| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 13 Desember 2013 Peringatan Wajib Sta. Lusia, Perawan dan Martir

Jumat, 13 Desember 2013
Peringatan Wajib Sta. Lusia, Perawan dan Martir
 
Aku rela kehilangan kedua mataku, daripada tidak menjadi pengantin Kristus --- Sta. Lusia
 
Antifon Pembuka

Inilah martir sejati yang bersedia menumpahkan darah untuk membela nama Kristus. Ia tidak takut terhadap ancaman di pengadilan. Kerajaan Surga kini menjadi miliknya.

Doa Pagi

Ya Tuhan, kami percaya, bahwa Engkau selalu mengajar hal-hal yang berguna bagi hidup kami. Engkau menuntun dan menunjukkan jalan yang harus kami tempuh. Semoga sepanjang hari ini kami tidak menyimpang dari jalan yang Kauajarkan kepada kami. Engkaulah cahaya bagi hidup kami selama-lamanya. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (48:17-19)
 
"Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku."
  
Beginilah firman Tuhan, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, “Akulah Tuhan Allahmu, yang mengajarkan hal-hal yang berfaedah bagimu, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti. Maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya. Nama mereka takkan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, orang berdosa tidak akan betah dalam perkumpulan orang benar; sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan pasti datang. Sambutlah Dia! Dialah pangkal damai sejahtera.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:16-19)
 
"Mereka tidak mendengarkan Yohanes Pembaptis maupun Anak Manusia."
  
Yesus berkata kepada orang banyak, “Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya, ‘Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak berkabung.’ Sebab Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan dan tidak minum, dan mereka berkata, ‘Ia kerasukan setan’. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata, ‘Lihatlah, seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang-orang berdosa’. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kita tentu memahami dan dapat membedakan, apa maksud Yesus, mengatakan 'seperti anak-anak' yang mengandung arti: bertindak seperti anak-anak (childlike) dan kekanak-kanakan (childish). Menjadi seperti anak-anak berarti menyerupai anak-anak dengan ciri khasnya yang innocent, tulus, percaya pada papa mamanya 100%, mau belajar, menyadari keterbatasannya, terutama suci dan saleh. Sedangkan, 'kekanak-kanakan' adalah bertindak seperti anak-anak yang egois, keras kepala, tak bisa diatur, telmi (telat mikir), lamban.

Yesus menegur para pendengar-Nya, orang-orang dewasa tetapi yang keras hati, lamban, bodoh, penuh tuntutan. Mereka mempunyai mata tetapi tidak melihat, mempunyai telinga tetapi tidak mendengar. Mereka berhadapan dengan kebenaran, kebaikan dan keselamatan, tetapi mereka tidak mampu 'menangkapnya', tidak terbuka, tidak menerima, tidak tanggap. Mau jadi penonton saja, pasip, tak mau mengambil keputusan, takut berkomitmen menerima Yohanes Pembaptis dan Yesus.

Bukankah kita juga kerap bersikap 'kekanak-kanakan'? Kita ingin dan menghendaki agar Allah menyesuaikan diri dengan doa, kebutuhan dan kemauan kita. Kita mencari alasan memaafkan diri, dalam rangka mengamankan diri dari titah dan kemauan Tuhan. Mencari aman sendiri sambil mencari kesalahan pihak lain. Menghindari komitmen dari hati sambil mempersalahkan orang lain maupun Allah sendiri.

Contemplatio: Kutatap wajah Yesus yang sedih dan nampak meratap. Ia telah mengerjakan buah-buah hikmat Allah, tetapi manusia tak peduli, tak menanggapi. Kuberjanji bahwa aku akan menjadi anak-Nya yang dewasa dan kusaksikan Yesus senyum dan bahagia kembali.

Oratio: Sta. Lusia yang bersinar bercahaya sebagai puteri Allah, doakanlah aku agar aku menjadi orang beriman Katolik sejati, dewasa dan tanggap. Amin.

Missio: Aku akan lebih terbuka pada perbuatan-perbuatan Allah yang nampak dalam diri Yesus dan dalam hidupku sendiri.
 
Renungan Harian Mutiara Iman 2013

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy