| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu Adven I/C – 2 Desember 2012

Minggu Adven I/C – 2 Desember 2012
Yer 33:14-16; 1Tes 3:12-4:2; Luk 21:25-28.34-36

Hari ini kita memulai masa Adven. Masa Adven merupakan masa penantian penuh harapan dan sukacita akan kedatangan Tuhan dan masa persiapan Natal dengan sikap pertobatan. Jadi, suasana yang kita bangun dalam mempersiapkan kedatangan Tuhan adalah pengharapan, sukacita, dan pertobatan.

Sikap tobat yang hendaknya kita hayati selama masa Adven ini adalah seperti yang ditegaskan Yesus dalam bacaan Injil. “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia”. (Luk 21:34-36) Jadi, ada 2 (dua) sikap pokok yang harus kita hayati, yaitu menjaga diri supaya tidak sarat dengan pesta-pora, kemabukan dan kepentingan-kepentingan duniawi dan berjaga-jaga sambil berdoa.

Pertama, menjaga diri supaya tidak sarat dengan pesta-pora, kemabukan dan kepentingan-kepentingan duniawi. Sebagai orang yang masih hidup di dunia ini, tentu saja kita tidak bisa dan tidak perlu melepaskan diri sama sekali dari kepentingan-kepentingan dan urusan-urusan duniawi. Kita perlu makan, minum, tidur, bekerja cari duit, rekreasi, dan lain-lain. Kita juga membutuhkan barang-barang duniawi untuk mendukung hidup, pekerjaan dan karya pelayanan kita. Kita menggunakan telpon/handphone untuk berkomunikasi. Kita memerlukan sepeda/motor/mobil untuk transpotrasi. Kita menggunakan televisi untuk rekreasi. Kita juga menggunakan komputer/laptop untuk bekerja dan lain-lain. Ada kalanya kita juga perlu mengadakan pesta untuk ulang tahun, syukuran, pernikahan, dan lain-lain.  

Yesus sendiri tidak membenci dan menentang urusan-urusan duniawi dan juga pesta-pesta. Bukankah ia sendiri juga makan dan minum. Ia membayar bea/pajak untuk Bait Allah (Mat 17:27). Bahkan berulang kali, Ia juga hadir dalam pesta, salah satunya pesta nikah di Kana (Yoh 2:1-11). Ketika mengajarkan tentang Kerajaan Allah, Yesus juga menggunakan perumapaan tentang perjamuan (Luk 14:15-24). Yesus tidak membeci barang-barang duniawi. Ia menggunakan kapal/perahu untuk menyeberang danau (Luk 8:22), juga untuk mengajar (Mrk 4:1).

Namun, Ia mengingatkan kita, "Jagalah dirimu, jgn sampai hatimu sarat dg pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi" (Luk 21:34). Penekanannya adalah pada kata SARAT ini. Sarat itu berarti penuh, cenderung berlebihan atau terlalu. Maka, per-ingat-an dari Yesus ini mengajak kita untuk tidak hanya dan tidak terlalu mementingkan dan memburu hal-hal duniawi, entah itu makan dan minum, kerja dan cari duwit, pesta-pesta atau yang lainnya. Menggunakan sarana-sarana seperti telpon/handphone, motor/mobil, televisi, dll tentu saja boleh tetapi jangan berlebihan dan seolah-olah kita tidak bisa lepas dari alat-alat itu. Pesta juga boleh, tapi jangan berlebihan juga, apalagi sampai utang sana utang sini hanya untuk pesta mewah demi gensi dan supaya kelihatan 'wah'. Kerja dan cari duit ya harus kita lakukan sebab kita memang butuh duit untuk makan minum sehari-hari, untuk membayar sekolah/kuliah anak, untuk membayar listrik, arisan, iuran macem-macem, termasuk kolekte. Namun, janganlah kita berlebihan, bekerja terlalu memforsir tubuh dan pikiran kita, apalagi kalau hanya untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya. 

Kedua, berjaga-jaga sambil berdoa. Ini berkaitan erat dengan yang pertama. Di satu sisi, berdoa dengan sungguh-sungguh memerlukan keberanian untuk menarik diri dari kesibukan dan urusan-urusan duniawi. Di sisi lain, doa dan relasi dengan Allah yang intim akan membuat kita lebih berhasil dalam melepaskan diri dari ikatan-ikatan duniawi yang seringkali membelenggu kita. Maka, sungguh pentinglah doa. Itulah makanya, Yesus menekankan “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia”. (Luk 21:36)

Berdasarkan inspirasi bacaan-bacaan hari ini, kiranya kita dapat membuat beberapa niat konkret sebagai wujud pertobatan dan pembaruan diri di masa Adven ini. Pertama, selama masa adven ini, saya akan mengurangi segala macam bentuk kemewahan dan penggunaan barang-barang duniawi. Saya akan mengurangi makan, minum, rokok, jajan, dan penggunaan kendaraan, televisi, handphone, dll. Kedua, mulai sekarang, saya bekerja tidak hanya untuk mendapatkan apalagi menumpuk harta duniawi tetapi untuk mengabdi Tuhan dan melayani sesama sehingga aku tidak mengabaikan hal-hal rohani dan sosial. Ketiga, selama masa Adven ini, aku akan lebih banyak berdoa dan membaca Kitab Suci, baik pribadi maupun bersama dalam keluarga. Aku akan menghidupkan kembali kebiasaan berdoa bersama dalam keluarga, rajin mengikuti kegiatan lingkungan, dan rajin mengikuti Ekaristi (Mingguan, bahkan Harian). Keempat, berdasarkan bacaan kedua, aku berniat untuk semakin mengasihi orang lain (bdk 1Tes 3:12), yang akan aku wujudkan dalam solidaritas Natal dan Aksi natal, baik secara pribadi/keluarga maupun bersama umat lingkunganku.

Selamat memasuki masa Adven. Semoga Adven kali ini sungguh bermakna dan karena berkat Tuhan usaha-usaha pertobatan dan pembaruan diri kita dapat lebih berbuah.

RD. Ag. Agus Widodo

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy