| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 05 Januari 2013 Hari Biasa Masa Natal

Sabtu, 05 Januari 2013
Hari Biasa Masa Natal

“Kita belum siap untuk perjamuan Bapa! Maka marilah kita mengenali palungan Yesus Kristus Tuhan kita” (St. Agustinus)


Antifon Pembuka (Yes 9:2)

Rakyat yang berjalan dalam kegelapan melihat cahaya terang benderang. Suatu cahaya menyinari mereka yang tinggal di daerah naungan maut.

Doa Pagi

Selamat pagi Yesus, terima kasih atas sabda-Mu yang senantiasa Kausampaikan kepada kami untuk mengingatkan kami akan panggilan untuk saling mengasihi. Semoga Roh-Mu memampukan kami untuk melaksanakannya pada hari ini dengan sepenuh hati. Amin.

Tiga hal yang dibicarakan di sini: Pertama, membenci (saudara) adalah lawan dari kasih. Dengan membenci saudara, dalam arti tertentu kita membunuhnya. Kedua, kasih itu praktis, artinya tidak pernah menutup pintu untuk saudara yang membutuhkan. Ketiga, memiliki kepekaan dalam hati dan jujur pada kebenaran.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:11-21)

Anak-anakku terkasih, inilah berita yang telah kamu dengar dari semula, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; bukan seperti Kain yang berasal dari si jahat dan membunuh adiknya. Apakah sebabnya Kain membunuh adiknya? Sebab segala perbuatannya jahat, sedang perbuatan adiknya benar. Janganlah kamu heran, Saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap berada di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh. Dan kamu tahu, tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup kekal di dalam dirinya. Tetapi kita mengetahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; maka kita pun wajib menyerahkan nyawa untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan, tetapi ia menutup pintu hatinya terhadap saudara itu bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui bahwa kita berasal dari kebenaran, dan kita dapat menghadap Allah dengan hati tenang, sebab jika kita dituduh oleh hati kita, Allah adalah lebih besar daripada hati kita, dan Ia mengetahui segala sesuatu. Saudara-saudaraku terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian penuh iman untuk mendekati Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.

Ayat. (Mzm 100:1-2.3.4.5)

1. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya!
4. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya turun menurun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Inilah hari yang suci! Marilah, hai para bangsa, sujudlah di hadapan Tuhan, sebab cahaya gemilang telah menyinari seluruh muka bumi.

Dalam kisah perjumpaan Natanael dengan Yesus, Yesus memuji Natanael yang dengan jujur mempertanyakan bagaimana dari Nazaret, kampung yang kecil itu bisa datang Mesias. Dan Yesus membuatnya heran ketika Ia telah mengenalnya bahkan sebelum bertemu secara langsung. Dan Natanael akan menyaksikan hal-hal lain yang lebih besar lagi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:43-51)


Sekali peristiwa Yesus memutuskan untuk pergi ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Lalu Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus anak Yusuf dari Nazaret. Kata Natanael kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” kata Filipus kepadanya, “Mari dan lihatlah!” Melihat Natanael datang kepada-Nya, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’ maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada itu.” Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Dengan ketajaman intuisi-Nya, Yesus menyebut Natanael sebagai Israel sejati, tak ada kepalsuan di dalamnya. Israel yang baru adalah Gereja, yaitu kita semua yang percaya kepada Kristus. Kita baru benar-benar menjadi pengikut Kristus yang sejati, jika tidak ada kepalsuan di dalam diri kita. Tak ada kebohongan, tak ada kemunafikan. Ya, tak ada lagi dusta di dalam seluruh diri kita.

Doa Malam


Syukur kepada-Mu Yesus, atas rahmat bimbingan-Mu sepanjang hari ini. Engkau memanggil kami masing-masing untuk tugas tertentu. Ampunilah kami bila masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam melaksanakan tugas dan pelayanan kami hari ini. Amin.
RUAH

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy