Rabu, 27 November 2013 Hari Biasa Pekan XXXIV

Rabu, 27 November 2013
Hari Biasa Pekan XXXIV
   
Siapa yang hendak setia kepada janji Pembaptisannya dan hendak melawan godaan-godaan, harus memperhatikan supaya memilih sarana-sarana untuk itu: pengenalan diri, pengurbanan yang disesuaikan dengan situasi sewaktu-waktu, ketaatan kepada perintah-perintah Allah, latihan kebajikan susila dan kesetiaan dalam doa. "Dengan perantaraan kemurnian kita dihimpun dan dibawa menuju kesatuan, dari mana kita telah memisahkan diri, supaya mencair di dalam kemajemukan" (Agustinus, conf. 10,29). (Katekismus Gereja Katolik, 2340)
  
Doa Pagi
   
Allah yang mahabaik, dengan semangat dan harapan baru, kami bersyukur atas anugerah kehidupan yang telah Kauberikan. Pada hari ini, Yesus Kristus Putra-Mu menyatakan penderitaan dan penganiayaan yang kelak akan dialami para murid-Nya. Dampingilah kami terutama para murid-Mu yang pada saat ini mengalami penganiayaan oleh karena mempertahankan iman mereka akan Dikau. Semoga hati mereka tetap teguh dan percaya kepada-Mu serta dipenuhi harapan akan terbitnya kebaikan dan sukacita sejati yang Kauanugerahkan demi cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (5:1-6.13-14.16-17.23-28)
  
"Tampaklah jari-jari tangan manusia yang menulis pada dinding."
   
Sekali peristiwa Raja Belsyazar mengadakan perjamuan besar untuk para pembesarnya; seribu orang jumlahnya. Di hadapan seribu orang itu raja minum-minum anggur. Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang mengambil perkakas emas dan perak yang telah dibawa oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam bait suci di Yerusalem. Sebab Belsyazar dan para pembesarnya, para isteri dan gundik mereka, ingin minum dari perkakas itu. Maka dibawalah perkakas emas dan perak, yang dirampas dari bait suci, rumah Allah di Yerusalem. Lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan gundik mereka, minum dari perkakas itu. Mereka minum anggur dan memuji-muji para dewa yang dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu. Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia, menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian. Raja sendiri melihat punggung tangan yang sedang menulis itu. Maka raja menjadi pucat dan pikirannya menggelisahkan dia; sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan. Lalu dibawalah Daniel menghadap raja. Bertanyalah raja kepada Daniel, “Engkaukah Daniel, salah seorang buangan yang diangkut ayahku dari tanah Yehuda? Telah kudengar bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan memiliki kecerahan akal budi dan hikmat yang luar biasa. Aku pun telah mendengar bahwa engkau dapat memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan. Oleh sebab itu jika engkau dapat membaca tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, maka kepadamu akan dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada lehermu akan dikalungkan rantai emas, dan dalam kerajaan ini engkau akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga.” Kemudian Daniel menjawab raja, “Tak usahlah Tuanku memberi hadiah; berikanlah kepada orang lain saja! Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi Tuanku dan memberitahukan maknanya. Tuanku telah menyombongkan diri terhadap Yang Berkuasa di surga; Perkakas dari bait-Nya dibawa orang kepada Tuanku. Lalu Tuanku dan para pembesar, para isteri dan para gundik Tuanku telah minum anggur dari perkakas itu. Tuanku telah memuji-muji para dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar ataupun mengetahui. Tuanku tidak memuliakan Allah, yang menggenggam nafas Tuanku dan menentukan segala jalan Tuanku. Sebab itu Ia memerintahkan punggung tangan itu, dan dituliskanlah tulisan ini. Beginilah tulisan itu, ‘Mene, mene, tekel, urfasin’. Dan beginilah makna perkataan itu, ‘Mene’ artinya masa pemerintahan Tuanku telah dihitung oleh Allah dan telah diakhiri. ‘Tekel’ artinya Tuanku telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; ‘Urfasin’, kerajaan Tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Ayat. (Dan 3:62.63.64.65.66.67)
1. Pujilah Tuhan, hai matahari dan bulan
2. Pujilah Tuhan, hai segala bintang di langit
3. Pujilah Tuhan, hai segala hujan dan embun
4. Pujilah Tuhan, hai segala angin
5. Pujilah Tuhan, hai api dan panas terik
6. Pujilah Tuhan, hai hawa yang dingin dan kebekuan

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hendaklah engkau setia sampai mati, sabda Tuhan, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:12-19)
  
"Karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang, tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang."
  
Pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akan datang harinya kalian ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kalian akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian tak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kalian akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antaramu akan dibunuh; karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang. Tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang. Kalau kalian tetap bertahan, kalian akan memperoleh hidupmu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Salah satu keadaan yang sering kita hindari di dalam hidup ini adalah penderitaan. Kita pasti akan menolak situasi yang mendatangkan penderitaan. Kita akan lebih memilih situasi yang menggembirakan. Pilihan ini sah-sah saja dan tentunya kita semua mengiyakan hal ini. Namun, apakah pilihan ini akan membantu kita untuk menjadi kuat di dalam hidup? Tuhan memang memberikan kegembiraan di dalam hidup ini, tetapi tidak berarti kita harus menolak sesuatu yang membuat kita menderita. “Jika kita menerima yang baik dari Allah, mengapa kita tidak mau menerima yang buruk!” kata Ayub (lih. Ayb 2:10b)

Penderitaan seringkali membuat kita putus asa dan berhenti dan berharap. Penderitaan kadang juga membuat kita pergi meninggalkan Tuhan dan berhenti mempercayainya. “Lebih baik kita memilih untuk memutus tali kehidupan daripada harus bertahan di dalam penderitaan.” Inilah jalan pintas yang sering orang pilih dewasa ini. Bahkan, kadang kita pun tidak berani bertahan untuk mengimani Allah yang kita pikir sebagai sumber penderitaan di dalam hidup ini. Bertahan dalam situasi ini ternyata sulit.

Hari ini Yesus mengajak kita untuk bertahan di dalam setiap keadaan yang tidak menyenangkan. Bertahan di dalam setiap penderitaan yang hadir di dalam hidup kita. Yesus menjanjikan jika kita bertahan dalam penderitaan maka kita akan memperoleh hidup (bdk. Mrk 13:13). Yesus telah memberi bukti ketika Ia sendiri mengalami peristiwa Salib. Meski dicerca, dicaci maki, diludahi dan dipermalukan di atas salib, Ia tidak lari. Ia setia bertahan dalam penderitaan dan akhirnya Ia memperoleh hidup.

Kini saatnya kita melihat kembali hidup kita, apakah kita sudah berani bertahan di dalam setiap penderitaan yang hadir di dalam hidup kita? Apakah kita sudah setia dan tidak lari meninggalkan Allah ketika kita tidak mengalami hal-hal baik? Ketika kita berada di dalam konflik, kesulitan ekonomi, krisis iman dan panggilan, apakah kita tetap setia bertahan, dan menyatukan semua itu di dalam salib Kristus?

Jika kita setia dan tetap bertahan dalam situasi sulit, kita akan memperoleh hidup (Luk 21:19). Karena itu, jangan pernah takut dan lari dari penderitaan karena di sana ada Allah yang setia mencintai kita!

CAFE ROHANI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy