| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

SAKRAMEN BAPTIS: Tak terhapus oleh pernyataan publik 'Pindah Agama'

Betapa indahnya upacara Pembaptisan. Seorang pelayan menuangkan air ke atas kepala orang yang dibaptis, dan berkata, "Aku membaptis engkau, dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus." Pembaptisan itu diperlukan untuk keselamatan (1Tim 2:4), baik yang diterimakan secara nyata dalam ritus Pembaptisan atau setidak-tidaknya dalam kerinduan (Kitab Hukum Kanonik, kan 849). 

 Pewartaan Injil membuka pintu kemungkinan bagi seseorang untuk meminta diterimakan Sakramen Baptis. Dengan pewartaan Injil, Gereja membantu orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk dibaptis, menerima Sakramen Baptis. Dalam Sakramen Baptis, seseorang dilahirkan kembali dari air dan Roh, sebagaimana disabdakan Tuhan Yesus, dalam dialog dengan Nikodemus (Yoh 3:5). Sakramen Baptis merupakan sarana yang menjamin langkah seseorang masuk ke dalam persyaratan forma (rumusan doa Tritunggal Mahakudus) dan materia (air yang mengalir atau dicurahkan/dikucurkan) yang dituntut oleh Hukum Gereja (Kan. 849; bdk. Kan. 853; lih. Katekismus Gereja Katolik, 1277). Berikut ini diuraikan beberapa hal yang menunjukkan pentingnya Pembaptisan. 

Pertama, Baptis adalah pintu gerbang Sakramen-sakramen lainnya dalam Gereja (Krisma, Ekaristi, Perkawinan, Imamat, Tobat dan Pengurapan Orang Sakit). Tanpa Pembaptisan, seseorang tidak boleh menerima Sakramen-sakramen tersebut. Bersama dengan Krisma dan Ekaristi, Sakramen Baptis menjadi Sakramen Inisiasi. Hal ini berarti, dengan Sakramen Baptis seseorang masuk menjadi anggota Gereja secara resmi dan sah, yang baginya menjadi awal kehidupan baru di dalam Kristus.
Kedua, dengan Baptis seseorang dibebaskan dari dosa. Pembaptisan membebaskan seseorang dari semua dosa dan semua sanksi akibat dosa. Di dalam diri orang yang dibaptis tidak tersisa apa pun dalam dirinya, yang dapat menghalang-halanginya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Walaupun demikian, dalam diri mereka tetap dapat mengalami penyakit, penderitaan, bahkan kematian fisik. Juga, kecondongan terhadap dosa, yang biasa disebut 'keinginan tak teratur' (concupiscentia) atau 'dapur dosa' (fomes peccati). Namun, siapa yang berjuang dengan benar -- yakni berjuang bersama rahmat Kristus -- akan memperoleh mahkota (2Tim 2:5).
Ketiga, dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah. Pembaptisan adalah pengangkatan seseorang menjadi anak Allah (Gal 4:5-7; bdk. Lumen Gentium, 11). Seorang yang dibaptis mengambil bagian dalam kodrat Allah (2Ptr 1:4). Itulah sebabnya, Baptis merupakan Sakramen yang bermeterai kekal-abadi, tak terhapuskan, juga dengan pernyataan publik "pindah agama" sekalipun. Selain itu, juga menjadi ahli waris Kerajaan Allah, bersama Kristus (Rom 8:18); dan kenisah Roh Kudus (1Kor 6:19). Roh Kudus akan menganugerahkan rahmat pengudusan, daya-daya untuk melakukan kebajikan ilahi, supaya orang mampu meng-imani, berharap dan mencintai Allah. Selain itu, Roh Kudus juga membuat orang sanggup hidup di dalam bimbingan suara hatinya, dan bertumbuh dalam aneka kebaikan. Singkatnya, dengan Pembaptisan seseorang diangkat menjadi anak Allah, menjadi anggota 'tubuh' Kristus dan kenisah Roh Kudus.
Keempat, digabungkan dalam Gereja, Tubuh Kristus. Gereja adalah komunitas orang-orang yang dibaptis; dan Gereja adalah tubuh Kristus. Setelah menjadi anggota Gereja, orang yang dibaptis menjadi milik Kristus (2Kor 5:15). Dari bejana Pembaptisan dilahirkan umat Perjanjian Baru yang unik, yang melintasi batas-batas bangsa, negara dan kebudayaan (1Kor 12:13). Kumpulan-kumpulan orang yang dibaptis membentuk bangunan 'rumah-rohani (1Ptr 2:5) menjadi bangsa terpilih untuk memberitakan karya-karya agung Allah (1Ptr 2:9). Pembaptisan mewajibkan seseorang untuk mengambil bagian secara aktif dalam imamat Kristus, terlibat aktif dalam liturgi Gereja (doa), dan secara meyakinkan menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat (karya). 

Kini, kita memahami betapa luhur Sakramen Baptis itu. Keluhurannya tidak dapat dihapuskan oleh ulah manusia yang plin-plan; yang dengan aneka alasan ingin "meninggalkan" Pembaptisannya. Keluhurannya tak terhapus oleh pernyataan "pindah agama" sekalipun. 

      "Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat."   (Markus 13:13)

"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia."  (Yak 1:12)

Oleh: Rm. Adrian Pristio, O.Carm (RUAH)

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy