| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 17 Juni 2013 Hari Biasa Pekan XI

Senin, 17 Juni 2013
Hari Biasa Pekan XI

Kamu telah disucikan dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita --- St. Siprianus

Antifon Pembuka (Mzm 98:3cd)

Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

Doa Pagi

Ya Allah, buatlah agar hari ini aku dapat membawa berkat-Mu bagi sesamaku dan tidak memandang muka kepada siapa pun. Dengan demikian, rahmat dan berkat-Mu senantiasa mengalir dan nama-Mu menjadi kemuliaan banyak orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (6:1-10)
 
"Dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami ini pelayan Allah."
 
Saudara-saudara, sebagai teman-teman sekerja, kami nasihati kalian, janganlah sia-siakan kasih karunia yang telah kalian peroleh dari Allah. Sebab Allah bersabda, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan dikau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, sekarang inilah saat perkenanan itu! Hari inilah keselamatan itu! Dalam segala hal kami tidak memberi alasan seorang pun tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami ini pelayan Allah, yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran segala penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berpayah-payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam mewartakan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan baik untuk menyerang ataupun untuk bertahan; ketika dihormati atau dihina; ketika diumpat atau dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun terpercaya; sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, namun tetap hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang yang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, padahal kami memiliki segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; Ul:2b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)
 
"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."
 
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Kalau ada sekelompok orang berkumpul, dan di depan mereka kita letakkan misalnya banyak makanan, uang, emas, handphone, televisi, sepeda motor, apa yang akan mereka lakukan ketika mereka dipersilakan untuk mengambil sesuka hati? Bisa ditebak, yang mereka lakukan adalah berebut.

Sikap berebut di satu pihak bisa dikatakan sebagai ketiadaan cita-cita untuk hidup damai satu dengan yang lain. Dalam tindakan berebut, mereka memikirkan diri sendiri dan kalau perlu orang lain dikalahkan agar hanya diri sendiri yang mendapat atau bahkan mendapat lebih banyak.

Di Indonesia, di wilayah mana pun kita berada, sikap berebut ini sudah mendarah daging. Entah itu dalam skala besar maupun kecil. Karena sikap inilah, maka menjadi sulit sekali untuk mengajak orang hidup dalam damai. Seandainya pun bisa, hidup dalam damai itu tidak berlangsung lama. Atau, hidup damai hanya bersifat semu saja, damai tampilan dan bukan damai bersama di hati.

Karena itu, bisa dimengerti ajakan atau perintah Yesus menjadi sulit dipahami. Bahkan para imam dan katekis serta pemimpin jemaat yang punya tugas memberikan homili atau kotbah atau renungan tidak mampu dengan gamblang, jelas dan meyakinkan dalam menyampaikan Kabar Gembira Yesus itu kepada umat. Salah satu sebabnya yaitu karena para pewarta Kabar Gembira juga masih dikuasai oleh sifat tersebut.

Hal inilah yang juga terjadi pada diri para ahli Taurat dan orang Farisi. Maka, Yesus berusaha untuk mengajarkan secara langsung ajaran-Nya kepada para murid dan orang banyak, agar mereka berani dan rela melepaskan sifat tersebut, sifat yang menjauhkan mereka dari hidup dalam damai. Yesus mengajarkan apa artinya hidup dalam damai, dan bagaimana mengusahakannya. Ini sudah kita renungkan paling tidak sejak Senin, 10 Juni 2013 lalu.

Hari ini Yesus memberikan satu ajaran bagaimana caranya menggapai hidup dalam damai (Mat 5:38-42). Yaitu, tidak berebut waktu untuk bisa lebih cepat membalas orang yang berbuat jahat, gigi ganti gigi. Sebaliknya, memberikan waktu bagi orang lain untuk merasakan damai itu sendiri: berilah juga kepadanya pipi kirimu, serahkanlah juga jubahmu, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil, berilah kepada orang yang meminta kepadamu.

Hieronimus Krisna Aji Nugroho, O.Carm; Cafe Rohani

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy