Hari Raya St Yusuf, Suami SP. Maria
Yusuf adalah orang yang dipilih secara khusus; dengan perantaraannya dan di bawah perlindungan Kristus masuk ke dunia secara tepat dan sesuai. ----- St Bernardinus dari Siena
Antifon Pembuka
Dialah pengurus rumah yang setia dan bijaksana, yang diangkat Tuhan menjadi kepala atas semua hamba-hamba-Nya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau telah menyerahkan awal misteri keselamatan kepada Santo Yusuf untuk dijaganya dengan setia. Kami mohon, semoga berkat doanya Gereja-Mu selalu membantu mewujudkan karya penyelamatan-Mu itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-5a.12-14a.16)
Pada suatu malam datanglah firman Tuhan kepada Natan, “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Apabila umurmu sudah genap, dan engkau telah mendapat istirahat bersama nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul: 37)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku; Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku". Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh".
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (4:13.16-18.22)
Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat, Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran atas dasar iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka. Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua, seperti ada tertulis, “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa.” Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan firman-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah berfirman kepadanya, “Begitu banyaklah nanti keturunanmu.” Dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mzm 84:5)
Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (1:16.18-21.24a)
Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
"Papa pergi, segalanya menjadi berantakan. Kalau papa ada di sini, papa akan memperbaiki keadaan menjadi baik," demikian kata seorang anak dalam suatu kesempatan konseling. Dalam berbagai kesempatan konseling keluarga ditemukan sebuah kesimpulan bahwa rata-rata mereka yang bermasalah itu berawal dari kehilangan figur ayah atau disfungsi para ayah. Kehilangan figur ayah atau disfungsi para ayah disinyalir menjadi akar dari munculnya berbagai masalah dalam bentuk yang berbeda-beda.
Ada yang bermasalah dengan kepribadian seperti menjadi tertutup, suka menyendiri atau menjadi orang yang selalu haus perhatian, mencari kebahagiaan lewat obat-obatan terlarang, terlibat pergaulan yang salah bahkan ada pula yang terjebak dalam seks bebas karena mereka selalu haus akan kasih sayang. Ada yang kemudian menjadi orang yang bersifat keja, dan banyak lagi bentuk-bentuk deviasi atau penyimpangan yang kemudian terbentuk pada diri seseorang bermula dari ketiadaan figur seorang ayah atau disfungsi ayah dalam masa lalu mereka.
Hari ini kita merayakan hari raya Santo Yusuf, suami Santa Perawan Maria. Tidaklah berlebihan kalau kita mengangkat pujian, "Terpujilah engkau Santo Yusuf di antara para pria, sebab engkau telah dipilih oleh Allah menjadi ayah, untuk mendampingi Bunda Maria dalam memelihara Yesus, Putra Allah." Ketakwaan yang menyimpan makna kekaguman dan kasih terhadap Allah serta kelurusan hati Yusuf telah memesonakan hati Allah. Sebab itu, Dia memilihnya untuk menjadi pengurus rumah tangga yang baik. "Yusuf, anak Daud, jangan takut mengambil Maria sebagai isteri. Sebab buah kandungan itu berasal dari Roh Kudus." (Mat 1:20). Allah membutuhkan Yusuf untuk menjadi ayah yang mengemban tanggung jawab atas kesejahteraan fisik dan rohani Bunda Maria dan Yesus.
Keterpilihan Santo Yusuf menjadi ayah untuk mendampingi Maria dan Yesus, menggugah para ayah bahwa betapa pentingnya sikap takwa dan lurus hati yang melandasi pertanggung jawaban untuk mengurus keluarga sebagai ciri khas kebapakan yang sejati, meski peran ibu tidak terbantahkan. Namun, cukup banyak fakta menunjukkan bahwa banyak ayah yang dengan mudah menyerahkan tanggung jawab mengurus anak kepada ibu. Alasannya, "Mengapa tidak, saya 'kan bekerja dari pagi sampai malam, sementara isteri hanya diam di rumah. Bukankah wajar kalau saya tidak lagi punya waktu dan berminat untuk mengurus anak!" Capek bekerja tidaklah cukup menjadi alasan untuk melepaskan tanggung jawab dalam urusan anak-anak dan rumah tangga.
Kepada para ayah, hendaklah diselami nasihat Santo Paulus ini, "Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya." Ayah bagaikan garam dalam keluarga. Semoga ia tidak kehilangan keasinan dan menjadi tawar, sehingga keluarga menjadi kehilangan kepercayaan diri, murung, pahit, rendah diri, patah semangat dan bahkan frustasi. Berawal dari berbagai perasaan negatif ini dapat timbul dan tumbuh banyak pribadi yang bermasalah. Karena itu, sebagai ayah baik yang sudah memiliki anak atau kelak menjadi ayah hendaklah memperhatikan ini.