- Umat Kristiani diajak untuk ambil bagian membela dan menyelamatkan keutuhan alam lingkungan hidup. Kekerasan dan kesewenangwenangan terhadap alam tiada lain penodaan terhadap Kasih Allah dan kejahatan terhadap dunia manusia. Oleh karenanya konferensi para Uskup sepakat untuk mendalami suatu pola pastoral berbasis cinta akan keselamatan ekologi.
- Umat Kristiani bekerjasama dengan siapa saja yang berkehendak baik membangun persaudaraan sejati, membangun budaya damai dengan mengatasi sikap intoleran dan konflik kemanusiaan.
- Umat Kristiani menyadari dan menyerukan bahwa KORUPSI merupakan penodaan/pengkianatan terhadap keadilan. Perjuangan dan dukungan terhadap pemberantasan korupsi adalah wujud kasih Natal, sebagaimana solidaritas Tuhan terhadap derita kemiskinan, Yesus yang lahir di kandang Betlehem, solidaritas dengan penderitaan kaum pinggiran.
- Umat Kristiani peka dan sadar bahwa dalam tata sosial kemasyarakatan, rasa keadilan mesti dijaga dengan penegakan hukum secara benar dan adil. Orang yang menghayati Kasih Allah adalah orang yang taat dan menghormati hukum. Kita semua prihatin dengan aneka berita kebobrokan proses penegakan hukum. Umat Kristiani dilarang ambil bagian dalam konspirasi semacam itu.
Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
PESAN RADIO NATAL 2012 - Vikjen Keuskupan Surabaya
Saudara-i para pendengar, yang dikasihi Tuhan,
“Jangan takut, sesungguhnya aku memberitakan kepadamu sukacita yang besar untuk seluruh bangsa”, demikian para malaikat meyakinkan kepada para gembala agar tidak takut atas peristiwa ilahi ini.
Natal bukanlah peristiwa yang menakutkan melainkan peristiwa sukacita; the news of great joy.
Injil mengisahkan demikian karena memang ada pihak-pihak yang
menganggap Natal sebagai ancaman dan menindaklanjuti ketakutan dengan
kekerasan. Sikap Herodes merupakan contoh nyata bagaimana seseorang yang
sungguh takut dan lalu memakai kekerasan untuk membunuh semua anak
anak, benih generasi masa depan, supaya tidak mengganggu keserakahan dan
kesesatan jiwa mereka.
Warta penghiburan ini ditangkap sebagai ancaman bagi kubu Herodes.
Namun ditangkap sebagai pengalaman rohani oleh para gembala. Para
gembala adalah orang kelas bawah, sederhana, kurang berpendidikan, namun
mempunyai keterbukaan hati bagi Firman. Natal menjadi sukacita rohani
dan perayaan kehidupan bersama para malaikat sorgawi bagi orang yang
terbuka hati. Maka bagi para gembala, tiba tiba dalam penglihatan
rohaninya, mereka mengalami bersatu dengan pujian bala tentara sorgawi.
Seluruh dirinya terangkat ke pengalaman ajaib kemuliaan Allah di dalam
hidup keseharian. Sorga dan bumi menyatu dalam kesadaran. Para gembala
sederhana masuk dalam bilangan orang yang berkenan kepada Allah.
Saudara-i para pendengar, yang dikasihi Tuhan,
Dalam kancah kehidupan duniawi sehari hari, seringkali memang tidak
mudah untuk membedakan antara ancaman dan peluang berkat. Namun
sangatlah jelas dan kontras perbedaan buah dari keduanya, ketakutan
terhadap ancaman membuahkan kekerasan, namun keterbukaan hati terhadap peluang berkat membuahkan penyembahan.
Kalau Herodes berangkat menghimpun para algojo untuk melaksakan agenda
kekerasan, sedangkan para gembala berangkat untuk menyembah dan
memuliakan kehadiran Tuhan yang SOLIDER dan penuh KASIH dalam peristiwa
sederhana di kandang Betlehem. Kekerasan dan Natal adalah dua hal yang
bertolakbelakang, terpisah tak terjembatani. Allah yang disembah dalam
Natal adalah Allah yang mengasihi dan membawa damai. Kekerasan tidak pernah dapat dipakai untuk menjumpai Tuhan.
Dunia kita saat ini dipenuhi dengan kekerasan; kekerasan terhadap
sesama manusia, terhadap alam, terhadap kebenaran, terhadap kebebasan,
terhadap solidaritas, terhadap kerukunan, terhadap perbedaan keyakinan
dan bahkan terhadap Tuhan. Dunia saat ini begitu asing dan jauh dari
KASIH.
Saudara-i para pendengar, yang dikasihi Tuhan,
Paus Benedictus XVI, pada Natal tahun 2005, untuk mengawali misinya
sebagai pemimpin rohani Umat Katolik sedunia, beliau menerbitkan
ensikliknya yang pertama yang berjudul Deus Caritas Est (Allah adalah Kasih).
Paus hendak menempatkan semua yang dipikirkan, rencanakan, putuskan dan
lakukan… dengan demikian juga dia harapkan untuk diikuti oleh umat
Kristiani sedunia, yaitu MEWARTAKAN bahwa ALLAH yang benar adalah KASIH.
KASIH adalah ukuran untuk mengetahui apakah Allah yang sedang kita
sembah adalah Allah yang benar. Maka bagi kita menjadi sederhana dan
mudah untuk mengukur diri, Allah yang kita sembah dengan dan dalam
kekerasan, kemarahan dan dendam bukanlah Allah yang benar.
Para pemimpin Umat Katolik dan Kristen yang bersatu dalam
Konferensi Waligereja Indonesia dan Persatuan Gereja-gereja Indonesia
pada Natal Tahun 2012 ini melihat dan menyerukan pentingnya kesadaran
akan Hakekat Allah yang adalah Kasih ini. Judul dari pesan Natal tahun
ini, “ALLAH TELAH MENGASIHI KITA” (1 Yoh4:19).
Saudara-i para pendengar, yang dikasihi Tuhan,
Peristiwa Natal memuat dua hal mendasar, yakni : HAKIKAT dan MISI/tugas perutusan.
Pertama, Apakah Hakikat peristiwa Natal? Natal adalah PERISTIWA INKARNASI KASIH dan SOLIDARITAS ALLAH. Peristiwa yang mewahyukan kebenaran ilahi bagi kita manusia, bahwa ALLAH mengasihi kita. Suatu bentuk Solidaritas Allah.
Solidaritas dan KASIH adalah dua sisi dari satu keping matauang yang sama. Dua hal yang konstitutif/komplementer. Tidak akan terjadi solidaritas sejati tanpa kasih. Dan tidak ada kasih tanpa wujud solidaritas.
Kedua, lalu apa Misi dari Natal. Setelah memahami
hakekat Natal adalah inkarnasi Allah yang mengasihi kita, lalu apa yang
menjadi perutusan kita? Dengan merayakan Natal ini kita diajak untuk BERBUAT KASIH seperti
Tuhan mengasihi kita. Supaya setiap orang yang merayakan Natal juga
Mengasihi seperti Allah. Di titik inilah wujud pertobatan kita tahun
ini. Natal bukan sekedar perayaan pesta namun panggilan berbuat Kasih dan Solider.
Ada empat perutusan yang diserukan para Uskup seluruh Indonesia tahun ini sebagai wujud Kasih dan solidaritas:
Saudara-i para pendengar, yang dikasihi Tuhan,
Pada kesempatan ini saya mengingatkan bahwa di seluruh wilayah
gereja Katolik Keuskupan Surabaya, pada tahun 2013 nanti kita canangkan
sebagai Tahun Kaum Muda dan Kerasulan Kitab Suci. Bapak Uskup, Msgr V Sutikno Wisaksono menghimbau supaya kita semakin serius memperhatikan pendampingan kaum muda supaya kelak mereka menjadi insan pembaharu yang punya integritas iman yang mendalam dan kepribadian tangguh untuk membangun bangsa.
Mengapa juga menjadi Tahun Kitab Suci? Arah Dasar Keuskupan mengamanatkan gerakan cinta akan Kitab Suci. Kitab Suci adalah Surat CINTA Allah kepada manusia. Seperti ditegaskan oleh Santo Hironimus, barangsiapa tidak mengenal Kitab Suci, maka juga tidak mengenal Yesus. Dengan spirit Natal tahun ini, mari kita semakin mewujudkan gerakan Kasih di tengah masyarakat dengan disertai pemahaman dan penghayatan Firman Tuhan secara mendalam. Sehingga setiap insan Kristiani adalah Pelaku Firman, menjadi saksi Kasih Allah bagi sesama.
Akhirnya ,
Saya atas nama Msgr V. Sutikno Wisaksono, pimpinan umat Katolik
Keuskupan Surabaya, beserta seluruh Kuria Keuskupan Surabaya,
mengucapkan selamat Natal 2012 dan Tahun Baru 2013.
Tuhan memberkati.
RD. Ag. Tri Budi Utomo
Vikaris Jenderal Keuskupan Surabaya
www.komunio.org
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati