| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 30 Juni 2013 Hari Minggu Biasa XIII

Minggu, 30 Juni 2013
Hari Minggu Biasa XIII
    
"Kurban Ekaristi juga dipersembahkan untuk umat beriman yang mati di dalam Kristus, 'yang belum disucikan seluruhnya'" --- Konsili Trente: DS 1743


Antifon Pembuka (Mzm 46:2)

Segala bangsa bertepuk tanganlah, elukanlah Tuhan dengan sorak-sorai.

Doa Pagi


Allah Bapa kami yang Mahakudus, Yesus Putra-Mu terkasih mengajak kami untuk mengikuti-Nya tanpa menengok apa yang telah lalu. Buatlah kami pantas bagi Kerajaan-Mu, sehingga kami bersedia dan dengan setia mengikuti panggilan-Mu serta melaksanakan Sabda-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:16b.19-21)
  
"Bersiaplah Elisa, lalu mengikuti Elia."
  
Sekali peristiwa Tuhan berkata kepada Nabi Elia, “Elisa bin Safat dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.” Maka pergilah Elia menemui Elisa bin Safat. Pada waktu itu Elisa sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, dan ia sendiri mengendalikan yang kedua belas. Elia lewat di dekatnya dan melemparkan jubahnya kepada Elisa. Segera Elisa meninggalkan lembu-lembunya, mengejar Elia dan berkata, “Perkenankanlah aku mencium ayah dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau.” Jawab Elia kepadanya, “Baiklah! Pulanglah dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu.” Elisa lalu meninggalkan Elia, mengambil pasangan lembu itu dan menyembelihnya. Lalu ia memasak dagingnya dengan kayu bajak itu sebagai kayu api, dan memberikan daging itu kepada orang-orangnya, dan mereka pun memakannya. Sesudah itu bersiaplah Elisa, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11)

1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepada-Ku."
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tentram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
4. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Allah, jalan kehidupan, di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, dan di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (5:1.13-18)
 
"Kamu dipanggil untuk merdeka."
  
Saudara-saudara, Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita benar-benar merdeka. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau tunduk lagi di bawah kuk perhambaan. Memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain karena kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” Akan tetapi, kalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, jangan-jangan kamu saling membinasakan. Maksudku ialah: Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh, dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging, - karena keduanya bertentangan – sehingga setiap kali kamu tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Sebaliknya, kalau kamu membiarkan diri dibimbing oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, Kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (1Sam 3:9; Yoh 6:68c)
Bersabdalah, ya Tuhan, sebab hamba-Mu mendengarkan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:51-62)
 
"Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem. Aku akan mengikuti Engkau ke mana saja Engkau pergi."
   
Ketika hampir genap waktunya diangkat ke surga, Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem. Maka diutus-Nya beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke sebuah desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata, “Tuhan, bolehkah kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” Tetapi Yesus berpaling dan menegur mereka, “Kamu tidak tahu apa yang kamu inginkan. Anak manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.” Lalu mereka pergi ke desa yang lain. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan, datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus, “Aku akan mengikuti Engkau ke mana pun Engkau pergi.” Yesus berkata kepadanya, “Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Lalu kepada seorang lain Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata, “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus menjawab, “Biarlah orang mati mengubur orang mati; tetapi engkau, pergilah, dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana. Dan seorang lain lagi berkata, “Tuhan, aku akan mengikuti Engkau, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
  
Renungan
 
KEPUTUSAN DAN KONSEKUENSI


BETOR (becak motor) Medan: Cuma dia dan Tuhan yang tahu kapan dia mau belok," adalah sebuah tulisan di baju kaos yang menggambarkan sebagian realitas jalanan di Medan. Hiasan di baju kaos tersebut tampaknya menyibak sekelumit "misteri" saat berlalu lintas dan beriringan dengan becak bermotor - apalagi yang tidak memakai lampu tanda belok kiri dan kanan, kita yang ada dibelakangnya dipaksa untuk menebak, hendak ke manakah dia di setiap ada persimpangan yang dilalui atau di setiap ada celah atau lorong yang tersisa saat terjadi antrean kendaraan. Atau kita harus juga waspada bilamana dari belakang dia tiba-tiba meliuk dan menyusup laksana petir menyelinap di jalan sempit yang tersisa di depan kendaraan kita dan tampaknya rasa percaya dirinya begitu tegar sehingga membuat lekang rasa bersalah.

Namun, bila kita memandang secara obyektif, hal ini kiranya tidak hanya dilakoni oleh BETOR sebab di sampingnya masih ada "pendekar-pendekar" sepeda motor dan pengendara mobil yang mungkin sedang sakaw (di bawah pengaruh narkoba), siapa yang tahu? Berhadapan dengan situasi ini semua, maka hendaknya setiap insan yang hendak masuk ke dalam dunia "jalanan" harus sadar akan situasi jalanan dan siap menghadapi segala konsekuensi dan setiap pilihan gerak yang dilakukan saat berkendara di jalan raya. Bisa saja kita sudah dalam posisi yang benar, tapi apakah "teman" seperjalanan yang lain benar juga? Setiap pilihan punya konsekuensi!

Ketika Yesus dan para murid-Nya memasuki sebuah perkampungan, ada orang berkata kepada Yesus, "Aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi!" Yesus menjawab, "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya!" Lalu Yesus berkata kepada seorang yang lain, "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata, "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Yesus menjawab, "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." Ada juga seorang lain yang berkata, "Aku mau mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." Yesus berkata kepada orang itu, "Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."

Semoga melalui tiga poin jawaban Yesus kita disadarkan akan konsekuensi mengikuti Yesus. Mengikuti Yesus jangan hanya sekadar keputusan spontan dan emosional sifatnya, namun sebuah keputusan yang penuh pertimbangan yang dilakukan secara tahu, mau, sadar dan bebas: Pertama, mengikut Yesus tidak selalu enak dan nyaman. Hal ini sejak awal harus disadarkan dalam pewartaan karena "Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Bisa jadi akan sedikit yang mau ikut tapi Yesus tidak membutuhkan segerombolan pengikut Yesus yang manja dan pasif serta maunya enak-enak saja. Pasalnya, untuk mengikuti Yesus lebih diutamakan kualitas daripada kuantitas belaka. Kedua, mengikut Yesus adalah sebuah keputusan yang tepat dan pasti, bukan menunda-nunda. "Mengubur orang tua" bisa diartikan menunggu orang tua meninggal dulu baru mau ikut Yesus. Ketiga, mengikut Yesus adalah keputusan dewasa dan maju tidak bisa ragu-ragu dan kemudian menyesal. Ibarat pesawat terbang yang sudah lepas landas dia tidak bisa mundur atau berhenti, harus tetap maju ke depan.

Siapakah yang bisa mengikuti Yesus? Melalui Injil hari ini kita disadarkan kembali akan jati diri kita sebagai pengikut Yesus. Entah pilihan dipilihkan orang tua atau kita pilih sendiri. Inilah saatnya membarui komitmen untuk mengikut Kristus. Laksana di jalan yang penuh kendaraan, Anda dihadapkan pada konsekuensi-konsekuensi atas setiap pilihan.

Manusia menjadi dewasa secara iman bila selalu kembali menegaskan imannya dalam setiap pilihan. Dengan demikian, sikap dan tindakannya akan sejurus dengan imannya.

RUAH

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy