Hari Biasa Pekan XXXII
Meskipun semua nyanyian sama, nyanyian gregorian yang merupakan ciri khas liturgi Romawi, hendaknya diberi tempat utama. Semua jenis musik ibadat lainnya, khususnya nyanyian polifoni, sama sekali tidak dilarang, asal saja selaras dengan jiwa perayaan liturgi dan dapat menunjang partisipasi seluruh umat beriman. Dewasa ini, makin sering terjadi himpunan jemaat yang terdiri atas bermacam-macam bangsa. Maka sangat diharapkan agar umat mahir melagukan bersama-sama sekurang-kurangnya beberapa bagian ordinarium Misa dalam Bahasa Latin, terutama Credo dan Pater noster dengan lagu yang sederhana. (Pedoman Umum Misale Romawi, 41)
Antifon Pembuka (Mzm 19:2-3)
Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.
Doa Pagi
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (13:1-9)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lih.5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.
Bait pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Angkatlah mukamu, sebab penyelamatmu sudah mendekat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:26-37)
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula kelak pada hari Anak Manusia. Pada zaman Nuh itu orang-orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian pula yang terjadi pada zaman Lot. Mereka makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun, sampai pada hari Lot keluar dari Sodom. Lalu turunlah hujan api dan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia menyatakan diri. Pada hari itu barangsiapa sedang ada di peranginan di atas rumah, janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang di dalam rumah. Demikian pula yang sedang berada di ladang, janganlah ia pulang. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu kalau ada dua orang di atas ranjang, yang satu akan dibawa dan yang lain ditinggalkan. Kalau ada dua orang wanita yang sedang bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” Para murid lalu bertanya, “Di mana, Tuhan?” Yesus menjawab, “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Gambaran tentang kedatangan Kerajaan Allah sepintas lalu menyeramkan: kebinasaan semua makhluk seperti pada zaman Nuh, hujan api dan belerang seperti di Sodom, dan masih banyak tanda-tanda menegangkan lainnya.
Tentu saja ini semua adalah refleksi dari para penulis Injil. Bagaimana persisnya nanti itu akan terjadi, tentu sulit untuk dipastikan sekarang. Apalagi bila ditanya, kapan hal itu akan terjadi? Tidak akan ada yang bisa menjawab.
Kata ”misteri” merupakan kata yang paling tepat untuk menggambarkan kedatangan anak manusia. Dengan meyakininya sebagai sebuah misteri, maka sikap yang paling baik dilakukan adalah menantinya dengan pasrah sambil dengan tulus melakukan sebanyak mungkin kebaikan dalam hidup ini. Ketika sesuatu tidak bisa ditebak kedatangannya, maka kita diundang untuk siap siaga setiap saat.
Tuhan, ajarilah aku untuk bersiap siaga setiap hari untuk menyambut kedatangan-Mu dengan tekun berbuat baik setiap hari. Amin.