Hari Minggu Biasa XIV
Pada hari Minggu dan pada hari-hari pesta wajib lainnya orang beriman berkewajiban untuk ambil bagian dalam Misa --- Kitab Hukum Kanonik, kan. 1247
Antifon Pembuka (Mzm 47:10-11)
Kami mengenangkan kasih setia-Mu, ya Allah, dalam rumah-Mu yang kudus. Sebagaimana Engkau berkuasa di seluruh dunia, demikian pun Engkau dipuji sampai ke ujung bumi.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Maharahim, Engkau menjanjikan hiburan dan perdamaian, dan setiap kali pula kami Kauyakinkan bahwa di samping-Mu kami aman. Utuslah kami membawakan damai-Mu kepada siapa pun dan semoga mereka yang kami temui, merasa dekat dengan kerajaan damai-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (66:10-14c)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu, karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-8a.16.20)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi; mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu.
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu." Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia!
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberang sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita kar'na Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.
4. Marilah, dengarlah, hai kamu semua yang takwa pada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (6:14-18)
Saudara-saudara, aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya; tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Bagi semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, dan bagi semua orang yang menjadi milik Allah, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Saudara-saudara, kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai rohmu. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4 PS 952
Ref. Alelluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Kol 3:15a.16a)
Hendaklah damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, dan perkataan Kristus diam di antara kamu dengan segala kekayaannya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 10:1-12.17-20 (Singkat: 10:1-9)
Sekali peristiwa Tuhan menunjuk tujuh puluh murid. Ia lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit! Sebab itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, agar ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu. Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu ‘Damai sejahtera bagi rumah ini’. Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya; tetapi jika tidak, salammu akan kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ. Dan katakanlah kepada mereka, ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Suatu hari St. Fransiskus dari Assisi berdoa demikian, “Tuhan jadikanlah aku pembawa damai ....” Doa St. Fransiskus ini cukup familier di kalangan umat hingga sekarang.
Doa tersebut, pertama, mengungkapkan kerinduan hati yang mendalam dari seorang Fransiskus dari Assisi, yang ingin menjadi seorang pembawa damai bagi sesama, siapa pun orang yang dia jumpai dalam hidup dan pelayanannya. Kedua, mengungkapkan bahwa dia mengerti Injil. Dia mengerti betul apa yang Yesus minta dalam Injil hari ini.
Yesus mengutus 70 murid untuk pergi berdua-dua ke setiap kota dan tempat. Dalam perutusan itu Yesus tidak langsung memberi pesan. Malahan, Yesus lebih dahulu mengingatkan mereka, bahwa “tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit”. “Karena itu,” tegas Yesus, “mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Luk 10:2). Sebelum berangkat, para murid diminta berdoa lebih dahulu. Isi doanya jelas, yakni agar Tuhan berkenan mengirimkan lebih banyak pekerja ke ladang itu. Doa semacam ini penting, karena kesanggupan untuk bekerja di ladang Tuhan adalah karya Tuhan sendiri. Seperti disadari oleh Rasul Paulus, dia sanggup menjadi pelayan Tuhan karena kesanggupan itu dibangkitkan oleh Tuhan di dalam dirinya. “Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah,” kata Rasul Paulus (2Kor 3:5b).
Yesus pun minta agar kita banyak berdoa bagi sebanyak mungkin orang terlibat dalam perutusan Yesus, yakni menjadi pembawa damai. “Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: damai sejahtera bagi rumah ini,” kata Yesus dalam pesan yang mesti dilakukan (ay.5). Namun, bagaimana orang bisa memintanya kalau dia sendiri tidak punya hati untuk itu? Bagaimana orang berdoa minta agar Tuhan mengirim banyak orang menjadi pembawa damai, kalau diri sendiri tidak punya hati akan pentingnya damai?
St. Fransiskus dari Assisi berdoa, “Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai”, karena dia sadar betul bahwa damai harus disampaikan “lebih dahulu” supaya dalam hati yang damai orang dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam keseharian mereka.
Mari, dalam semangat St. Fransiskus kita menjadi pembawa damai. Melalui kesanggupan kita, pekerjaan Allah dinyatakan!