Senin, 02 September 2013
Hari Biasa Pekan XXII
Tidaklah cukup bagiku untuk mengasihi Tuhan jika aku tidak mengasihi sesamaku -- St. Vincentius de Paulo
Antifon Pembuka (Luk 4:18)
Roh Tuhan menyertai Aku. Aku diutus-Nya untuk mewartakan kabar gembira kepada kau fakir miskin.
Doa untuk Gereja yang dianiaya
† Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya untuk mewujudkan umat baru itu; Ia harus menderita, bahkan harus wafat di salib. Tetapi Ia sendiri telah meyakinkan kami bahwa Ia mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada para murid Yesus yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap dan dipenjarakan karena nama Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu. Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan Rasul Paulus yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.
Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama saudara-saudari kami yang sedang dianiaya di Afghanistan, Mesir, Siria, dan Irak. Betapa besar kekuatan yang Kauberikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus. Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
(Salam Maria 3x) †
(Sumber: Puji Syukur no. 178 dengan penekanan khusus)
Doa Pagi
Allah Bapa surgawi, Engkaulah sumber hidup. Kami bersyukur atas anugerah hidup sampai pada hari ini. Betapa bahagianya kami. Buatlah kami teguh dalam iman dan bertahan sampai pada kesudahannya sehingga kelak kami beroleh selamat seperti dijanjikan oleh Putra-Mu, Tuhan kami, Yesus Kristus, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
St. Paulus menaburkan harapan bagi setiap orang beriman untuk menghadapi kenyataan akan datangnya kematian. Tak seorang pun menghindari kematian. St. Paulus meletakkan harapan itu pada Kristus yang telah mengalahkan kematian, dengan kebangkitan-Nya. Iman akan Kristus yang akan bangkit bukan sekadar hiburan sementara, melainkan merupakan kepastian akan ganjaran keabadian.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (4:13-17)
Hari Biasa Pekan XXII
Tidaklah cukup bagiku untuk mengasihi Tuhan jika aku tidak mengasihi sesamaku -- St. Vincentius de Paulo
Antifon Pembuka (Luk 4:18)
Roh Tuhan menyertai Aku. Aku diutus-Nya untuk mewartakan kabar gembira kepada kau fakir miskin.
Doa untuk Gereja yang dianiaya
† Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya untuk mewujudkan umat baru itu; Ia harus menderita, bahkan harus wafat di salib. Tetapi Ia sendiri telah meyakinkan kami bahwa Ia mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada para murid Yesus yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap dan dipenjarakan karena nama Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu. Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan Rasul Paulus yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.
Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama saudara-saudari kami yang sedang dianiaya di Afghanistan, Mesir, Siria, dan Irak. Betapa besar kekuatan yang Kauberikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus. Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
(Salam Maria 3x) †
(Sumber: Puji Syukur no. 178 dengan penekanan khusus)
Doa Pagi
Allah Bapa surgawi, Engkaulah sumber hidup. Kami bersyukur atas anugerah hidup sampai pada hari ini. Betapa bahagianya kami. Buatlah kami teguh dalam iman dan bertahan sampai pada kesudahannya sehingga kelak kami beroleh selamat seperti dijanjikan oleh Putra-Mu, Tuhan kami, Yesus Kristus, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
St. Paulus menaburkan harapan bagi setiap orang beriman untuk menghadapi kenyataan akan datangnya kematian. Tak seorang pun menghindari kematian. St. Paulus meletakkan harapan itu pada Kristus yang telah mengalahkan kematian, dengan kebangkitan-Nya. Iman akan Kristus yang akan bangkit bukan sekadar hiburan sementara, melainkan merupakan kepastian akan ganjaran keabadian.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (4:13-17)
"Mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan oleh Allah bersama Yesus."
Saudara-saudara, kami ingin agar kalian mengetahui tentang orang-orang yang sudah meninggal dunia, supaya kalian jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena kalau kita percaya bahwa Yesus telah wafat dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa semua orang yang telah meninggal dunia dalam Yesus akan dikumpulkan oleh Allah bersama dengan Yesus. Hal ini kami katakan kepadamu seturut sabda Allah ini. Kita yang hidup dan masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali takkan mendahului mereka yang sudah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberikan, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, Tuhan sendiri akan turun dari surga. Dan mereka yang telah meninggal dalam Kristus Yesus akan lebih dahulu bangkit. Sesudah itu kita yang hidup dan masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Kristus di angkasa.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil
Ayat. (Mzm. 96:1.3.4-15.11-12.13)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
2. Sebab mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.
3. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersoraksorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
4. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 4:18)
Roh Tuhan menyertai aku; Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik kepada orang-orang miskin.
Ada tiga gerak hati orang-orang Nazaret: Pertama, kekaguman akan kata-kata indah yang diucapkan Yesus. Kedua, muncul benih-benih kekecewaan, karena Yesus tidak membuat mukjizat seperti yang telah dibuat-Nya di Kapernaum; bisa jadi ada iri hati atas keberhasilan karya Yesus. Ketiga, marah dan berniat membunuh-Nya. Karena itu, selagi api 'iri hati' masih kecil memang harus segera dipadamkan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-30)
"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang miskin. Tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya."
Sekali peristiwa datanglah Yesus di Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Seperti biasa, pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat. Yesus berdiri hendak membacakan Kitab Suci. Maka diberikan kepada-Nya Kitab Nabi Yesaya. Yesus membuka kitab itu dan menemukan ayat-ayat berikut, "Roh Tuhan ada pada-Ku. Sebab Aku diurapi-Nya untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin. Dan Aku diutus-Nya memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, penglihatan kepada orang-orang buta, serta membebaskan orang-orang yang tertindas; Aku diutus-Nya memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Yesus menutup kitab itu dan mengembalikannya kepada pejabat; lalu Ia duduk, dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Kemudian Yesus mulai mengajar mereka, kata-Nya, "Pada hari ini genaplah ayat-ayat Kitab Suci itu pada saat kalian mendengarnya." Semua orang membenarkan Yesus. Mereka heran akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya. Lalu mereka berkata, "Bukankah dia anak Yusuf?" Yesus berkata, "Tentu kalian akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku, 'Hai Tabib sembuhkanlah dirimu sendiri. Perbuatlah di sini, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar telah terjadi di Kapernaum!" Yesus berkata lagi, "Aku berkata kepadamu: Sungguh, tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar, 'Pada zaman Elia terdapat banyak wanita janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang wanita janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman Nabi Elisa banyak orang kusta di Israel tetapi tiada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang di rumah ibadat itu. Mereka bangkit lalu menghalau Yesus ke luar kota, dan membawa Dia ke tebing gunung tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Yesus mewartakan kabar gembira kepada kaum miskin. Ia membawa harapan kepada orang yang tertindas. Namun, Yesus ditolak oleh orang-orang sekampung-Nya karena mereka belum mengenal siapakah Dia sesungguhnya. Seorang nabi tidak dihormati di tempat asalnya sendiri. Kita diundang untuk percaya bahwa Dia datang untuk menyelamatkan kita. Dia membawa harapan bagi kita. Dia juga mengajar kita agar mau menerima orang lain apa adanya.
Doa Malam
Tuhan Yesus, aku bersyukur atas teladan ketabahan dan kesabaran-Mu dalam menerima penolakan dan penghinaan. Bantulah agar aku pun dapat berlaku sabar dan rendah hati saat mengalami penolakan, penghinaan, tindakan dan sikap negatif dari orang lain. Jauhkanlah aku dari keinginan untuk membalas dendam, sebab itulah yang Engkau ajarkan. Terpujilah Engkau, penjaga hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
RUAH