Hari Jumat sesudah Rabu Abu (Jumat Pertama - Hari Pantang)
"Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa." (Mat 9:15)
Antifon Pembuka (Mzm 30:11)
Tuhan telah mendengarkan suaraku dan berbelas kasih. Tuhanlah penolongku.
Doa Pagi
Allah Bapa yang maha pengasih dan penyayang, pada pagi hari ini perkenankan kami memohon rahmat-Mu. Mampukan kami membuka belenggu-belenggu kelaliman diri kami dan bersikap penuh kasih kepada sesama. Berkatilah kami dalam mengutamakan kebenaran dan senantiasa memuji kemuliaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)
Beginilah firman Tuhan Allah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?” Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Terhadap pertanyaan yang diajukan oleh para murid Yohanes perihal puasa. Yesus menjawab: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
Dengan jawaban seperti itu, Yesus bukannya mau mengabaikan kebiasaan puasa sebagaimana diajarkan oleh kitab taurat. Namun Yesus hendak memperbarui atau melengkapi apa yang semestinya menjadi motivasi kita dalam berpuasa. Kita berpuasa bukan hanya karena hal itu merupakan perintah agama kita, tetapi karena kita sungguh sadar bahwa alasan kita berpuasa adalah karena kita mau mengasihi Allah.
Puasa menjadi salah satu bentuk cara kita memperlihatkan kasih kita kepada Yesus. Para murid, kelak ketika Yesus wafat, amat berduka cita. Mereka berduka cita karena merasa amat kehilangan guru mereka. Saat berduka cita, mereka larut dalam berbagai kenangan dan pengalaman akan hidup mereka bersama Tuhan Yesus. Saat berduka cita, mereka tidak berselera makan dan minum.
Marilah kita juga memaknai masa pantang dan puasa kita sebagai kesempatan untuk menunjukkan bakti dan cinta kita kepada Tuhan Yesus.
Contemplatio: Pejamkan mata beberapa menit. Ingatlah satu dua hal yang seringkali menghalangiku untuk mempraktekkan puasa atau pantang pada masa prapaskah.
Oratio: Tuhan Yesus, terima kasih atas pengorbanan-Mu di salib bagiku. Amin.
Missio: Aku akan berbagi apa yang kumiliki dengan sesamaku pada hari ini.