Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Santo Petrus Damianus
Petrus Damianus lahir pada tahun 1007 di Ravena, Italia. Ia adalah anak termuda dalam keluarganya. Orang tuanya adalah bangsawan namun hidup dalam kemiskinan. Sejak kecil Petrus mengalami nasib yang kurang baik. Ia adalah anak yatim piatu, kemudian ia diasuh oleh kakaknya. Kakaknya bersikap sangat keras kepadanya. Sebagai seorang anak kecil ia mulai bkerja sebagai penggembala babi dan diperlakukan seperti seorang budak. Ia sering dianiaya dan dibiarkan kelaparan.
Kakaknya yang lain bernama Damianus, seorang imam di Ravena, mengetahui keadaannya dan menaruh kasih kepadanya, kemudian ia membawanya pulang dan mendidiknya. Petrus sangat bersyukur atas kebaikan kakaknya itu hingga kelak ia menjadi seorang religius, ia memilih nama Damianus. Damianus mendidik Petrus dengan sangat baik. Ia memberinya semangat belajar. Ia mengirim Petrus ke sekolah yang baik dan akhirnya dengan ketekunannya pada usia 20 tahun ia telah mengajar di perguruan tinggi. Ia menjadi seorang guru yang hebat.
Petrus adalah seorang pribadi yang sangat dekat dengan orang-orang miskin. Hal yang biasa baginya untuk bersahabat dengan mereka dan ia dengan rela hati membantu mereka. Dalam perjalanan waktu muncul keinginan kuat dalam dirinya untuk menjadi seorang biarawan. Maka setelah 7 tahun mengajar, ia memutuskan untuk menjadi seorang biarawan. Pada 19 Juni 1035, ia masuk pertapaan tertutup Benediktin St. Romaldus di Fonte Avellana. Di sana ia membaktikan diri seutuhnya untuk berdoa bagi banyak orang. Ia menghabiskan banyak waktu untuk berdoa. Hidup doa begitu kuat dalam dirinya sehingga ia sendiri mendorong para pertapa lain untuk tinggal dalam doa dan keheningan dan tidak menginginkan apa pun untuk diri sendiri.
Selain kesalehannya, ia juga seorang yang turut memperhatikan nasib Gereja. Ia berjuang memperbaiki situasi yang menyedihkan. Ia adalah seorang yang berani membela kebenaran. Pada tahun 1050, dalam masa kepemimpinan Paus Leo IX, Petrus menulis secara tajam kekeliruan-kekeliruan kaum klerus, termasuk ketidaktaatan terhadap kaul-kaul kebiaraan, dan tindakan para pemimpin Gereja yang tidak sesuai panggilan hidup mereka. Kelak ketika menjadi uskup dan kardinal ia tetap memperhatikan kebaikan dan ketertiban hidup religius.
AKhirnya, pada tahun 1057, Paus Stefanus X mengangkatnya menjadi uskup dan kardinal di Ostia. Ia meninggal pada 22 Februari 1072. Ia digelari sebagai Doktor Gereja pada tahun 1828 oleh Paus Leo XII. Selama hidupnya ia dikenal sebagai pribadi yang penuh semangat dan berkobar-kobar, seorang pembaru, penulis dan pembicara.
(Damian/RUAH; Sumber: Peter Damian. Rosemary Ellen Guiley. The Encyclopedia Saint. New York. Checkmark Books. 2001; http://en.wikipedia.org; http://www.americancatholic.org; http://oblatesosbbelmont.org)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati