Minggu, 29 Desember 2013 Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf

Minggu, 29 Desember 2013
Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf

Keluarga Kristen adalah persekutuan pribadi-pribadi, satu tanda dan citra persekutuan Bapa dan Putera dalam Roh Kudus. Di dalam kelahiran dan pendidikan anak-anak tercerminlah kembali karya penciptaan Bapa. Keluarga dipanggil, supaya mengambil bagian dalam doa dan kurban Kristus. Doa harian dan bacaan. Kitab Suci meneguhkan mereka dalam cinta kasih. Keluarga Kristen mempunyai suatu tugas mewartakan dan menyebarluaskan Injil. (Katekismus Gereja Katolik, 2205)
 
Antifon Pembuka
 
Para gembala bergegas datang dan bertemu dengan Maria dan Yosef serta Sang Bayi yang terbaring di palungan.
 
Doa Pagi
 
Ya Allah, Engkau berkenan memberikan kepada kami Keluarga Kudus sebagai teladan yang unggul. Semoga kami meneladannya dalam keutamaan hidup berkeluarga dan dalam ikatan cinta agar kami layak menikmati dengan penuh sukacita anugerah hidup abadi di dalam rumah-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (3:2-6,12-14)
 
"Orang takwa menghormati ibu-bapanya."
 
Anak-anakku, dengarkanlah aku: Tuhan telah memuliakan bapa di atas anak-anaknya, dan hak itu atas para anaknya Ia teguhkan. Barangsiapa menghormati bapanya, ia memulihkan dosa, dan siapa memuliakan ibunya, ia sama dengan orang yang mengumpulkan harta. Barangsiapa menghormati bapanya, ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya, dan apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan. Barangsiapa memuliakan bapanya akan panjang umurnya, dan orang yang taat kepada Tuhan menenangkan hati ibunya. Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya, dan jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya. Kalau akalnya sudah berkurang, hendaklah kaumaafkan, jangan menistakan dia sewaktu engkau masih berjaya. Kebaikan yang ditujukan kepada bapa tidak akan terlupakan; sebaliknya akan dibilang sebagai pemulihan segala dosamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di se keliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (3:12-21)
 
"Tata hidup keluarga di dalam Tuhan."
 
Saudara-saudara, kalianlah orang pilihan Allah, yang dikuduskan dan dikasihi oleh-Nya. Maka kenakanlah belas kasihan, kemurahan dan kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan hendaknya kalian saling mengampuni bila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sebagaimana Kristus mengampuni kalian, demikian pula kalian hendaknya. Dan di atas semuanya itu kenakanlah cintakasih, tali pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, karena untuk itulah kalian dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di antara kamu. Hendaknya kamu saling mengajar dan menasihati dengan segala hikmat. Nyanyikanlah mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani, untuk mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah itu demi nama Tuhan Yesus Kristus, dan dengan perantaraan-Nya bersyukurlah kepada Allah, Bapa kita. Hai para isteri, tunduklah kepada suamimu sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai para suami, kasihilah isterimu, dan janganlah berlaku kasar terhadapnya. Hai anak-anak, taatilah orangtuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai para bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kol 3:15a.16a)
Semoga damai Kristus melimpahi hatimu, semoga sabda Kristus berakar dalam dirimu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (2:13-15,19-23)
  
"Bawalah Bayi serta ibu-Nya mengungsi ke Mesir."
  
Setelah orang-orang majus yang mengunjungi Bayi Yesus di Betlehem pulang, nampaklah Malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi. Malaikat itu berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya! Larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh.” Maka Yusuf pun bangun. Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya, “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.” Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf di Mesir dalam mimpi. Kata malaikat itu, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu sudah mati.” Lalu Yusuf pun bangunlah. Diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, dan pergilah mereka ke tanah Israel. Tetapi setelah mendengar bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, Yusuf takut ke sana. Setelah dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana ia tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Lampu Natal masih bernyala kelap-kelip di ruang tamu. Pohon Natal masih menjadi hiasan segar dan beberapa hadiah masih tergeletak di bawah pohon Natal. Setelah merayakan Natal dalam perayaan liturgis dan kegembiraan keluarga, umat Katolik diajak oleh Gereja untuk melengkapi perayaan itu dengan merayakan “Pesta Keluarga Kudus, Yesus Maria dan Yusuf” (lazim disebut Keluarga Kudus dari Nazaret).
Injil pada pesta ini menonjolkan tokoh Yusuf yang berperan besar dalam ambil bagian untuk mengawal rencana Allah menyelamatkan dunia melalui inkarnasi Putra-Nya, Yesus Kristus. Memang bukan hanya Yusuf yang berperan besar dalam mengawal rencana keselamatan manusia. Selain Yusuf juga ada Maria dan malaikat, namun peran Yusuf sebagai kepala keluarga mendapat tempat khusus dalam karya keselamatan ini.

Injil Matius menegaskan peranan Yusuf dengan sangat jelas. Ia menjadi pendengar yang baik dan setia pada Sabda Tuhan. Ketaatannya sungguh luar biasa. Sampai tiga kali ia harus membuat keputusan untuk membawa keluarganya berpindah-pindah tempat. Pengungsian ke Mesir, bagi Yusuf adalah suatu tempat yang tidak aman secara rohani. Bagi orang Israel, Mesir adalah tempat yang selalu mengingatkan nasib mereka sebagai budak. Mesir adalah tempat para ahli nujum dan pesihir hidup. Oleh karena itu, pengungsian ke Mesir bagi Yusuf merupakan hal yang tidak mudah. Kesan mengungsi ke Mesir memang seolah tempat yang jauh dan aman dari jangkauan Herodes, tetapi Mesir sendiri bukan tempat pengungsian yang ideal bagi keluarga Israel yang taat akan hukum Tuhan dan adat istiadat Yahudi. Tidak adakah tempat pengungsian yang lebih baik bagi keluarga Yusuf, Maria dan Yesus? Kiranya Allah mempunyai maksud khusus dengan meminta Yusuf untuk mengungsi ke Mesir.

Matius menyiratkan hal itu ketika ia memberi kesaksian bahwa pengungsian ke Mesir dilakukan untuk menggenapi firman Tuhan. Matius menegaskan bahwa hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi, “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.” Kirnaya inilah spiritualitas Yusuf dalam menjalankan fungsi kebapakan dalam hidup keluarganya. Ia membangun keluarganya dengan dasar untuk menggenapi firman Tuhan. Ia selalu taat pada bimbingan Tuhan melalui malaikat yang selalu memberinya nasihat lewat mimpinya.

Keluarga katolik di zaman ini adalah keluarga yang hidupnya seperti hidup keluarga Yusuf di Mesir. Dunia sekarang dipenuhi ahli nujum dan pesihir. Tentu bukan ahli nujum Mesir dan bukan pesihir Mesir, tetapi ahli nujum dan pesihir model masa kini. Ahli nujum masa kini yang menawarkan ramalan-ramalan hidup sukses, ahli nujum masa kini yang meramalkan nasib manusia dan dunia dengan dasar kekuatan prananya. Pesihir masa kini yang menawarkan sihir kekayaan instan, kecantikan instan, sekali tepuk semua tersedia dengan nyaman dan tanpa usaha banyak. Di tengah situasi seperti itu, spiritualitas Yusuf dalam membangun keluarganya sudah seharusnya dan sewajarnya menjadi acuan keluarga Katolik.

Spiritualitas Yusuf dalam membangun keluarga adalah berdasar ketaatan dan kesetiaan pada firman Tuhan karena keluarganya membawa misi Tuhan. Hal itu menjadi dasar pula bagi keluarga Katolik masa kini. Keluarga Katolik adalah Gereja Inti, Gereja Rumah Tangga. Mereka membangun relasi berdasarkan Sakramen Perkawinan. Mereka mengemban tugas untuk memperluas anggota Keluarga Allah. Oleh karena itu, tiap kepala keluarga Katolik adalah Yusuf masa kini. Tanpa menyadari hal itu, mereka akan tetap tinggal dan tersesat di Mesir zaman ini yang dipenuhi ahli nujum dan pesihir.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy