Minggu, 11/Kamis, 15 Agustus 2013 Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

Minggu, 11 Agustus 2013 (khusus untuk Indonesia)
Kamis, 15 Agustus 2013
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

“…. dengan otoritas dari Tuhan kita Yesus Kristus, dari Rasul Petrus dan Paulus yang Terberkati, dan oleh otoritas kami sendiri, kami mengumumkan, menyatakan dan mendefinisikannya sebagai sebuah dogma yang diwahyukan Allah: bahwa Bunda Tuhan yang tak bernoda, Perawan Maria yang tetap perawan, setelah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi.” (Munificentissimus Deus 44)
   
Antifon Pembuka (Why 12:1)

Tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

atau

Bergembiralah kita semua dalam Tuhan, berhari raya menghormati Santa Perawan Maria. Malaikat pun bersuka ria berpesta merayakan pengangkatannya dan memuji Putra Allah.

Pengantar

Peringatan Maria Diangkat ke Surga sudah dirayakan sejak abad ke-4, tapi baru pada tahun 1950 peringatan ini secara resmi ditetapkan sebagai sebuah ajaran iman. Permohonan untuk menjadikan peristiwa Maria Diangkat ke Surga sebagai dogma datang dari 113 kardinal, 2.505 uskup, 32.000 pastor dan biarawan, 50.000 biarawati, dan 8 juta umat awam. Kenyataan ini merupakan sebuah kebenaran yang datang dari Allah sendiri. Sri Paus menyimpulkan refleksinya: dengan kuasa Tuhan kita Yesus Kristus, Petrus dan Paulus, rasul yang terberkati, dan kehendak kita sendiri, kita menyatakan, mengumumkan, dan menetapkan menjadi sebuah dogma yang dinyatakan secara Ilahi bahwa Bunda Allah yang dikandung tanpa noda, Perawan Maria yang abadi, yang telah menyempurnakan kehidupannya di bumi, diangkat ke dalam kemuliaan surgawi.


Dogma Maria Diangkat ke Surga dimaklumkan oleh Paus Pius XII dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus (Tuhan yang sangat murah hati) pada tahun 1950. Dogma adalah ajaran iman yang disampaikan oleh Paus sebagai pemimpin Gereja yang harus ditaati oleh umat beriman, sedangkan Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus adalah dekrit yang menjelaskan tentang dogma Maria Diangkat ke Surga. Karena ajaran Maria Diangkat ke Surga merupakan dogma, umat Katolik harus mempercayainya.

Peringatan tentang pengangkatan Maria ke surga jiwa dan badannya memang sudah dirayakan sejak abad ke-4, namun baru pada tahun 1950 paham ini ditegaskan sebagai bagian ajaran kepercayaan iman. Diangkatnya Maria ke surga dengan jiwa dan raganya (assumptio), menurut rencana keselamatan Allah, merupakan hasil kedekatan Maria pada Yesus. Dengan dogma ini dimaksudkan bahwa Maria dimuliakan dalam dan pada Allah. Dalam diri Maria dinyatakan bahwa kesetiaan Allah tidak melepaskan manusia, yang dalam iman kepercayaan terarah seluruhnya kepada Allah. Citra Maria yang kita peroleh dari Alkitab menunjukkan bahwa Maria bersatu seerat-eratnya dengan Tuhan yang telah bangkit.

Pemuliaan Maria yang mencakup kebangkitan badannya berarti bahwa keserupaannya dengan Yesus, Anaknya, matang sepanjang hidupnya berkat iman kepercayaannya yang total. Dengan demikian, dogma ini merupakan ungkapan akan iman yang diartikan sebagai tanggapan positif dari manusia terhadap tawaran rahmat Allah. Kepada iman yang sempurna dianugerahkan keselamatan yang sempurna.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengangkat Bunda Putra-Mu, Santa Perawan Maria yang tidak bernoda, dengan jiwa dan raganya ke dalam kemuliaan surga. Kami mohon dengan rendah hati, semoga hati dan budi kami selalu terarah kepada-Mu, agar kami pun pantas menikmati kemuliaan, yang telah Kauberikan kepadanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)
  
"Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya."
  
Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat. (Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:20-26)

"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat
Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)
   
"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah."

Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus. Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Dikunjungi atau kedatangan tamu selalu membawa sukaduka tersendiri. Mengapa ada sukadukanya? Karena, kalau kita kedatangan tamu pengemis, kita mungkin senang sebab diberi kesempatan untuk berbagi dengan orang yang benar-benar membutuhkan. Kalau tamu kita seorang sahabat lama, kita akan sangat berbahagia karena bisa bernostalgia. Kalau tamunya pencuri atau penjahat, kita mungkin akan takut dan sedih karena harus kehilangan barang dan rasa nyaman. Kalau tamu kita seorang Mario Teguh, mungkin kita akan menjadi orang yang penuh inspirasi. Intinya, kedatangan tamu selalu membawa hikmah pada kita yang mengalaminya.
 
Bagaimana kalau kita kedatangan tamu Bunda Maria? Adakah sukacita yang kita alami seperti kedatangan tamu di atas? Tentu tidak. Pengalaman St. Bernadette Soubirous di Lourdes (1858) mengatakan bahwa pengalaman bertemu Bunda Maria sangat menggetarkan iman. Ia harus belajar percaya. Lihatlah, Bernadette diminta oleh Maria untuk minum dari sebuah sumber air di gua, sementara tidak ada sama sekali sumber air di tempat itu. Tetapi, ketika dia menggali di suatu tempat yang ditunjukkan oleh Maria kepadanya, sebuah mata air mulai memancar. Ini adalah suatu pengalaman luar biasa. Dan pesan Maria kepadanya, "Aku tidak menjanjikan kamu kegembiraan di dunia ini, tetapi di dunia yang akan datang."
 
Pengalaman Yasinta, Fransiskus dan Lusia ketika bertemu dengan Bunda Maria di Fatima (1917) juga membawa pesan dan sukacita tersendiri. Pengalaman Anda juga, ketika ziarah ke salah satu Gua Maria, pasti membawa sukacita dan kesan tersendiri. Intinya, setiap pengalaman iman selalu membawa kesan dan pesan yang bisa memberikan peneguhan. Tetapi, pengalaman iman yang kita anggap sebagai rekreasi atau hal biasa saja, maka itu tidak akan memberi kesan atau pesan, apalagi sebuah peneguhan.
  
Hari ini Gereja merayakan Santa Perawan Maria diangkat ke surga. Perayaan ini mengajak kita untuk lebih menyadari bahwa pengalaman iman tidak pernah mengantar manusia kepada kesia-siaan. Kesediaan untuk percaya membawa kita pada kepenuhan hidup. Dan keberanian untuk berbuat sesuai dengan kebenaran iman menunjukkan bahwa iman kita benar dan kita bangga mempunyai Allah, yang kepada-Nya kita percaya.
 
Maria adalah ibu yang dalam kepenuhan Roh Kudus selalu bangga dengan apa yang didengar, dibaca dan diungkapkannya tentang Allah. Dan apakah buahnya jika hidup kita penuh Roh? Apa pun yang kita lakukan, katakan dan berikan kepada orang, maka orang lain bisa merasakan sukacita. Lihatlah Elisabet! Ketika ia mendengar salam Maria, bayi dalam rahimnya melonjak kegirangan dan ia penuh dengan Roh Kudus.
 
Semoga Perayaan SP Maria diangkat ke surga ini semakin mengarahkan hati, pikiran dan perbuatan kita pada hal-hal rohani yang bisa membawa kita kepada surga. Dan berbahagialah ia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy