Sabtu, 07 Desember 2013 Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa

Sabtu, 07 Desember 2013
Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa
Peringatan St. Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja
 
“Angkatlah tubuhku, yang telah jatuh di dalam Adam. Angkatlah aku, tidak dari Sarah, tetapi dari Maria, seorang Perawan, yang tidak saja tidak bernoda, tetapi Perawan yang oleh rahmat Allah telah dibuat tidak bersentuh dosa, dan bebas dari setiap noda dosa.” --- St. Ambrosius

 
Antifon Pembuka (Yes 61:10)
 
Aku bersukaria di dalam Tuhan, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku. Sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan padaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti mempelai laki-laki mengenakan perhiasan kepala.
 
Gaudens gaudebo in Domino et exsultabit anima mea in Deo meo: quia induit me vestimentis salutis, et indumento iustitiƦ circumdedit me, quasi sponsam ornatam monilibus suis.


Doa Pagi


Ya Allah, dalam diri Perawan Maria yang dikandung tanpa noda, Engkau telah menyiapkan kediaman yang layak bagi Putra-Mu. Sebagaimana Engkau telah membeaskan dia dari setiap noda dosa, semoga berkat doanya Engkau pun memperkenankan kami sampai kepada-Mu dalam keadaan suci murni. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Bacaan dari Kitab Kejadian (3:9-15.20)

  
"Aku akan mengadakan permusuhan antara keturunanmu dan keturunan wanita itu."
  
Pada suatu hari, di Taman Eden, setelah Adam makan buah pohon terlarang, Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, “Di manakah engkau?” Ia menjawab, “Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Lalu Tuhan berfirman, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan! Dengan perutmulah engkau akan menjalar, dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan itu, antara keturunanmu dan keturunannya. Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3bc-4; Ul: lh.1ab)

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (1:3-6.11-12)

 
"Di dalam Kristus, Allah telah memilih kita."
  
Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di surga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semua untuk menjadi anak-anak-Nya oleh perantaraan Yesus Kristus, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya. Aku katakan “di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut kepuusan kehendak-Nya. Dengan demikian kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, ditentukan-Nya supaya menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 1:28, 2/4)
Salam Maria, penuh rahmat; Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)


"Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."
  
Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?” jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Maka kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Kej 2:18). Inilah Sabda Tuhan sebelum Hawa diciptakan, perempuan pertama di dunia. Tuhan berharap agar Hawa menjadi penolong bagi Adam. Apakah harapan Tuhan ini terkabul? Rupa-rupanya tidak! Hawa “gagal” menjadi penolong bagi Adam. Hawa gagal memelihara hubungan harmonis antara manusia dan Allah. Allah pun menjadi sangat marah. Ia memaklumkan bahwa akan ada permusuhan besar antara Hawa dan kejahatan (Kej 3:15).

Dalam rentang waktu lama, Sabda Allah itu pun terwujud dalam diri seorang perempuan suci dan diberkati. Perempuan sederhana itu bernama Maria. Kegagalan dan kesalahan “Hawa Lama” dibayar lunas dengan kehadiran “Hawa Baru”, yaitu Maria. Hubungan manusia dengan Allah didamaikan kembali. Allah melibatkan Maria dalam sejarah keselamatan. Maria pun menerima tawaran Allah ini dengan tulus, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu itu.” Kesucian Maria terlihat saat ia mau dengan sukarela menerima tugas berat itu. Oleh karena itu, Gereja tidak ragu lagi memberi gelar “Perawan Tak Bernoda”. Ia adalah seorang ibu yang tetap perawan sampai akhir hayatnya.

Keteladanan Maria ini memperlihatkan betapa pentingnya peran “perempuan”. Ia bukan hanya sekadar “melahirkan”. Ia wajib memperjuangkan “kesucian” dalam diri anak-anak mereka. Sayang sekali, realitas berkata lain. Seringkali kita jumpai para ibu yang “lalai” mendidik anak-anak mereka. Mereka memang maju dalam karier dan usaha. Namun, mereka “gagal” menjadi pendidik yang baik. Anak-anak menjadi “jahat” karena kurang perhatian dari orang tuanya, khususnya sang ibu. Mereka gagal memperjuangkan “kesucian” dalam diri anak mereka.

Untunglah, Gereja masih memperjuangkan “kesucian” dalam diri kaum perempuan. Di dunia ini masih ada jutaan perempuan-perempuan yang memperjuangkan kekudusan hidup. Mereka adalah para ibu rumah tangga yang setia pada hidup perkawinan; para ibu yang tetap setia dan sabar mendampingi anaknya meskipun anaknya mengalami cacat mental atau sakit yang parah; para ibu tanpa suami yang berjuang untuk mencari nafkah demi anak-anak mereka. Tidak ketinggalan, para perempuan yang rela hidup murni (selibat), miskin dan taat demi pelayanan kepada Kristus dan Gereja-Nya. Semoga kita semua didorong untuk hidup suci seperti Maria. (Alexander Teguh, O.Carm/RUAH)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy