| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pertemuan Adven I, Keuskupan Agung Semarang: Pengembangan Iman di Keluarga

A. Bahan untuk Pemandu
1.Tujuan Pertemuan
a.       Umat dan keluarga katolik semakin menyadari bahwa keluarga kristiani adalah basis beriman bagi setiap anggotanya.
b.      Umat dan keluarga katolik semakin disadarkan mengenai pentingnya menumbuhkan tanggungjawab akan pentingnya pendidikan iman anak dalam keluarga.
c.       Umat dan keluarga katolik diajak menemukan cara-cara baru mendidik iman anak.
2. Gagasan Dasar Pertemuan
Keluarga adalah komunitas pertama setiap manusia yang diikat oleh sebuah perkawinan. Komunitas itu diarahkan demi terciptanya kebersamaan seluruh hidup baik dalam suka maupun duka, saat sehat dan sakit; demi kesejahteraan lahir dan batin dan demi lahirnya anak sebagai buah kasih suami istri. Kelahiran anak membawa tanggung jawab baru untuk memberikan pendidikan iman bagi anak-anaknya.
B. Bahan Pertemuan
1. Pembuka
a. Lagu Pembuka
b. Tanda Salib
P:   Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P:   Kasih karunia dan damai sejahtera dan Allah Bapa dan dan Putera-Nya Yesus Kristus, beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya
c. Pengantar
P:   Bapak, ibu dan anak-anak, pertemuan Adven pada tahun ini ingin mengajak kita semua menyadari mengenai pentingnya “Pendidikan Iman Sepanjang Hayat.” Dengan tema itu diharapkan masing-masing pribadi menghayati iman sampai pada kematiannya. Keluarga, sekolah, lingkungan dan paroki diharapkan menjadi tempat yang membantu perkembangan iman tersebut. Adanya tantangan, godaan, kesulitan-kesulitan lain dalam beriman menjadi kesempatan untuk mencari cara-cara baru untuk menghidupi dan menguatkan iman. Pertemuan pertama mengangkat topik “Pengembangan Iman di Keluarga”. Keluarga diajak menyadari bersama pentingnya iman dalam keluarga. Orang tua katolik wajib mewariskan dan mendidik anak-anaknya dalam iman katolik. Diharapkan pertemuan ini membantu kita untuk menemukan cara yang tepat dan efektif dalam mendidik iman anak.
d. Tobat
P:   Kita sadar bahwa kita memiliki kekurangan terutama dalam tanggung jawab kita untuk mengembangkan iman dalam keluarga, marilah kita memohon belas kasih dan pengampunan Tuhan.
U: Saya mengaku...........
P:   Semoga Allah yang maha kuasa mengasihani kita mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
e. Penyalaan lilin Korona
Lilin pertama dinyalakan oleh salah seorang bapak atau ibu yang masih memiliki anak kecil dan dilanjutkan dengan doa oleh pemandu.
P:   Allah Bapa yang mahakasih, kami telah memasuki masa Adven ini, masa penantian akan kedatangan Putera-Mu terkasih. Kami mohon semoga lilin adven ini menerangi hati kami agar semakin pantas untuk menyambut Putera-Mu yang lahir di tengah tengah kami. Semoga lilin ini juga menerangi hati kami yang berkumpul untuk merenungkan hidup kami yang Kaupanggil untuk membentuk keluarga. Semoga dengan bimbingan sabda-Mu kami dapat mengembangkan iman di tengah keluarga kami. Permohonan mi kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
U: Amin
2. Situasi Nyata
a. Kisah Pengalaman
Pemandu bisa meminta salah satu umat untuk membacakan kisah di bawah ini
Nama saya Albert, seorang mahasiswa di Semarang. Saya hidup dalam keluarga beriman. Keluarga saya memiliki kebiasaan yang baik bagi pertumbuhan iman anak-anak. Apabila ada event penting, keluarga saya berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu dan anggota keluarga. Apabila itu, pada masa bulan rosario keluarga saya sering rosario bersama setiap malam. Jauh sebelum saya remaja, sewaktu kecil, ibu saya sering membacakan cerita-cerita mengenai kisah-kisah yang ada di kitab suci. Saya masih ingat betul buku itu berwarna dan ada gambarnya. Ibu dan ayah saya juga mengajarkan kami untuk selalu berdoa kepada Tuhan dalam keadaan apapun, meski di saat itu kami sedih ataupun senang. Dengan cara berdoa bersama itulah saya diajarkan untuk selalu ingat kepada Tuhan. Lewat doa bersama itulah saya menjadi yakin bahwa orang tua saya dengan cara sederhana mempersembahkan semua jalan hidup anak-anaknya kepada Tuhan. Saya merasakan lewat doa bersama itu, orang tua saya mau mendidik dan memelihara iman anak-anaknya. Buah yang saya peroleh adalah sejak dan kecil saya menjalankan secara rutin doa setiap pagi dan malam.
Ada satu peristiwa yang juga sangat jelas terekam dalam memori sewaktu saya masih kecil. Pada suatu saat terjadi hujan yang sangat lebat disertai angin dan halilintar yang menyambar-nyambar. Rumah kami bocor di banyak tempat. Ayah belum pulang karena kebetulan tugas ke luar kota. Saya, ibu, dan kakak harus memindahkan barang-barang ke tempat yang lebih aman. Di sela-sela kesibukan itu, ibu tak henti-hentinya berdoa memohon agar hujan dan angin segera reda. Satu doa ibu yang diulang-ulang yaitu “Tuhan kami mohon belas kasihanMu, Tuhan kami mohon keselamatan, kami serahkan semua kepadamu Tuhan karena kami tahu Tuhan rencanaMu lebih indah dan siapapun juga !” Saya merasakan bahwa ini adalah kepercayaan dan orang yang sederhana yang menyandarkan hidupnya kepada Tuhan dan secára tidak langsung mengajarkan kepada saya untuk mempercayakan diri dan menyerahkan diri kepada Tuhan yang akan memberikan belas kasih, kedamaian, dan keselamatan.
b. Pendalaman
Pemandu bisa meminta salah satu umat untuk membacakan pertanyaan secara bergilir, kemudian pertanyaan dapat didalami dalam kelompok-kelompok kecil atau disharingkan secara langsung
1)      Apa yang dikisahkan Albert dalam cerita tadi?
2)      Sebutkan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan keluarga Abert untuk mengembangkan iman keluarga, khususnya anak-anak!
3)      Apakah kebiasaan itu berarti bagi Albert? Bagaimana Albert menceritakannya?
4)      Kebiasaan apa saja yang anda lakukan dalam keluarga untuk mengembangkan iman anak-anak?
5)      Tantangan dan kesulitan apa yang sering anda hadapi dalam mengembangkan iman keluarga?
c. Tambahan
Pemandu menyampaikan point-point tambahan untuk memperkaya/melengkapi sharing umat
1)      Albert mensyukuri orang tuanya yang taat dalam iman, kuat dalam doa dan tekun dalam mengembangkan kebiasaan-kebiasaan untuk menumbuhkan iman keluarga.
2)      Kebiasaan-kebiasaan itu menjadikan Albert berani mengandalkan Tuhan dalam hidupnya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan kegerejaan, mulai dan Sekolah Minggu saat kecil sampai akhirnya ikut OMK Paroki dan ikut KKMK di kampusnya.
3. Inspirasi Kitab Suci
a. Membaca Kitab Suci Lukas 2:21-23
Pemandu bisa meminta umat untuk membacakan secara bergiliran tiap satu ayat
2:21.    Ketika genap delapan hari dan harus disunatkan, Anak itu diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibuNya.
2:22.    Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, orang tua Yesus membawa Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan
2:23.    Seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.
b. Pertanyaan pendalaman
Pemandu meminta umat menjawab pertanyaan pertanyaan di bawah ini.
1)      Apa yang dilakukan orang tua Yesus pada saat Yesus berumur delapan hari?
2)      Mengapa orang tua Yesus melakukan hal itu?
3)      Apa pesan yang bisa kita petik dan kisah tersebut dalam rangka pengembangan keluarga sebagai basis beriman?
4)      Apakah ada hubungannya antara kisah keluarga Albert dengan bacaan dan Injil Lukas 2:21-23
c. Tambahan
1)      Orang tua Yesus adalah orang yang saleh dan suci. Mereka mentaati hukum Tuhan. Anak dipersembahkan kepada Tuhan agar anaknya dibimbing oleh Tuhan dan tumbuh menjadi anak yang baik dan penuh berkat.
2)      Yesus pun menyadari bahwa hidupnya yang telah tumbuh dewasa, yang hidup-Nya taat kepada Bapa dan penuh cinta kepada sesama, juga merupakan buah dan pendidikan iman yang dilakukan oleh orang tua-Nya. Orang tua yang penuh iman, percaya pada penyelenggaraan ilahi serta setia menjalankan hukum Tuhan menjadi inspirasi hidup Yesus di hadapan Bapa-Nya.
4. Aksi
Pemandu mengajak umat membicarakan apa yang bisa dilakukan setelah mendalami topik lewat Situasi Nyata dan Inspirasi Kitab Suci. Hasil dicatat dan ditegaskan kembali yang hendak dilakukan sebagai tindakan nyata (aksi) dan pertemuan.
Kegiatan-kegiatan/kebiasaan-kebiasaan apa saja yang disepakati akan dilakukan untuk mengembangkan iman keluarga, khususnya iman anak?
5. Penutup
Pertemuan dapat diakhiri dengan doa spontan dan umat yang hadir, kolekte, dilanjutkan dengan doa Bapa Kami dan Doa Penutup.
a. Doa Spontan/Doa Umat (dipersilahkan yang bersedia)
b. Doa Bapa Kami (didoakan bersama)
c. Doa Penutup
P:   Allah Bapa yang maha kasih, kami bersyukur karena dalam pertemuan ini kami dapat merenungkan kehidupan keluarga kami dalam mengembangkan iman belajar dan keluarga kudus di Nasareth. Semoga Engkau selalu membimbing kami, agar di tengah tantangan dan kesulitan, kami tetap setia dalam iman dan bersatu dalam kasih untuk mewujudkan keluarga beriman pada zaman ini. Demi Kristus, Pengantara kami.
P:   Amin
d. Berkat
P:   Tuhan beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya
P:   Semoga kita dan keluarga kita selalu dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa, dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin
P:   Dengan demikian, pertemuan Adven sudah selesai
U: Syukur kepada Allah
e. Lagu Penutup

Sumber: Komisi Kateketik KAS

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy