“Kita perlu
menemukan kembali perjalanan iman, supaya keluarga menemukan kembali sukacita
dalam percaya dan kegairahan untuk mengkomunikasikan iman” (Porta Fidei,
Benedictus XVI)
Keluarga Katolik di Keuskupan Agung
Jakarta, Selamat Tahun Baru 2013, selamat menjalani Tahun Iman juga. Tahun iman
telah berjalan bersama keluarga sedunia. Tahun iman yang dicanangkan oleh Paus
Benedictus membawa pesan bagi keluarga-keluarga juga untuk memasuki pintu iman
(porta fidei). Setiap keluarga diajak
untuk bersama sama mengalami dan menemukan kembali jalan menuju Allah dalam
situasi yang serba menantang di masa kini.
Paus Benedictus mengajak setiap keluarga
untuk menemukan kembali kegairahan dalam hidup beriman melalui apa saja yang
dapat mendukung hidup beriman yang semakin menghidupkan iman bersama itu. Kita
sebagai orangtua maupun anak-anak diajak untuk mengusahakan dengan sekuat
tenaga “menemukan kembali” iman kita yang tampaknya biasa, supaya mengimani
sama dengan mengenal Tuhan lebih dekat dan dalam suasana yang lebih personal.
“Tak kenal, maka tak sayang”. Demikianlah
ungkapan yang terkenal di telinga kita. Semakin mengenal, rasa sayang akan
semakin mudah ditumbuhkan. Hal yang sama terjadi juga dalam rangka hidup
beriman kita. Suatu evangelisasi baru mesti diusahakan bersama, agar seluruh
keluarga memperoleh manfaat dari tahun iman ini bersama sama.
Dalam masa yang serba modern, cepat,
instan, rasional, material, individual, popularity
minded (ingin terkenal), kuasa, rekayasa, dan uang, kita menemukan semakin
menantangnya Kristus diwartakan. Belum lagi situasi minoritas yang memaksa kita
untuk bersifat represif (tidak berani terbuka) akan hidup beriman kita memaksa
kita untuk mengesampingkan hidup beriman sedemikian rupa, sehingga Allah makin
dipinggirkan dan dunia semakin didahulukan.
Barangkali Anda menemui kesulitan
meneguhkan anak-anak untuk rajin berdoa dan berhenti main games. Barangkali juga kita menemui kendala untuk sekedar
meyakinkan anggota keluarga bahwa doa mempunyai kuasa yang lebih besar dari
apapun juga, termasuk teknologi, misalnya. Hidup beriman jadi terasa sesuatu
yang “melayang” dan tidak “mendarat” bagi kita sekeluarga. Iman hanya tinggal aktivitas di dalam Gereja
saja.
Sebagai orangtua, setiap pasutri diundang
untuk meneruskan Iman Kristiani pada seluruh anggota keluarga. Demikian juga
untuk anak-anak yang mempunyai kesadaran akan hidup beriman yang baik, mendapat
kewajiban yang sama untuk meyakinkan orangtua dan saudara-saudarinya
mempelajari kembali hidup rohani, sampai menemukan bersama-sama iman yang hidup
dan segar.
Adalah suatu kewajiban bagi setiap orang
untuk semakin aktif mempelajari Iman Kristiani, khususnya yang terdapat dalam
firman Tuhan. “Supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan” (2Tes 3:1):
Mengajak anak-anak dengan tulus berdoa, meskipun singkat, akan sangat membantu
mereka ketika mereka berdoa secara pribadi untuk masalah pelik di kemudian
hari.
Ketika keluarga saling berbicara, akan
lebih indah kalau di dalamnya ada acara berbagi (sharing) iman juga. Jangan malu menceritakan keajaiban doa yang
memang Anda rasakan; jangan ragu mengatakan “Semua ini berkat Tuhan”. Tuhan
memang harus dapat kita temukan dalam hal-hal setiap hari yang membuat seluruh
keluarga makin akrab dengan Tuhan. Buatlah hati mereka “tidak nyaman” kalau
belum berdoa, sehingga iman menjadi kebutuhan pribadi setiap anggota keluarga.
Porta Fidei mengajak kita berevangelisasi
secara baru. Kita diajak untuk mewartakan Allah dengan cara yang kreatif dan
selalu segar. Iman orang yang selalu segar dan trendy (mengikuti jaman) adalah iman yang dibutuhkan pada jaman
ini. Kalau teknologi dan informasi demikian kompetitif, maka katekese
(pengajaran iman) juga harus mengimbanginya.
Sekarang ini amat banyak buku-buku rohani
diterbitkan, CD dan DVD mengenai iman, hidup orang-orang kudus, maupun
lagu-lagu rohani juga banyak dijual di toko-toko dan mal. Apakah Anda tertarik
untuk membelinya? Apakah Anda juga memberi kesempatan pada anak-anak untuk belajar
beriman melalui Alkitab bergambar dan buku Katekismus
Gereja Katolik? Atau sudahkah Anda memutar lagu-lagu rohani di mobil maupun
di rumah, ketika keluarga berkumpul?
Keluarga-keluarga KAJ, waktu saya kecil,
gambar-gambar kudus bisa membuat saya senang untuk datang ke sekolah minggu.
Gambar-gambar itu saya simpan menjadi pembatas buku dan alkitab saya. Saya
tidak mengerti sepenuhnya, tetapi saya tahu itu gambar siapa, karena kakak
pengajar menjelaskan seperlunya. Saya juga ingat beberapa lagu (beberapa diambil
dari gereja saudara-saudari Protestan) yang bagus dan menyenangkan. Kenangan
akan gambar-gambar dan lagu-lagu itu masih teringat sampai sekarang.
Mengajarkan iman; mendekatkan iman pada
anggota keluarga; menemukan kembali iman yang benar adalah tugas bersama kita,
kami para imam, guru-guru agama, koordinator wilayah dan lingkungan, dan
terutama para orangtua di rumah. Dalam suasana keterbukaan Gereja seperti
sekarang ini, tentu saja boleh diciptakan lagu-lagu anak-anak Katolik yang
manis, yang menjelaskan kebaikan Allah, cinta kasih Allah, Kebaikan Tuhan
Yesus, maupun cinta sesama.
Kerjasama yang baik, tidak akan membuat
kita tersesat. Komunikasi yang terbangun antara Gereja Paroki sampai ke
tiap-tiap keluarga, tentu akan membuat suasana Gereja tidak hanya formal dan
ikut pakem, tetapi mengembalikan keramahan Tuhan pada siapa saja yang ingin
belajar dari kebaikan-Nya. Barangkali inilah yang dapat kita lakukan bersama
sebagai usaha pertobatan Gereja di tempat kita, khususnya di dalam keluarga
Semoga kita semua bersemangat menghidupi
tahun iman (11 Oktober 2011 – 24 November 2013) seperti yang diharapkan oleh
Paus Benediktus dalam Porta Fidei melalui
semangat pertobatan yang nyata, mengusahakan pelayanan katekese bagi
keluarga-keluarga, dan mengantar keluarga memasuki kehidupan baru bersama
imannya kepada Tuhan Yesus Kristus. Amin
Salam Keluarga Kudus
Rm.Alexander Erwin Santoso MSF