau tahu bahwa aku harus berada di rumah Bapaku?” Maria dengan segala perasaan yang berkecamuk di dalam hatinya hanya menyimpan semua itu di dalam hatinya dan tidak memarahi Yesus. Perbuatan Yesus kerapkali selalu misterius dan tidak bisa ditebak dengan pikiran manusia. Namun dengan meneladani iman Maria, kita sebetulnya diajak untuk memperdalam kualitas hidup kerohanian kita. Percaya bahwa Tuhan mempunyai maksud tertentu dalam setiap kejadian yang kita alami, dan ingatlah bahwa jawabannya tidak instant. Mari kita sama-sama melangkah bersama Maria.
Oleh: Fr. Vincentius Rosihan Arifin, Fr. Tiberius Alonzo Jethro, Fr. F.X. Bambang Adi Putranto, Y.L. Indra Kurniawan