| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 23 Juni 2013 Hari Minggu Biasa XII

Minggu, 23 Juni 2013
Hari Minggu Biasa XII
   
Ekaristi muncul serentak sebagai sumber dan puncak segala evangelisasi --- Beato Yohanes Paulus II


Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)

Tuhanlah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu, gembalakan dan dukunglah mereka selama-lamanya.

Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang Maha Pengasih, Putra-Mu telah menderita dan melaksanakan kehendak-Mu dengan paripurna. Ia wafat demi kami dan memasuki kemuliaan. Berilah kami kekuatan untuk mengikuti jejak-Nya melalui jalan yang telah dirintis-Nya, agar pada waktunya sampai ke rumah-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Zakharia (12:10-11;13:1)
  
"Mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam."
  
Beginilah firman Tuhan, “Aku akan mencurahkan roh kasih dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem. Lalu mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan meratapi dia seperti meratapi anak tunggal; mereka akan menangisi dia dengan pedih seperti menangisi anak sulung. Pada waktu itu ratapan di Yerusalem akan sama besarnya dengan ratapan atas Hadad-Rimon di lembah Megido. Pada waktu itu akan terbuka suatu sumber bagi keluarga Daud dan bagi penduduk Yerusalem untuk membasuh dosa dan kecemaran.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2abcd.2e-4.5-6.8-9)

1. Ya Allah Engkaulah Allahku, kucari-cari dan kudambakan Engkau; jiwaku menghauskan Tuhanku; laksana gurun gersang, tandus tanpa air.
2. Semoga hamba boleh memandang Tuhanku; melihat kemuliaan-Mu yang besar. Cinta-Mu lebih berharga dari pada hidup; hendaknya mulutku memuji-Mu.
3. Demikianlah sepanjang hidupku; aku hendak menghormati Engkau. Jiwaku dikenyangkan dengan lemak dan sumsum, aku bersorak-sorai dan memuji-muji.
4. Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Sungguh Engkau melulu yang menolongku; dan di bawah sayap-Mu sentosalah aku.
  
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (3:26-29)
 
"Kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus."

   
Saudara-saudara, kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman dalam Yesus Kristus. Sebab kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada pria atau wanita, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Jadi kalau kamu milik Kristus, maka kamu juga keturunan Abraham, dan berhak menerima janji Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-dombaku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-24)
 
"Engkau adalah Mesias dari Allah ... Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."
 
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” Jawab mereka, “Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit.” Yesus bertanya lagi kepada mereka, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus, “Engkaulah Mesias dari Allah.” Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Yesus lalu berkata, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Antifon Persembahan (Mzm 17:5.67)

Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.

Antifon Komuni

Tuhan bersabda, "Aku ini gembala baik. Aku menyerahkan hidup-Ku bagi domba-domba-Ku."
(Yoh 10:11.15)

atau

Qui vult venire post me, abneget semetipsum: et tollat crucem suam, et esquator me. (Mat 16:24)
 
 
Renungan

Ketika ada pesan elektronik berupa sms hanya muncul nomor HP saja, umumnya kita tidak memedulikannya. Terlebih bila isi pesan hanya sebuah iklan atau mempromosikan sesuatu, atau berita yang tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan kita. Tetapi, bila isinya seakan berhubungan dengan kita, maka segera kita bertanya dari siapa pesan itu dan mengecek kebenarannya. Dan dalam kenyataan ada yang terjebak, sms itu hanyalah awal dari orang yang ingin mengeruk harta atau uang kita. Memang, itu sering terjadi di tahun yang lalu, semoga tidak di masa sekarang ini.

Demikianlah, kita sebagai manusia, lebih cenderung menanggapi hal-hal yang sekiranya berhubungan atau membawa dampak bagi hidup kita. Selama hal itu tidak ada sangkut pautnya dengan hidup kita, maka kita pun tidak peduli akan hal itu. Bagaimana bila ini terjadi pada relasi kita dengan pribadi Yesus? Meskipun Yesus telah hidup sekian ribu tahun yang lalu, masihkah pesan-Nya terdengar menjadi pesan dari pribadi yang telah punya nama di hati kita ataukah pesan yang seakan dari orang yang kita tidak kenal?

Karena itu, penting juga kalau Gereja dalam liturgi terus menampilkan kutipan-kutipan seperti ini. Yesus bertanya kepada para murid-Nya, “Siapakah Aku ini?” Dari jawaban para murid, kita bisa mengambil pesan dua hal. Pertama, Yesus dikenal sebagai pribadi yang luar biasa, manusia superstar. Kedua, Yesus dikenal sebagai pribadi yang rela mati demi kita, orang berdosa ini. Meskipun sesungguhnya satu sajalah jawabannya, tetapi baiklah kalau kita juga bergerak ke dua pengenalan itu. Manakah yang lebih memuaskan hati kita? Yang pertama ataukah yang kedua?

Kalau berangkat dari kesadaran akal budi, tentu sebagian besar dari kita, orang beriman, lebih memilih yang kedua. Yakni, Yesus yang dikenal sebagai pribadi yang rela mati demi kita, Dialah Mesias dari Allah. Bagus kedengarannya, indah pula seperti yang dikehendaki oleh ajara Gereja. Akan tetapi, mari kita merenungkan bagaimana kehidupan kita sendiri, yang adalah pengikut-Nya. Sudahkah mencerminkan gaya hidup Yesus yang rela berkorban bagi keselamatan orang lain? Bila memilih Yesus yang Mesias itu, kesuksesan terbesar kita bukan pada uang, harta, ataupun kekayaan, juga bukan pangkat dan kedudukan, segala yang duniawi, melainkan, bila semakin banyak orang mengalami kesembuhan rohani, pengusiran dari roh jahat, dan pertobatan sejati yang membawa keselamatan dan kebahagiaan kekal bersama-Nya.

Sederhananya, jawaban pertanyaan Yesus itu dengan tindakan nyata kita, bukan dengan akal budi semata, juga bukan dengan perasaan saja. St. Yakobus dengan jelas mengatakan, “Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati.” Maka, perbuatan apakah yang telah menjadikan kita benar-benar disebut sebagai murid-murid-Nya yang selalu dekat dan mengenal-Nya setiap saat? Apakah kasih, pengampunan dan korban, ataukah kita masih saja menyimpan amarah, dendam dan egoisme diri? 
  
RUAH


RITUS DAN UPACARA PERAYAAN EKARISTI
(Kitab Hukum Kanonik, kan. 924-927)

Kurban Ekaristi mahakudus harus dipersembahkan dengan roti dan anggur, yang harus dicampur sedikit air.
§ 2 Roti haruslah dibuat dari gandum murni dan baru, sehingga tidak ada bahaya pembusukan.
§ 2 Anggur haruslah alamiah dari buah anggur dan tidak busuk. (kan. 924)
Komuni suci hendaklah diterimakan hanya dalam rupa roti atau, menurut norma hukum liturgi, dalam dua rupa; namun bila dibutuhkan, juga hanya dalam rupa anggur. (kan. 925)
Dalam perayaan Ekaristi, sesuai tradisi Gereja Latin kuno, imam hendaknya menggunakan roti tak-beragi di mana pun ia merayakannya. (kan. 926)
Sama sekali tidak dibenarkan (nefas est), juga dalam kebutuhan ekstrem yang mendesak, mengkonsekrasi satu bahan tanpa yang lain, atau juga mengkonsekrasi keduanya diluar perayaan Ekaristi. (kan. 927)

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy