Jumat, 25 Oktober 2013
Hari Biasa Pekan XXIX
Pertobatan itu pertama-tama adalah karya rahmat Allah (Katekismus Gereja Katolik, 1432)
Antifon Pembuka (Mzm 119:94)
Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahabaik, aku bersyukur kepada-Mu atas kehidupan yang masih dapat kualami sampai saat ini. Aku menyadari, tiada sesuatu yang baik dalam diriku tanpa rahmat dan kasih-Mu. Tambahkanlah kemauanku untuk memuliakan Engkau dengan segala niat baikku. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (7:18-25a)
Hari Biasa Pekan XXIX
Pertobatan itu pertama-tama adalah karya rahmat Allah (Katekismus Gereja Katolik, 1432)
Antifon Pembuka (Mzm 119:94)
Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahabaik, aku bersyukur kepada-Mu atas kehidupan yang masih dapat kualami sampai saat ini. Aku menyadari, tiada sesuatu yang baik dalam diriku tanpa rahmat dan kasih-Mu. Tambahkanlah kemauanku untuk memuliakan Engkau dengan segala niat baikku. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (7:18-25a)
"Siapakah yang akan melepaskan daku dari tubuh maut ini?"
Saudara-saudara, aku tahu, tiada sesuatu yang baik dalam diriku sebagai manusia. Sebab kehendak memang ada dalam diriku, tetapi berbuat baik tidak ada. Sebab bukan yang baik seperti yang kukehendaki, yang kuperbuat, melainkan yang jahat yang tidak kukehendaki. Jadi jika aku berbuat yang tidak kukehendaki, maka bukan aku lagi yang memperbuatnya, melainkan dosa yang diam dalam diriku. Jadi dalam diriku kudapati hukum berikut: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, malah yang jahatlah yang ada padaku. Sebab dalam batinku aku memang suka akan hukum Allah, tetapi dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada dalam anggota-angota tubuhku. Aku ini manusia celaka. Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Dialah Yesus Kristus, Tuhan kita!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:66.68.76.77.93.94; Ul: 68b)
1. Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.
2. Engkau baik dan murah hati: ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
3. Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
4. Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku, sehingga aku hidup, sebab Taurat-Mulah kegemaranku.
5. Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.
6. Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:54-59)
"Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?"
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada orang banyak, “Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat, segera kalian berkata, ‘Akan datang hujan’. Dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, ‘Hari akan panas terik’. Dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan. Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu, ‘Engkau takkan keluar dari sana, sebelum melunasi hutangmu’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Banyak orang yang dianugerahi kecerdasan dan menghasilkan banyak karya dalam hidupnya, namun sedikit orang yang dapat bersikap bijaksana dalam hidupnya. Orang yang pandai mengandalkan kecerdasan otak sehingga semua hal dipandang berdasarkan logika manusia. Namun, orang bijaksana bertindak bukan hanya didasarkan pada kecerdasan pikiran manusia, tetapi juga berdasarkan pada hati nurani.
Orang yang bijaksana adalah orang yang mampu melihat ke dalam dirinya, mengevaluasi dan memperbaiki diri sehingga hidupnya menjadi semakin lebih baik. Maka, menjadi bijaksana tidak cukup hanya mengandalkan pengetahuannya saja, tetapi ia harus berani rendah hati, mengakui segala keterbatasannya dan kemudian berniat untuk memperbaiki diri.
Seorang yang pandai jika tidak disertai dengan sikap rendah hati akan menjadi orang yang sombong. Sebaliknya, orang yang pandai dan memiliki sikap rendah hati akan menjadi orang yang bijaksana. Pada zaman ini sangat dibutuhkan orang yang bijaksana agar dunia tidak menjadi tempat yang menakutkan, tetapi menjadi tempat yang aman dan damai di mana tidak ada lagi permusuhan dan perang serta tidak ada lagi ketidakadilan dan diskriminasi. Semua bisa terwujud jika kita mampu hidup secara bijaksana.
Allah Bapa Yang Mahapengasih, aku bersyukur atas segala anugerah yang aku terima. Engkau telah memberikan akal budi dan hati yang membuat aku mengerti kehendak-Mu. Anugerahkanlah Roh Kebijaksanaan agar aku mampu bertindak dengan benar seturut kehendak-Mu. Amin.
Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian