Minggu, 24 November 2013
Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam.
Tahun Iman adalah suatu panggilan kepada sebuah pertobatan yang diperbaharui -- Paus Benediktus XVI
Antifon Pembuka (bdk. Why 5:12,1:6)
Anak domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa dan kekayaan, dan hikmat, dan hormat, dan kemuliaan dan puji-pujian. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Dignus est Agnus, qui occisus est, accipere virtutem, et divinitatem, et sapientiam, et fortitudinem, et honorem. Ipsi gloria et imperium in sæcula sæculorum.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahapengasih, kami bersyukur kepada-Mu karena melalui Yesus Kristus, Sang Raja Semesta Alam, Engkau telah memanggil kami ke dalam pangkuan Gereja Katolik yang kudus dan memperkenankan kami masuk ke dalam persekutuan Allah Tritunggal. Kami mohon utuslah Roh Kudus-Mu supaya kami semakin mampu menghidupi persatuan itu berlandaskan iman yang mendalam, tangguh dan misioner. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (5:1-3)
Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron. Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama, yakni ketika Saul masih memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Lagipula Tuhan telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana, di hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122.1-2.4-5; R:1)
1. Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (1:12-20)
Saudara-saudara, semoga kamu mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kamu layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam Kerajaan Terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih; di dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 11:9.10)
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa kita Daud!
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (23:35-43)
Ketika Yesus bergantung di salib, pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi mengejek-Nya, “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah!” Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata, “Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ada juga tulisan di atas kepala-Nya, “Inilah Raja Orang Yahudi”. Salah seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Yesus, katanya, “Bukankah Engkau Kristus?” Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan kami!” Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia, katanya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah? Padahal engkau menerima hukuman yang sama! Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita. Tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata kepada Yesus, “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!” Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Apakah ukuran kebesaran seorang pemimpin? Ada yang mengatakan besarnya wilayah, ada yang mengatakan kebijaksanaan, ada juga yang mengatakan kemakmuran rakyat yang dipimpinnya; ada juga yang mengatakan kedekatan pemimpin itu kepada rakyatnya. Dari jawaban-jawaban itu jelaslah bahwa ukuran kebesaran seorang pemimpin terletak pada kualitas si pemimpin, dan pada hasil yang telah dibuatnya. Pemimpin yang demikian pasti akan mendapat simpati dari rakyat dan akan dipercaya untuk terus memimpin. Karena itu, tugas menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Sulitnya mengemban tugas sebagai pemimpin itu sama sulitnya dengan mencaari orang-orang yang tepat untuk tugas itu.
Hari ini kita merayakan Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Dalam kalender Liturgi Gereja, hari ini adalah minggu terakhir tahun liturgi. Minggu depan, 1 Desember kita akan memasuki tahun baru liturgi yang akan dibuka dengan Minggu Adven I. Gereja pasti punya maksud tertentu merayakan hari raya ini. Gereja hendak menunjukkan keyakinannya bahwa Yesus Sang Allah Putra adalah Raja atas semesta alam. Dialah penguasa jagad raya ini. Karenanya, patutlah orang Kristen berbangga hati; Tuhannya adalah Penguasa segalanya. Dialah yang mengatur segala sesuatu.
Keyakinan kita bahwa Yesus adalah Raja lewat Injil hari ini semakin diteguhkan. Kita diajak untuk melihat perspektif lain dari dimensi Raja Yesus. Injil hari ini menampakkan figur Yesus yang tersalib sebagai seorang Raja. Gambaran ini tentu sangat berbeda dengan gambaran pemimpin atau raja pada zaman kita ini. Pemimpin atau raja pada zaman kita tidak tergantung di salib. Mereka tidak menderita seperti Kristus, tidak tersentuh bahkan terkontaminasi oleh hujat dan caci maki dari rakyatnya. Raja Kristus adalah Raja yang menderita, Raja yang mau mengorbankan darah-Nya demi menebus rakyat-Nya yang penuh dengan dosa.
Itulah kebesaran Raja Kristus. Kebesaran yang ditampakkan dalam kumpulan paradoks. Ia adalah Raja, Penguasa segala sesuatu tapi wafat di kayu salib; Ia bermartabat tetapi direndahkan bahkan dihujat. Inilah kebesaran Raja orang-orang Kristen. Kebesaran yang terselubung, kekuasaan dalam diam serta kemuliaan dalam kerendahan hati.
Mengimani Sang Raja Kristus yang demikian itu tidak hanya harus menjadi kebanggaan setiap orang Kristen tetapi juga menjadi sebuah model dalam kehidupan. Meskipun bukan raja atau pemimpin dalam sebuah kelompok, bukankah sering kita berlaku seperti seorang raja dunia ini? Kita mencari kemuliaan dan kebesaran dengan cara menindas dan berlaku tidak adil terhadap sesama?
Yesus sudah membuktikan bahwa kebesaran dan kemuliaan tidak melulu diukur dengan nama baik, popularitas dan kekuasaan. Kebesaran dan kemuliaan terletak dalam diam, pengorbanan diri dan kerendahan hati. (RUAH)
Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam.
Tahun Iman adalah suatu panggilan kepada sebuah pertobatan yang diperbaharui -- Paus Benediktus XVI
Antifon Pembuka (bdk. Why 5:12,1:6)
Anak domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa dan kekayaan, dan hikmat, dan hormat, dan kemuliaan dan puji-pujian. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Dignus est Agnus, qui occisus est, accipere virtutem, et divinitatem, et sapientiam, et fortitudinem, et honorem. Ipsi gloria et imperium in sæcula sæculorum.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahapengasih, kami bersyukur kepada-Mu karena melalui Yesus Kristus, Sang Raja Semesta Alam, Engkau telah memanggil kami ke dalam pangkuan Gereja Katolik yang kudus dan memperkenankan kami masuk ke dalam persekutuan Allah Tritunggal. Kami mohon utuslah Roh Kudus-Mu supaya kami semakin mampu menghidupi persatuan itu berlandaskan iman yang mendalam, tangguh dan misioner. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (5:1-3)
"Mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel."
Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron. Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama, yakni ketika Saul masih memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Lagipula Tuhan telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana, di hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122.1-2.4-5; R:1)
1. Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (1:12-20)
"Allah telah memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih."
Saudara-saudara, semoga kamu mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kamu layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam Kerajaan Terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih; di dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 11:9.10)
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa kita Daud!
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (23:35-43)
"Tuhan, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
Ketika Yesus bergantung di salib, pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi mengejek-Nya, “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah!” Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata, “Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ada juga tulisan di atas kepala-Nya, “Inilah Raja Orang Yahudi”. Salah seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Yesus, katanya, “Bukankah Engkau Kristus?” Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan kami!” Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia, katanya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah? Padahal engkau menerima hukuman yang sama! Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita. Tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata kepada Yesus, “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!” Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Apakah ukuran kebesaran seorang pemimpin? Ada yang mengatakan besarnya wilayah, ada yang mengatakan kebijaksanaan, ada juga yang mengatakan kemakmuran rakyat yang dipimpinnya; ada juga yang mengatakan kedekatan pemimpin itu kepada rakyatnya. Dari jawaban-jawaban itu jelaslah bahwa ukuran kebesaran seorang pemimpin terletak pada kualitas si pemimpin, dan pada hasil yang telah dibuatnya. Pemimpin yang demikian pasti akan mendapat simpati dari rakyat dan akan dipercaya untuk terus memimpin. Karena itu, tugas menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Sulitnya mengemban tugas sebagai pemimpin itu sama sulitnya dengan mencaari orang-orang yang tepat untuk tugas itu.
Hari ini kita merayakan Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Dalam kalender Liturgi Gereja, hari ini adalah minggu terakhir tahun liturgi. Minggu depan, 1 Desember kita akan memasuki tahun baru liturgi yang akan dibuka dengan Minggu Adven I. Gereja pasti punya maksud tertentu merayakan hari raya ini. Gereja hendak menunjukkan keyakinannya bahwa Yesus Sang Allah Putra adalah Raja atas semesta alam. Dialah penguasa jagad raya ini. Karenanya, patutlah orang Kristen berbangga hati; Tuhannya adalah Penguasa segalanya. Dialah yang mengatur segala sesuatu.
Keyakinan kita bahwa Yesus adalah Raja lewat Injil hari ini semakin diteguhkan. Kita diajak untuk melihat perspektif lain dari dimensi Raja Yesus. Injil hari ini menampakkan figur Yesus yang tersalib sebagai seorang Raja. Gambaran ini tentu sangat berbeda dengan gambaran pemimpin atau raja pada zaman kita ini. Pemimpin atau raja pada zaman kita tidak tergantung di salib. Mereka tidak menderita seperti Kristus, tidak tersentuh bahkan terkontaminasi oleh hujat dan caci maki dari rakyatnya. Raja Kristus adalah Raja yang menderita, Raja yang mau mengorbankan darah-Nya demi menebus rakyat-Nya yang penuh dengan dosa.
Itulah kebesaran Raja Kristus. Kebesaran yang ditampakkan dalam kumpulan paradoks. Ia adalah Raja, Penguasa segala sesuatu tapi wafat di kayu salib; Ia bermartabat tetapi direndahkan bahkan dihujat. Inilah kebesaran Raja orang-orang Kristen. Kebesaran yang terselubung, kekuasaan dalam diam serta kemuliaan dalam kerendahan hati.
Mengimani Sang Raja Kristus yang demikian itu tidak hanya harus menjadi kebanggaan setiap orang Kristen tetapi juga menjadi sebuah model dalam kehidupan. Meskipun bukan raja atau pemimpin dalam sebuah kelompok, bukankah sering kita berlaku seperti seorang raja dunia ini? Kita mencari kemuliaan dan kebesaran dengan cara menindas dan berlaku tidak adil terhadap sesama?
Yesus sudah membuktikan bahwa kebesaran dan kemuliaan tidak melulu diukur dengan nama baik, popularitas dan kekuasaan. Kebesaran dan kemuliaan terletak dalam diam, pengorbanan diri dan kerendahan hati. (RUAH)