Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Minggu Prapaskah V/C - 17 Maret 2013
MINGGU
PRAPASKAH V/C – 17 Maret 2013
Yes
43:16-21; Fil 3:8-16; Injil : Yoh 8:1-11
Hari
ini kita memasuki Minggu Prapaskah V. Minggu depan sudah Minggu Palma, awal
dari Pekan Suci. Bacaan-bacaan hari ini semakin meneguhkan iman kita akan Tuhan
yang maha pemurah dan penuh belas kasih. Ia tidak menghukum orang berdosa
tetapi mengampuninya (Injil). Dengan pengampunan-Nya, Ia menciptakan kita
menjadi manusia baru (bacaan I). Namun, pembaruan hidup itu membutuhkan kerja
sama dari pihak kita, sehingga kita diperingatkan untuk tidak berbuat dosa lagi
(Injil). Untuk itu, kita diajak mengikuti teladan Paulus, yakni mengarahkan
diri kepada masa depan yang dijanjikan Tuhan, yakni panggilan surgawi.
Peristiwa
Yesus mengampuni seorang perempuan yang “katanya” kedapatan berzinah,
menunjukkan kepada kita betapa Tuhan itu maha pengampun. Sebagaimana dinyatakan
dalam bacaan pertama, Allah senantiasa mengampuni orang berdosa dan melupakan
kesalahan-kesalahan umat-Nya di masa lalu. Sekaligus, Allah menghendaki
pertobatan manusia, yakni pembaruan hidup berkat rahmat-Nya.
Tokoh
yang diangkat dalam bacaan Injil adalah seorang perempuan yang berzinah. Kita
tahu bahwa dosa perzinahan itu berupa ketidaksetiaan demi kenikmatan atau
kesenangan sesaat. Dengan berzinah, seseorang telah tidak setia dan menghianati
serta meninggalkan pasangan hidupnya. Kalau dita kenakan pada diri kita
masing-masing, bukankah kita ini juga sering dan mudah sekali jatuh dalam dosa ini.
Kita mungkin pernah tidak setia pada keluarga, pada panggilan kita, pada tugas
pekerjaan kita, pada komitmen dan pilihan hidup kita, pada janji-janji kita,
dan tentu saja pada Tuhan. Mungkin, kita juga pernah meninggalkan tanggungjawab
dan pekerjaan kita, atau malah meninggalkan Tuhan karena kita terlalu
mengandalkan diri sendiri dan tidak melibatkan Tuhan dalam hidupan kita
sehari-hari.
Secara
konkret, dosa ketidaksetiaan yang mungkin pernah atau sering kita lakukan
adalah: kita meninggalkan Tuhan dan tidak setia kepada-Nya, karena kita lebih
mencintai pekerjaan, uang, kedudukan, kekuasaan, dll. Orang yang berbuat
demikian, berarti menomorduakan bahkan meninggalkan Tuhan. Ia tidak setia
kepada Tuhan dan boleh dikatakan telah berzinah dengan uang, pekerjaan, kekudukan,
dan kekuasaan. Atau, karena kemalasan kita dan karena ingin cari enaknya, maka
kita tidak setia dan sering meninggalkan tugas, tanggungjawab, dan
pekerjaan-pekerjaan kita. Kita ingin tetap mendapatkan gaji tetapi tidak mau
bersusah-susah dengan mengemban tugas, tanggung jawab, dan pekerjaan sebaik-baiknya.
Orang yang demikian boleh dikatakan telah tidak setia pada tugas, tanggung
jawab dan pekerjaannya serta berzinah dengan kemalasan.
Kepada
kita yang seringkali jatuh dalam dosa ketidaksetiaan ini, Tuhan menyatakan
kemurahan dan belaskasih-Nya, sebagaimana Ia tidak menghukum tetapi mengampuni
seorang perempuan yang katanya kedapatan berzinah. Yesus malah membuka kedok
kemufikan orang-orang yang mengadukan perempuan tersebut. Mereka menyadari
bahwa mereka pun berdosa sehingga mereka satu per satu pergi tanpa memberi
hukuman kepada perempuan itu. Yesus, meskipun Ia tidak berdosa, juga tidak menghukumnya. Bayangkan, Yesus yang tidak berdosa saja
tidak menghukum perempuan yang kedapatan berbuat zinah, apalagi mereka/kita
yang berdosa.
Kalau
kita rekonstruksi, bacaan-bacaan hari ini, sebagaimana telah diuraikan di atas,
memberikan 3 pesan pokok:
1.
Yesus
menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan itu maha pemurah dan penuh belas kasih.
Supaya misi-Nya untuk menyelamatkan orang berdosa dapat terlaksana, Yesus tidak
menghukum dan membinasakan orang berdosa tetapi mengampuninya. Semoga,
kemurahan, belas kasih dan pengampunan Tuhan ini, semakin menggerakkan kita
untuk menghayati pertobatan yang sejati. Pertobatan macam apakah itu? Inilah
pesan yang kedua dan ketiga.
2. Kalau selama ini kita pernah atau sering jatuh dalam
ketidaksetiaan, kita diajak membangun komitmen hidup baru untuk semakin setia
pada keluarga, pada
panggilan kita, pada tugas pekerjaan kita, pada komitmen dan pilihan hidup
kita, pada janji-janji kita, dan tentu saja pada Tuhan.
3. Kita juga diajak untuk bertobat dan meninggalkan sikap
Farisi dalam diri kita, yakni sikap munafik, merasa diri bersih dan benar,
serta berhasrat untuk menghukum orang berdosa. Yesus yang tidak berdosa saja
tidak menghukum orang berdosa tetapi mengampuni kok. Maka, kita yang berdosa
dan diampuni oleh Tuhan juga tidak boleh menghukum orang berdosa, entah dengan
mengucilkan, ngrasani, menjauhi, atau
yang lainnya. Sebagaimana Tuhan mengampuni, kita pun harus mengampuni.
Ag. Agus Widodo, Pr
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati