Rabu, 18 September 2013
Hari Biasa Pekan XXIV
Gereja adalah "tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 Tim 3:15). "Perintah resmi Kristus untuk mewartakan kebenaran yang menyelamatkan itu diterima oleh Gereja dan para Rasul" (LG 17). "Gereja berwenang untuk selalu dan di mana-mana memaklumkan asas-asas kesusilaan, pun yang menyangkal tata kemasyarakatan, dan untuk membawa suatu penilaian tentang segala hal-ikhwal insani, sejauh hak-hak asasi manusia atau keselamatan jiwa menuntutnya" (CIC can. 747, | 2). Katekismus Gereja Katolik, 2032
Doa Pagi
Allah Bapa, sumber kebenaran, kami tak mampu mengenal Engkau sedalam-dalamnya. Maka, tambahkan imanku, dan buatlah aku setia akan inspirasi dan bimbingan Roh Kudus dalam hidup dan karyaku hari ini. Aku mohon kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (3:14-16)
Hari Biasa Pekan XXIV
Gereja adalah "tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 Tim 3:15). "Perintah resmi Kristus untuk mewartakan kebenaran yang menyelamatkan itu diterima oleh Gereja dan para Rasul" (LG 17). "Gereja berwenang untuk selalu dan di mana-mana memaklumkan asas-asas kesusilaan, pun yang menyangkal tata kemasyarakatan, dan untuk membawa suatu penilaian tentang segala hal-ikhwal insani, sejauh hak-hak asasi manusia atau keselamatan jiwa menuntutnya" (CIC can. 747, | 2). Katekismus Gereja Katolik, 2032
Doa Pagi
Allah Bapa, sumber kebenaran, kami tak mampu mengenal Engkau sedalam-dalamnya. Maka, tambahkan imanku, dan buatlah aku setia akan inspirasi dan bimbingan Roh Kudus dalam hidup dan karyaku hari ini. Aku mohon kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (3:14-16)
"Sungguh agunglah rahasia iman kita."
Saudara-saudara terkasih, semuanya ini kutulis kepadamu, walaupun aku berharap segera dapat mengunjungi engkau. Maka, jika aku terlambat, engkau sudah tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, artinya sebagai jemaat Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. Sungguh agunglah rahasia iman kita: Kristus, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Ia diimani di dunia, diangkat ke dalam kemuliaan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Agunglah karya Tuhan
Ayat. (Mzm111:1-6)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Agung dan semaraklah pekerjaan-Nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.
3. Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki, selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya. Kekuatan perbuatan-Nya Ia tunjukkan kepada umat-Nya, dengan memberikan kepada mereka milik pusaka para bangsa.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:31-35)
"Hikmat Allah dibenarkan oleh orang yang menerimanya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Untuk memahami 1 Tim 3:15 tentang ajaran Rasul Paulus agar orang mengacu kepada Gereja sebagai tiang penopang kebenaran, kita perlu melihat kepada latar belakang penulisan surat kepada Timotius secara keseluruhan. Berikut ini saya sarikan dari keterangan the Navarre Bible:
1. Kita mengetahui Timotius adalah anak rohani dari Rasul Paulus (lih. Flp 2:22). Timotius ini telah mengikuti Paulus dan bekerja bersamanya pada saat Rasul Paulus mendirikan dasar bagi Gereja- gereja di Filipi dan Tesalonika (Kis 16:12). Ia di Berea (Kis 17:14), lalu dikirim Rasul Paulus ke Tesalonika (1 Tes 3:2), kemudian ke Korintus (Kis 18:5), dan mendampingi Rasul Paulus dalam perjalanannya yang ke tiga, mengunjungi Efesus (Kis 19:22) dan Makedonia (1 Kor 4:17; 16:20; 2 Kor 1:1), Asia Kecil (Kis 20:4), bersama dengan Rasul Palulus pada saat ia dipenjara (Kol 1:1; Flp 1:1; 2:19). Akhirnya dalam perjalanan terakhir Rasul Paulus ke Timur Tengah, ia menugaskan Timotius untuk memimpin Gereja Efesus. Timotius masih muda sewaktu dipercayakan tugas tersebut (1 Tim 4:12, 2 Tim 2:22).
Dari Kisah Para rasul, kita mengetahui bahwa Rasul Paulus berada di Efesus pada sekitar tahun 52, di akhir perjalanannya yang ke-2 (lih. Kis 18: 19-21) dan ia kemudian tinggal di Efesus selama dua tahun pada awal perjalanannya yang ke-3 (lih. Kis 19:1, 8-10). Rasul Paulus menghadapi kesulitan, dan kemudian harus meninggalkan Efesus karena kerusuhan yang dipelopori oleh Demetrius, seorang tukang perak (lih. Kis 19:23-40). Namun kunjungan Rasul Paulus itu telah menghasilkan perkembangan komunitas Kristiani di Efesus, sebuah kota yang penting di Asia Kecil.
Gereja Efesus adalah Gereja yang cukup baik, namun juga mengalami kesulitan dan tantangan yang dihadapi oleh sebuah Gereja awal. Tantangan ini ditimbulkan oleh pengaruh lingkungan kota pagan, adanya banyak guru yang mengajar berbagai ajaran, dan juga kebiasaan- kebiasaan hidup yang tidak cocok dengan ajaran Kristiani; ini semua mengancam stabilitas Gereja yang muda ini. Seperti halnya Titus dipercayakan jemaat di Kreta, Timotius dipercaya di Efesus untuk mengajarkan agar umat memegang ajaran yang benar dan untuk mendorong umat Kristen agar hidup sesuai dengan ajaran Kristiani. Ia harus memelihara “apa yang telah dipercayakan kepadamu” (1 Tim 6:20) yaitu sumber iman, dan mengabdikan diri untuk mengajar umat beriman (1 Tim 6:16), dan yakin bahwa Gereja adalah tiang penopang dan dasar kebenaran (1 Tim 3:15). Maka, ajaran sesat harus ditolak, demikian pula para pengajarnya (1 Tim 1:3). Timotius harus menjalankan otoritasnya, namun juga hidupnya harus menjadi panutan bagi sekalian umat (1 Tim 6:11) dan meletakkan kepercayaannya di dalam kerahiman ilahi. Para pelayan Tuhan harus menjadi teladan umat dalam “perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni.” (1 Tim 1:18).
Timotius juga diberi tugas untuk administrasi Gereja, memilih diakon yang benar (1 Tim 3:10) dan tidak tergesa- gesa menahbiskan seseorang (1 Tim 5:22). Surat Rasul Paulus juga menuliskan syarat- syarat bagi imam, diakon, janda (1 Tim 3:1-7; 3:8-13; 5:9-15).
2. Maka secara umum surat Timotius berkaitan dengan 4 hal:
a) Timotius bertugas untuk membela kebenaran dan mempertahankannya dari serangan ajaran sesat tentang “dongeng dan silsilah yang tidak putus-putusnya” (1:3-20);
b) Cara penyembahan harus ditetapkan: doa bersama, khotbah, tingkah laku dalam perayaan liturgis (2:1-15);
c) Tugas- tugas pemimpin Gereja, dan kualitas yang disyaratkan bagi seorang uskup dan diakon;
d) Peraturan pastoral tentang bagaimana menghadapi guru- guru yang sesat (3:1-16), bagaimana bertindak menangani kelompok- kelompok umat beriman (5:1- 6:2); dan bagaimana untuk membedakan guru yang baik dan guru yang jahat/ sesat (6:3-19).
3. Jadi ayat 1 Tim 3:15 harus dilihat dalam kaitan dengan ayat- ayat sebelum dan sesudahnya di mana Gereja/ jemaat Allah yang hidup ini dipimpin oleh para uskup dan diakon, dan merekalah yang akan memimpin umat beriman untuk menghindari ajaran sesat yang berkembang pada saat itu.
1 Tim 3:15 menyebutkan 3 hal dalam hal ekklesiologi:
a) “Gereja/ jemaat Allah yang hidup”.
Rasul Paulus menggunakan istilah jemaat Allah yang hidup ini untuk menerangkan bahwa Gereja adalah umat Allah yang merupakan kelanjutan dari bangsa pilihan Allah dalam Perjanjian Lama.
b) Gereja adalah “keluarga Allah”
Keluarga adalah ciri khas Gereja. Rasul Paulus mengajarkan bahwa kita adalah “kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah” (Ef 2:19). Maka keluarga haruslah menjadi ide dasar ikatan hubungan antara para anggota Gereja; yang dipersatukan oleh kehendak Allah, sebuah tempat kehadiran Allah yang lebih penuh daripada kehadiran-Nya di bait Yerusalem (lih. 1 Raj 8:12-64). Keluarga Allah ini dibangun oleh batu- batu yang hidup (1 Pet 2:5) dengan fondasinya adalah para rasul (1 Kor 3:11) dan Kristus sebagai batu penjuru (Mat 21:42).
c) Gereja sebagai “tiang penopang dan tonggak kebenaran”
Tonggak ini mengingatkan kepada tiang penopang pada bait Allah di Yerusalem (lih. 1 Raj 7:15-52). Ekspresi ini menggambarkan kekuatan/ kekokohan Gereja dalam menjaga dan menyampaikan kebenaran; sebab Wahyu Allah harus dijaga dan dijelaskan/ diinterpretasikan. Maka, kebenaran di sini maksudnya adalah Wahyu Allah yang disampaikan kepada manusia.
4. Mengapa Gereja adalah tiang penopang dan dasar kebenaran? Sebab Kristus sendiri telah mendirikan Gereja-Nya di atas pondasi yaitu para rasul, sehingga Gereja yang setia berpegang pada ajaran para rasul tersebut merupakan tiang penopang dan dasar kebenaran Wahyu Allah yang disampaikan kepada manusia. Sebab Yesus telah mempercayakan wewenang pengajaran wahyu tersebut kepada para rasul-Nya, yang diteruskan oleh para penggantinya, dengan persyaratan yang telah disebutkan dalam surat kepada Timotius.
Jadi jika terjadi perselisihan/ perbedaan pendapat, (dalam hal ini adalah pertentangan karena adanya ajaran sesat) maka bukan musyawarah yang menentukan, tetapi sumber pengajaran para rasul yang harus diteliti untuk mencari jalan keluarnya. Bahwa umumnya penegasan ajaran para rasul ini dijabarkan dalam Konsili itu benar, tetapi Konsili bukan semata- mata kesempatan bermusyawarah, tetapi adalah kesempatan untuk kembali menegaskan keputusan ajaran sesuai dengan sumber iman yang diajarkan oleh para rasul dan Bapa Gereja. Inilah sebabnya mengapa Rasul Paulus mengatakan bahwa yang menjadi tonggak penopang dan dasar kebenaran adalah Gereja, karena Gereja yang berpegang pada pengajaran para rasul inilah yang dapat menjaga kemurnian Wahyu Allah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org
Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi,
percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga
cakap mengajar orang lain (2 Tim 2:2)