Hari Biasa Pekan II Prapaskah (Hari Pantang)
“Selama masa prapaskah ini, mari kita memperbaiki semangat doa dan rekoleksi. Mari kita membebaskan pikiran kita dari semua hal yang bukan tentang Yesus. Jika anda sulit berdoa, mintalah kepada-Nya lagi dan lagi, “Yesus, datanglah ke hatiku, berdoalah denganku, berdoalah didalamku – agar aku bisa belajar dari-Mu cara untuk berdoa.” - Beata Teresa dari Kalkuta
Antifon Pembuka (Mzm 31:2.5)
Ya Tuhan, kepada-Mu aku berharap dan aku takkan dikecewakan. Luputkanlah aku dari jerat musuhku karena Engkaulah pelindungku.
Doa Pagi
Ya Tuhan, bimbinglah kami yang ingin bertobat dan meninggalkan perbuatan jahat selama ini serta ingin berbalik kepada-Mu. Runtuhkanlah benteng kesombongan kami, agar dengan rendah hati menyadari kedosaan kami. Berkat pengampunan-Mu, kami beroleh hati yang baru, yang lembut dan taat kepada-Mu. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (37:3-4.12.13a.17b-28)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:16-17.18-19.20-21)
1. Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi, sampai terpenuhilah nubuatnya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Raja menyuruh melepaskan dia, penguasa para bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta kepunyaannya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:33-43.45-46)
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi, “Dengarkanlah perumpamaan ini, seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi para penggarap menangkap hamba-hamba itu: yang seorang mereka pukul, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak daripada yang semula. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, ‘Anakku pasti mereka segani.’ Tetapi ketika para penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus, “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu, dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya.” Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” Mendengar perumpamaan Yesus itu, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Maka mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Perumpamaan yang ditampilkan di dalam perikop Injil Matius ini adalah sebuah allegoria yakni setiap unsur dalam cerita ini mempunyai makna sendiri-sendiri. Maka allegoria ini merupakan sindiran Yesus terhadap orang-orang Yahudi, khususnya kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi (Matius 21:23). Tuan tanah dan pemilik kebun anggur adalah Allah. Kebun anggur adalah bangsa Israel sebagai bangsa terpilih. Utusan-utusan adalah para nabi. Anak adalah Yesus, Putra Allah. Perumpamaan ini menjadi jelas: orang-orang Israel menolak para nabi sebagai utusan Allah dan akhirnya menolak Yesus, Putra Allah. Mereka bahkan membunuh Putera pemilik kebun anggur.
Yesus menyindir orang Israel bahwa mereka menolak Diri-Nya. Sindiran itu juga memperlihatkan bagaimana Yesus akan mati. Ia ditolak dan kemudian dibunuh karena orang-orang Israel tidak menerima Yesus sebagai Mesias utusan Allah. Sindiran Yesus itu malah semakin menjadikan mereka bernafsu untuk membunuh Yesus (ayat 46).
Dalam kehidupan kita sehari-hari, pewartaan tentang kebaikan kadang-kadang selalu ditolak. Orang tidak mau menerima karena kedengkian atau kedegilan hati. Ada banyak contoh di sekitar kita di mana orang membunuh sesama yang memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Mengikut Yesus berarti siap untuk menderita demi pewartaan keadilan dan kebenaran.
Contemplatio: Bayangkanlah Saudara sedang berada di Bait Allah dan Yesus menyampaikan perumpamaan ini. Apa reaksi Saudara? Apakah Saudara seperti orang Israel akan menolak Tuhan Yesus atau kah Saudara mau setia kepada Yesus untuk menjadi batu penjuru pewarta kebaikan dan kebenaran?
Oratio:
Ya Tuhan Yesus, sembuhkanlah aku agar aku setia kepada-Mu dan menjadi pewarta-Mu di tengah masyarakat. Amin.
Missio:
Aku mau bekerja hari ini dengan tidak bersungut-sungut. Aku tidak mau malas. Aku harus rajin. Aku mau bergembira dalam menjalankan tugas-tugasku hari ini.