Hari Minggu Biasa XV
Perayaan Ekaristi pada hari Minggu meletakkan dasar untuk seluruh kehidupan Kristen dan meneguhkannya --- Katekismus Gereja Katolik, 2181
Antifon Pembuka (Mzm 16:15)
Karena kejujuranku aku memandang wajah-Mu, waktu bangun aku menikmati hadirat-Mu.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, di dalam lubuk hati kami telah Kaugoreskan perintah-perintah-Mu dan melalui Yesus Kaujelaskan, bagaimana kami hendaknya melaksanakan kehendak-Mu. Perkenankanlah kami menunjukkan belas kasih dan cinta kasih-Mu kepada mereka yang sedang menderita, sebagaimana Yesus Kristus telah memberikan teladan-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ulangan (30:10-14)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, la = d, 4/4, PS 818
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 69:14.17.30-31.33-34.36ab.37; Ul: lih.33)
1. Aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku, dengan pertolongan-Mu yang setia! Jawablah aku, ya Tuhan, sebab baiklah kasih setia-Mu, berpalinglah kepadaku menurut rahmat-Mu yang besar!
2. Aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur,
3. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari-cari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orangNya yang ada dalam tahanan.
4. Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda. Anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.
atau
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.11; Ul: Yoh 6:63)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan itu teguh, memberi hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati. Perintah Tuhan itu murni, membuat mata berseri.
3. Takut Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya. Hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:15-20)
Saudara-saudara, Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepata tubuh, yaitu Jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh DIalah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:63c.68c)
Tuhan, Sabda-Mu adalah roh dan kehidupan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:25-37)
Sekali peristiwa seorang ahli Taurat berdiri hendak mencobai Yesus, katanya, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Jawabmu itu benar! Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup,” Tetapi untuk membenarkan dirinya, orang itu berkata lagi kepada Yesus, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri, lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’. Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab ahli Taurat itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kesibukan dan kemajuan teknologi membuat manusia semakin mudah bergerak dan mudah menjangkau suatu tempat. Seiring dengan hidup yang mobile ini, kedisiplinan dalam mengatur waktu juga semakin ketat. Sebab, bukan hanya istilah time is money yang berlaku, tetapi waktu itu sendiri adalah perubahan. Manusia, jika tidak memiliki kesediaan untuk berubah (menjadi lebih baik) maka waktu akan mengombang-ambingkannya dan membuatnya tidak sempat berbuat sesuatu yang lebih baik lagi. Dan bahayanya adalah, kita menjadi tidak dekat dengan diri sendiri, apalagi dengan sesama. Sebab yang terpatri di kepala dan hati kita adalah waktu dan tugas terjadwal yang harus dikerjakan. Lantas, bagaimana dengan segala sesuatu yang tidak masuk dalam jadwal harian kita?
Ajaran Yesus pada hari ini sangat luar biasa. Ia tidak menguji atau mau mencobai kita. Sebaliknya, Ia mau menyadarkan kita akan hal mulia di balik semua kecakapan, keberadaan, kegiatan dan kesibukan. Yesus tidak mau kalau manusia menjadi turis dalam kehidupan ini, yang mengagumi yang indah dan memprihatinkan hal-hal yang kurang baik.
Perilaku orang Samaria yang baik hati adalah contoh bagi kita. Dia bukankah orang yang hebat jika dibandingkan dengan orang-orang yang melewati korban kejahatan di pinggir jalan itu. Dia juga punya kesibukan dan tujuan, sama seperti seorang imam dan Lewi yang lewat itu. Mengapa rasa iba dan belas kasihan muncul dalam dirinya tetapi mereka tidak?
Saudaraku terkasih, rasa iba dan belas kasihan tidak muncul secara spontan dalam diri ini, apalagi hal itu menuntut korban waktu, tenaga, materi dan juga risiko. Manusia biasa atau pejabat biasa yang fokus pada tugas tanpa dasar hidup rohani yang baik tidak akan bisa melakukan itu. Karenanya, lewat bacaan pertama kita diingatkan bahwa jika engkau mendengarkan suara Tuhan, berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, maka tidaklah terlalu sukar bagi kita untuk melakukan hal mulia dan tidak pula terlalu jauh sesama kita untuk diraih. Tetapi, jika perintah Taurat itu hanya kita baca dalam Kitab Suci, hanya kita lagukan sebagai bahasa cinta, tanpa melakukannya, rasanya kita tidak perlu tersinggung jika diibaratkan seperti tong kosong yang nyaring bunyinya.
Maka, pesan pertama untuk kita adalah bahwa perintah mengasihi Tuhan dan sesama dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal harus benar-benar kita ukir dalam diri dan dilarutkan dalam darah. Dengan begitu, sikap peduli pada sesama selalu muncul dalam diri kita. Pesan kedua, dalam hidup yang mobile dan canggih ini, mari kita perkuat diri dari dalam, dewasakan iman dan yakinkan diri bahwa dalam nama Yesus kita akan sanggup hadapi segala perkara yang ada.
Kartolo Malau, O.Carm/RUAH