Pertemuan II APP Keuskupan Agung Semarang: Tekun dan Setia dalam Pekerjaan

Pertemuan II
 
TEKUN DAN SETIA DALAM PEKERJAAN
 
Intisari Pertemuan
 
Siapa pun dipercaya melakukan setiap pekerjaan. Ada yang bekerja di kantor, ada yang menjadi buruh, pedagang, dsb. Ada juga ibu rumah tangga yang tekun menjalani pekerjaan rutin harian di rumah, menyapu, memasak, bersih-bersih rumah, mencuci. Tidak bisa kita menyebutkan satu per satu karena memang begitu banyak pekerjaan yang dapat dilakukan. Setiap pekerjaan jika kita jalani dan kita laksanakan dengan tekun dan setia pasti akan berbuah banyak. Maka dari itu siapa pun yang dipercaya menyelesaikan setiap pekerjaan sudah sepantasnya menjalaninya dengan tekun dan setia.
 
Tujuan
 
  1. Umat diajak menyadari bahwa kita dipercaya menyelesaikan pekerjaan, entah pekerjaan itu besar entah kecil.
  2. Kita diajak menyelesaikan pekerjaan kita dengan gembira hati, setia, tekun dan teliti serta sabar.
  3. Bisa merasakan setiap pekerjaan merupakan persembahan yang berharga untuk Tuhan.
 
JALANNYA PERTEMUAN
 
PEMBUKAAN
 
Nyanyian Pembuka
 
Tanda Salib dan Salam
 
P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U : Amin
P : Terpujilah nama Tuhan
U : Kini dan selamanya.
 
Pengantar-tobat
 
Doa Pembuka
 
P : Ya Allah yang mahamurah, kami bersyukur kepadaMu karena Engkau telah memberi kesempatan kepada kami untuk mempersembahkan kemampuan kami lewat pekerjaan kami. Semoga karena bantuan rahmat-Mu kami sanggup melaksanakan pekerjaan kami dengan sungguh-sungguh, tekun dan setia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
 
U : Amin
 
Teks: Mat 25:14-30 (salah seorang membacakan)
 
Pokok-pokok permenungan
 
  1. Setiap orang diserahi tanggung jawab
  2. Sikap, semangat dan tanggapan kita atas pekerjaan-pekerjaan beraneka ragam. Ada yang semangat dan rajin, tekun dan teliti. Namun ada juga yang seringkali malas dan ogah-ogahan.
  3. Setiap keputusan yang kita ambil pasti ada risikonya. Yang menerima lima talenta berani berisiko. Meski berisiko tetap bekerja. Yang menerima satu talenta tidak berani berisiko namun justru malah menyalahkan orang lain.
  4. Dalam kehidupan kita, sering kita mudah menyalahkan orang lain namun ketika kita sendiri diserahi tanggung jawab, justru kita menghindar.
 
Bahan renungan
 
  1. Dari kutipan bacaan Injil tadi, bagian (ayat mana) yang menarik perhatian Anda?
  2. Mengapa bagian itu yang menarik bagi Anda?
  3. Jika kita diserahi tanggung jawab apapun, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita mau menerimanya dengan gembira hati dan melaksanakannya dengan gembira pula?
  4. Jika kita sudah bersedia menerima tanggung jawab, bagaimana kita akan menjalani tanggung jawab tersebut?
 
Peneguhan permenungan dengan belajar dari BEATO FRANCISCO GARATE
 
Bruder Francisco Garate sangat terkenal karena pribadinya yang ramah. Siapa saja yang lewat pintu gerbang Universitas Deusto di Bilbao Spanyol, antara tahun 1888-1929, pasti mengenal beliau. Sebagai penjaga pintu, Bruder Francisco Garate selalu siap sedia melaksanakan tugasnya, melayani siapa saja baik yang kaya maupun miskin, baik orang-orang terhormat, berkedudukan maupun rakyat biasa. Bruder Francisco melakukan tugasnya yang sederhana itu dengan tekun, setia dan menyelesaikannya dengan baik. Bruder Francisco dipanggil Tuhan pada usia 72 tahun. Sebagian besar hidupnya, 41 tahun beliau abdikan untuk menjaga pintu gerbang universitas. Sungguh suatu teladan kesetiaan yang patut kita contoh. Pada tahun 1985 Paus Yohanes Paulus II menganugerahkan gelar beato kepada beliau. Dalam diri Bruder Francisco pekerjaan yang kelihatannya remeh bahkan sering dipandang sebelah mata oleh banyak orang, ternyata menjadi suatu pekerjaan yang sangat mulia dan berharga. Bruder Francisco dapat menghayati kesucian hidupnya melalui karya yang sangat sederhana, dalam kehidupan harian yang rutin dan biasa-biasa saja. Yang sangat mengagumkan dari Bruder Francisco adalah keramahan dan kesederhanaan hidupnya. Beliau sangat peduli kepada orang-orang miskin. Setiap hari beliau melayani antara 40-50 orang miskin yang datang dan dengan gembira hati Bruder Francisco melayani mereka.
Bruder Francisco terkenal kaena keramahan dan kesabarannya. Dan suatu ketika, salah seorang tamunya, Pietro Boetto, yang kemudian menjadi Uskup Agung Genoa, bertanya kepadanya, “Bagaimana Bruder berhasil mengurusi begitu banyak hal dan pada saat yang sama tetap tenang tidak kehilangan kesabaran?”
Bruder Francisco menjawab, “Saya melakukan pekerjaan saya yang remeh ini sebaik-baiknya. Sisanya dilakukan oleh Tuhan yang mahakuasa. Segalanya ringan dan mudah berkat bantuanNya, karena kita mengabdi Tuan yang baik.”
 
Doa Umat (spontan)
 
Bapa Kami
 
Doa Penutup
 
P : Ya Allah, Engkau telah memberi kesempatan kepada kami untuk mempersembahkan segala kemampuan kami. Bantulah kami agar senantiasa mampu melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan kami dengan penuh kegembiraan hati. Semoga kami tetap tekun, sabar dan telaten dalam tugas-tugas kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
 
U : Amin
 
PENUTUP
 
Pengumuman (dapat diadakan kolekte dan sesudah dirasa cukup selanjutnya mempersiapkan hati untuk memohon berkat Tuhan)
 
Berkat
 
P : Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Semoga Allah Yang Mahakuasa memberkati kita Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus (masing-masing membuat tanda salib)

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy