Peringatan Wajib St. Sesilia, Perawan dan Martir
“Pujilah Tuhan dengan nyanyian gembira! Inilah pujian bagus bagi Tuhan, kalau kamu bernyanyi dengan gembira” (St. Agustinus)
Antifon Pembuka
Inilah martir sejati yang bersedia menumpahkan darah untuk membela nama Kristus. Ia tidak takut menghadapi ancaman di pengadilan. Kerajaan Surga kini menjadi miliknya.
Doa Pagi
Tuhan, limpahkanlah rahmat ketekunan kepadaku untuk setia dalam mentahirkan bait kudus-Mu yang ada pada diriku dan membersihkan cacat cela serta kecenderungan yang mengotori bait-Mu yang kudus. Berkatilah usahaku sepanjang hari ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Makabe (4:36-37.52-59)
Pada waktu itu Yudas Makabe serta saudara-saudara berkata, “Musuh kita sudah hancur. Baiklah kita pergi mentahirkan bait Allah dan mentahbiskannya kembali.” Setelah seluruh bala tentara dihimpun berangkatlah mereka ke Gunung Sion. Dalam tahun 148, pada tanggal dua puluh lima bulan ke-9, yaitu bulan Kislew, pagi-pagi benar seluruh rakyat bangun untuk mempersembahkan kurban sesuai dengan hukum Taurat di atas mezbah kurban bakaran baru yang telah mereka buat. Tepat pada jam dan tanggal yang sama seperti waktu orang-orang asing mencemarkannya, mezbah itu ditahbiskan dengan kidung yang diiringi gambus, kecapi dan canang. Maka meniaraplah segenap rakyat dan sujud menyembah, serta melambungkan pujian ke surga, kepada Dia yang memberi mereka hasil yang baik. Delapan hari lamanya perayaan pentahbisan mezbah itu dilangsungkan. Dengan sukacita dipersembahkanlah kurban bakaran, kurban keselamatan dan kurban pujian. Bagian depan bait Allah dihiasi dengan karangan-karangan keemasan dan utar-utar. Pintu-pintu gerbang dan semua balai diperbaharui dan pintu-pintu dipasang padanya. Segenap rakyat diliputi sukacita yang sangat besar. Sebab penghinaan yang didatangkan orang-orang asing itu sudah terhapus. Yudas serta saudara-saudaranya dan segenap umat Israel menetapkan sebagai berikut, ‘Perayaan pentahbisan mezbah itu tiap-tiap tahun harus dilangsungkan dengan sukacita dan kegembiraan delapan hari lamanya, tepat pada waktunya, mulai tanggal dua puluh lima bulan Kislew.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Kidung Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, kami memuji nama-Mu yang agung.
Ayat. (MT 1Taw 29:10.11abc.11d-12a.12bcd)
1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah Israel leluhur kami dari kekal sampai kekal.
2. Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya milik-Mulah segala yang ada di langit dan di bumi, ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan.
3. Engkaulah yang tertinggi melebihi segala-galanya, kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.
4. Engkaulah yang menguasai segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:45-48)
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Bait Allah adalah tempat yang suci di mana banyak orang datang untuk mempersembahkan kurban kepada Allah dan untuk mendengarkan ajaran-ajaran Tuhan sebagaimana tertulis dalam Hukum Taurat. Ironisnya adalah justru bait Allah menjadi sarang penyamun dimana orang justru berdagang dengan harga yang sangat tinggi demi keuntungan pribadi. Lebih gila lagi adalah, bait Allah justru menjadi tempat bagi musuh-musuh Yesus untuk merancang rencana jahat membunuh-Nya.
Mari kita berefleksi tentang kemunafikan. Penyakit rohani yang paling kronis adalah kemunafikan. Kelihatan dari luar indah dan bagus, namun sebetulnya kita memiliki begitu banyak borok yang kita sembunyikan. Yesus dengan tegas selalu mengkritik orang Farisi dan Ahli Taurat tentang kemunafikan. Ada istilah lain, misalnya kosmetika rohani. Kegiatan-kegiatan rohani kadangkala hanya sebagai topeng untuk menyembunyikan hal-hal buruk yang kita lakukan di luar sana. Bisa juga ini disebut sebagai paham ateisme praktis. Di dalam gedung ibadah kita berkata ”I love You, Lord!” dan memuji-muji Tuhan, namun dalam kehidupan praktis sehari-hari kita sama sekali tidak mengingat Tuhan apalagi menjalankan perintah-perintah-Nya.
Di sinilah titik penting perjuangan iman kita. Kita ditantang untuk melaksanakan nasihat ini: Hendaknya apa yang kauimani, kauajarkan, dan apa yang kauajarkan kaulaksanakan!
Tuhan, ampunilah aku bila aku sering kali menjadi manusia yang munafik, tidak sungguh-sungguh mencintai Engkau. Amin.
Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian