Sebelum menjadi murid Yesus, Yohanes menjadi murid Yohanes Pembaptis, kemudian Yesus memanggil dia bersama Petrus dan Andreas. Menurut tradisi Rasul Yohanes, ia kemudian dikenal sebagai penulis dari “karya-karya Yohanes” di dalam Perjanjian Baru yakni: Injil Yohanes, ketiga surat Yohanes dan Wahyu.
Yohanes memiliki tempat terkemuka dalam kelompok para rasul. Petrus, Yakobus, dan Yohanes adalah saksi-saksi kebangkitan putri Yairus (Mrk 5:37), peristiwa transfigurasi (Mat 17:1) dan penderitaan Yesus di Taman Getsemani (Mat 26:37). Hanya dia dan Petrus yang diutus oleh Yesus ke kota untuk mempersiapkan Perjamuan Terakhir (Luk 22:8). Menurut tradisi dia adalah murid lain yang bersama dengan Petrus mengikuti Yesus ketika ditahan di Istana Imam Besar (Yoh 18:15). Yohanes sendiri tetap tinggal dekat Sang Guru terkasih pada kaki salib di puncak Kalvari bersama dengan ibu Yesus dan wanita-wanita saleh lainnya. Dia menerima Maria yang bersedih sebagai perintah terakhir Yesus. Setelah kebangkitan Yesus, Yohanes dan Petrus adalah murid-murid yang cepat-cepat pergi ke kuburan dan Yohanes adalah murid pertama yang percaya bahwa Yesus sungguh bangkit (Yoh 20:2-10).
Ketika kemudian Yesus menampakkan diri di Danau Genesaret, Yohanes adalah yang pertama dari ketujuh murid yang hadir, yang mengenali Gurunya berdiri di tepi danau (Yoh 21:7). Setelah kenaikan Kristus dan turunnya Roh Kudus, Yohanes mengambil bagian penting bersama Petrus dalam pendirian dan membimbing Gereja. Kita melihat dia bersama Petrus penyembuhan orang pincang di Bait Allah (Kis 3:1-dst). Dia juga dilemparkan ke dalam penjara bersama Petrus (Kis 4:3).
Yohanes hidup hampir seabad lamanya. Ia sendiri tidak wafat sebagai martir, tetapi sungguh ia menempuh hidup yang penuh penderitaan. Ia mewartakan Injil dan menjadi Uskup di Efesus. Di tahun-tahun terakhir hidupnya, ketika ia tidak lagi dapat berkhotbah, para muridnya akan membawanya kepada jemaat Kristiani. Pesannya yang sederhana adalah, “Anak-anakku, kasihilah seorang akan yang lain.” St Yohanes wafat di Efesus sekitar tahun 100.
Inilah rasul teladan bagi kita, umat beriman. Seorang yang sungguh-sungguh setia dalam pengabdian bagi Tuhan dan sesama. Kesetiaan inilah yang membuat Rasul Yohanes mendapat kedudukan istimewa di antara para rasul lainnya. Dunia kita saat ini membutuhkan figur-figur yang setia dalam kehidupan, seorang figur yang setia dalam kehidupan iman. Rasul Yohanes sudah menunjukkan kesetiaan itu: suatu kesetiaan kepada Yesus sampai akhir hayat.
Sri Joni Pasalli, O.Carm / RUAH