Sumber: Komisi Kateketik KAS
Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Pertemuan Adven I, Keuskupan Agung Semarang: Pengembangan Iman di Keluarga
A. Bahan untuk Pemandu
1.Tujuan Pertemuan
a.
Umat dan keluarga katolik semakin menyadari bahwa keluarga kristiani adalah
basis beriman bagi setiap anggotanya.
b.
Umat dan keluarga katolik semakin disadarkan mengenai pentingnya
menumbuhkan tanggungjawab akan pentingnya pendidikan iman anak dalam keluarga.
c.
Umat dan keluarga katolik diajak menemukan cara-cara baru mendidik iman
anak.
2. Gagasan Dasar Pertemuan
Keluarga adalah komunitas pertama setiap manusia yang
diikat oleh sebuah perkawinan. Komunitas itu diarahkan demi terciptanya
kebersamaan seluruh hidup baik dalam suka maupun duka, saat sehat dan sakit;
demi kesejahteraan lahir dan batin dan demi lahirnya anak sebagai buah kasih
suami istri. Kelahiran anak membawa tanggung jawab baru untuk memberikan
pendidikan iman bagi anak-anaknya.
B. Bahan Pertemuan
1. Pembuka
a. Lagu Pembuka
b. Tanda Salib
P: Dalam nama
Bapa, Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P: Kasih karunia
dan damai sejahtera dan Allah Bapa dan dan Putera-Nya Yesus Kristus, beserta
kita
U: Sekarang dan
selama-lamanya
c. Pengantar
P: Bapak, ibu dan
anak-anak, pertemuan Adven pada tahun ini ingin mengajak kita semua menyadari mengenai
pentingnya “Pendidikan Iman Sepanjang Hayat.” Dengan tema itu diharapkan
masing-masing pribadi menghayati iman sampai pada kematiannya. Keluarga,
sekolah, lingkungan dan paroki diharapkan menjadi tempat yang membantu
perkembangan iman tersebut. Adanya tantangan, godaan, kesulitan-kesulitan lain
dalam beriman menjadi kesempatan untuk mencari cara-cara baru untuk menghidupi
dan menguatkan iman. Pertemuan pertama mengangkat topik “Pengembangan Iman di
Keluarga”. Keluarga diajak menyadari bersama pentingnya iman dalam keluarga.
Orang tua katolik wajib mewariskan dan mendidik anak-anaknya dalam iman
katolik. Diharapkan pertemuan ini membantu kita untuk menemukan cara yang tepat
dan efektif dalam mendidik iman anak.
d. Tobat
P: Kita sadar
bahwa kita memiliki kekurangan terutama dalam tanggung jawab kita untuk
mengembangkan iman dalam keluarga, marilah kita memohon belas kasih dan
pengampunan Tuhan.
U: Saya mengaku...........
P: Semoga Allah
yang maha kuasa mengasihani kita mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke
hidup yang kekal.
e. Penyalaan lilin Korona
Lilin pertama dinyalakan oleh
salah seorang bapak atau ibu yang masih memiliki anak kecil dan dilanjutkan
dengan doa oleh pemandu.
P: Allah Bapa yang
mahakasih, kami telah memasuki masa Adven ini, masa penantian akan kedatangan
Putera-Mu terkasih. Kami mohon semoga lilin adven ini menerangi hati kami agar
semakin pantas untuk menyambut Putera-Mu yang lahir di tengah tengah kami.
Semoga lilin ini juga menerangi hati kami yang berkumpul untuk merenungkan
hidup kami yang Kaupanggil untuk membentuk keluarga. Semoga dengan bimbingan
sabda-Mu kami dapat mengembangkan iman di tengah keluarga kami. Permohonan mi
kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan
berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
U: Amin
2. Situasi Nyata
a. Kisah Pengalaman
Pemandu bisa meminta salah
satu umat untuk membacakan kisah di bawah ini
Nama saya Albert, seorang mahasiswa di Semarang. Saya
hidup dalam keluarga beriman. Keluarga saya memiliki kebiasaan yang baik bagi
pertumbuhan iman anak-anak. Apabila ada event penting, keluarga saya berdoa
bersama yang dipimpin oleh salah satu dan anggota keluarga. Apabila itu, pada
masa bulan rosario keluarga saya sering rosario bersama setiap malam. Jauh
sebelum saya remaja, sewaktu kecil, ibu saya sering membacakan cerita-cerita
mengenai kisah-kisah yang ada di kitab suci. Saya masih ingat betul buku itu
berwarna dan ada gambarnya. Ibu dan ayah saya juga mengajarkan kami untuk
selalu berdoa kepada Tuhan dalam keadaan apapun, meski di saat itu kami sedih
ataupun senang. Dengan cara berdoa bersama itulah saya diajarkan untuk selalu
ingat kepada Tuhan. Lewat doa bersama itulah saya menjadi yakin bahwa orang tua
saya dengan cara sederhana mempersembahkan semua jalan hidup anak-anaknya
kepada Tuhan. Saya merasakan lewat doa bersama itu, orang tua saya mau mendidik
dan memelihara iman anak-anaknya. Buah yang saya peroleh adalah sejak dan kecil saya
menjalankan secara rutin doa setiap pagi dan malam.
Ada satu peristiwa yang juga sangat jelas terekam dalam
memori sewaktu saya masih kecil. Pada suatu saat terjadi hujan yang sangat
lebat disertai angin dan halilintar yang menyambar-nyambar. Rumah kami bocor di
banyak tempat. Ayah belum pulang karena kebetulan tugas ke luar kota. Saya,
ibu, dan kakak harus memindahkan barang-barang ke tempat yang lebih aman. Di sela-sela kesibukan itu,
ibu tak henti-hentinya berdoa memohon agar hujan dan angin segera reda. Satu
doa ibu yang diulang-ulang yaitu “Tuhan kami mohon belas kasihanMu, Tuhan kami
mohon keselamatan, kami serahkan semua kepadamu Tuhan karena kami tahu Tuhan
rencanaMu lebih indah dan siapapun juga !” Saya merasakan bahwa ini adalah
kepercayaan dan orang yang sederhana yang menyandarkan hidupnya kepada Tuhan
dan secára tidak langsung mengajarkan kepada saya untuk mempercayakan diri dan
menyerahkan diri kepada Tuhan yang akan memberikan belas kasih, kedamaian, dan
keselamatan.
b. Pendalaman
Pemandu bisa meminta salah
satu umat untuk membacakan pertanyaan secara bergilir, kemudian pertanyaan
dapat didalami dalam kelompok-kelompok kecil atau disharingkan secara langsung
1)
Apa yang dikisahkan Albert dalam cerita tadi?
2)
Sebutkan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan keluarga Abert untuk
mengembangkan iman keluarga, khususnya anak-anak!
3)
Apakah kebiasaan itu berarti bagi Albert? Bagaimana Albert menceritakannya?
4)
Kebiasaan apa saja yang anda lakukan dalam keluarga untuk mengembangkan
iman anak-anak?
5)
Tantangan dan kesulitan apa yang sering anda hadapi dalam mengembangkan
iman keluarga?
c. Tambahan
Pemandu menyampaikan
point-point tambahan untuk memperkaya/melengkapi sharing umat
1)
Albert mensyukuri orang tuanya yang taat dalam iman, kuat dalam doa dan
tekun dalam mengembangkan kebiasaan-kebiasaan untuk menumbuhkan iman keluarga.
2)
Kebiasaan-kebiasaan itu menjadikan Albert berani mengandalkan Tuhan dalam
hidupnya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan kegerejaan, mulai dan Sekolah Minggu
saat kecil sampai akhirnya ikut OMK Paroki dan ikut KKMK di kampusnya.
3. Inspirasi Kitab Suci
a. Membaca Kitab Suci Lukas 2:21-23
Pemandu bisa meminta umat
untuk membacakan secara bergiliran tiap satu ayat
2:21. Ketika
genap delapan hari dan harus disunatkan, Anak itu diberi nama Yesus, yaitu nama
yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibuNya.
2:22. Dan ketika
genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, orang tua Yesus membawa
Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan
2:23. Seperti ada
tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi
Allah.
b. Pertanyaan pendalaman
Pemandu meminta umat menjawab
pertanyaan pertanyaan di bawah ini.
1)
Apa yang dilakukan orang tua Yesus pada saat Yesus berumur delapan hari?
2)
Mengapa orang tua Yesus melakukan hal itu?
3)
Apa pesan yang bisa kita petik dan kisah tersebut dalam rangka pengembangan
keluarga sebagai basis beriman?
4)
Apakah ada hubungannya antara kisah keluarga Albert dengan bacaan dan Injil
Lukas 2:21-23
c. Tambahan
1)
Orang tua
Yesus adalah orang yang saleh dan suci. Mereka mentaati hukum Tuhan. Anak dipersembahkan kepada
Tuhan agar anaknya dibimbing oleh Tuhan dan tumbuh menjadi anak yang baik dan
penuh berkat.
2)
Yesus pun menyadari bahwa hidupnya yang telah tumbuh dewasa, yang hidup-Nya
taat kepada Bapa dan penuh cinta kepada sesama, juga merupakan buah dan
pendidikan iman yang dilakukan oleh orang tua-Nya. Orang tua yang penuh iman,
percaya pada penyelenggaraan ilahi serta setia menjalankan hukum Tuhan menjadi
inspirasi hidup Yesus di hadapan Bapa-Nya.
4. Aksi
Pemandu mengajak umat membicarakan apa yang bisa
dilakukan setelah mendalami topik lewat Situasi Nyata dan Inspirasi Kitab Suci.
Hasil dicatat dan ditegaskan kembali yang hendak dilakukan sebagai tindakan
nyata (aksi) dan pertemuan.
Kegiatan-kegiatan/kebiasaan-kebiasaan apa saja yang
disepakati akan dilakukan untuk mengembangkan iman keluarga, khususnya iman
anak?
5. Penutup
Pertemuan dapat diakhiri dengan doa spontan dan umat yang
hadir, kolekte, dilanjutkan dengan doa Bapa Kami dan Doa Penutup.
a. Doa Spontan/Doa Umat (dipersilahkan yang bersedia)
b. Doa Bapa Kami (didoakan bersama)
c. Doa Penutup
P: Allah Bapa yang
maha kasih, kami bersyukur karena dalam pertemuan ini kami dapat merenungkan
kehidupan keluarga kami dalam mengembangkan iman belajar dan keluarga kudus di
Nasareth. Semoga Engkau selalu membimbing kami, agar di tengah tantangan dan kesulitan,
kami tetap setia dalam iman dan bersatu dalam kasih untuk mewujudkan keluarga
beriman pada zaman ini. Demi Kristus, Pengantara kami.
P: Amin
d. Berkat
P: Tuhan beserta
kita
U: Sekarang dan
selama-lamanya
P: Semoga kita dan
keluarga kita selalu dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa,
dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin
P: Dengan
demikian, pertemuan Adven sudah selesai
U: Syukur kepada
Allah
Sumber: Komisi Kateketik KAS
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati