Hari Biasa Pekan III Prapaskah
Iri hati adalah satu dosa pokok -- Katekismus Gereja Katolik, 2539
Doa Syukur dan Permohonan untuk Gereja Katolik Semesta,
untuk Bapa Suci Benediktus XVI dan Pemilihan Paus baru
+ Allah Bapa, Maha Pengasih dan Penyayang, Penyelenggara hidup kami.
Engkau telah memilih Bapa Suci Paus Benedictus XVI untuk memimpin Gereja-Mu.
Dengan penuh kebebasan karena usia dan kesehatannya,
beliau mengundurkan diri dari tugas pelayanan itu.
Terdorong oleh cinta kepada Gereja-Mu
Kami mempercayakan Gereja Kudus ini
ke dalam penggembalaan Tuhan Yesus Kristus, Sang Gembala Utama”.
Semoga Gereja-Mu yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik,
tetap bersatu baik dalam kegembiraan dan harapan,
tahan uji dalam duka dan kecemasan masyarakat di dunia ini,
senantiasa menjadi sakramen keselamatan,
tanda kehadiran-Mu di tengah-tengah umat manusia.
Kami bersyukur atas penggembalaan hamba-Mu
Bapa Benedictus XVI selama ini,
yang dengan penuh kasih telah melayani Gereja-Mu,
sebagai penerus pelayanan Santo Petrus.
Semoga Engkau mendampingi beliau untuk menjadi pendoa bagi Gereja,
dan menjadi hamba-Mu yang setia dalam memberikan kesaksian iman yang teguh,
harapan yang kokoh dan kasih yang membara.
Kami berdoa pula untuk pemilihan Pemimpin Gereja yang baru.
Semoga Engkau membimbing Gereja-Mu dengan kuasa Roh Kudus,
yang bekerja melalui para Kardinal dalam pemilihan Paus baru.
Semoga dengan hati terbuka dan doa yang penuh iman,
mereka dapat memahami kehendak-Mu
dalam melaksanakan pemilihan Paus yang baru.
Dengan pertolongan Bunda Tersuci, Santa Perawan Maria,
Semoga Gereja Kristus mendapatkan pengganti Santo Petrus
yang akan memimpin Gereja,
dalam peziarahannya menuju kepenuhan keselamatan,
dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin
Antifon Pembuka (Mzm 84:3)
Penuh rindu hatiku mendambakan rumah Tuhan. Jiwa ragaku bersorak sorai bagi Allah yang hidup.
Doa Pagi
Ya Allah, aku bersyukur kepada-Mu, karena Engkau menganugerahi nafas hidup baru hari ini. Ya Allah, Putra-Mu Yesus Kristus telah ditolak di tempat asal-Nya, sehingga warta Kerajaan Allah tidak diterima di sana. Curahkanlah rahmat-Mu ke dalam budi dan hatiku, agar aku peka menangkap kehadiran-Mu dalam setiap peristiwa yang akan kualami selama hari ini. Dengan demikian imanku semakin tumbuh subur. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (5:1-15a)
Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi pahlawan tentara itu sakit kusta. Sekali peristiwa orang Aram pernah keluar bergerombol dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Anak itu menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya, "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." Maka jawab raja Aram, "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu berangkatlah Naaman. Sebagai persembahan ia membawa sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. Ia menyampaikan surat raja Aram itu kepada raja Israel, yang berbunyi, "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, "Allahkah aku ini, yang dapat mematikan dan menghidupkan sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku." Segera sesudah didengar oleh Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya, "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah orang itu datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel." Kemudian datanglah Naaman dengan kuda dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan, "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata, "Aku sangka, setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu, dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya, "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." Maka turunlah Naaman membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah Naaman dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hamba ini!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4, Ul: 42:2)
1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! 4.Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, dan mengharapkan firman-Nya, sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:24-30)
Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata kepada umat di rumah ibadat, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Tetapi Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan, dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Naaman adalah seorang panglima yang telah berjasa untuk bangsanya. Kini, ia tertimpa sakit kusta. Dua situasi yang bertolak belakang: sebagai panglima, dia dihormati dan dielu-elukan tetapi sebagai penderita kusta, dia dicampakkan dan dihindari oleh banyak orang. Petunjuk jalan ”pengobatan” datang dari seorang gadis tawanan. Urusan pengobatan pun menjadi rumit karena yang sakit adalah orang besar dan melibatkan dua kepala negara. Harus ada surat resmi. Dan surat itu menimbulkan salah tafsir—diartikan menantang perang. Situasi panas itu diredakan oleh Nabi Elisa.
Cara penyembuhan yang ditawarkan oleh Elisa pun menimbulkan persoalan bagi Naaman karena terlalu sederhana, yaitu mandi di Sungai Yordan. Kegalauan hati sang panglima ditaklukan oleh pegawainya dan akhirnya ia mandi di Sungai Yordan dan dia menjadi tahir dari kustanya.
Menjadi jelas bahwa orang besar sering direpotkan oleh prasangka, gengsi dan formalitas. Sedangkan, orang kecil lebih didominasi oleh ketulusan, kesederhanaan dan kebaikan. Jalan mana yang menyembuhkan? Kesederhanaan, ketaatan dan ketulusan menjadi jalan kesembuhan dan keselamatan jiwa. Tuhan mewahyukan diri-Nya untuk menyembuhkan melalui hal sederhana, orang sederhana, dan berhati tulus. Maka, betapa pentingnya menghormati semua orang tanpa memandang pangkat dan kedudukan.
Doa: Tuhan Allahku, ampunilah aku yang sering mengandalkan pangkat, kedudukan dan atribut duniawi daripada mengutamakan sikap lemah lembut dan rendahan hati. Amin.