Hari Biasa Pekan II Prapaskah
“Kita harus pergi bagaikan rusa lari menuju sumber air. Sumber air itu ialah Allah.” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Mzm 145:8-9)
Ya Tuhan, tak ada Allah lain seperti Engkau yang mengampuni dosa-dosa dan memaafkan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh umat-Mu, Israel. Maka tunjukkanlah juga kerahiman-Mu bagi kami yang sering melakukan dosa, namun ingin bertobat dan setia kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Mikha memohonkan ampun para umat yang sedang berada dalam kesengsaraan; sekaligus memohon Tuhan sendiri menjadi gembala mereka. Mikha yakin bahwa Tuhan itu pengampun dan penuh kasih setia sejak zaman Abraham.
Bacaan dari Nubuat Mikha (7:14-15.18-20)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Luk 15:18)
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa".
Kejahatan si anak hilang sungguh sudah di luar batas. Namun kesabaran dan sikap baik hati ayahnya juga di luar batas. Itulah gambaran hubungan antara kita dan Allah. Kejahatan kita akan mendapatkan pengampunan, jika kita bertobat; sebab kesabaran dan belas kasih Allah sungguh tak terbatas.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka. Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku’. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskan harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa; aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’ Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, dan pakaikanlah kepadanya; kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali’. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan selamat’. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, ‘Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia’. Kata ayahnya kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Kisah mengenai anak yang hilang ini adalah kisah yang indah tentang pertobatan. Dia bosan hidup bersama dalam keluarga dan disiplin. Ia menuntut hak-haknya sebelum waktunya. Dia lalu menemukan jalan keluar dalam kebebasan total menurut pikirannya sendiri. Akan tetapi kemudian dia tidak mendapatkan apa-apa, selain kemalangan dan penderitaan. Dia pada akhirnya bertobat dan kembali kepada ayahnya. Ayah yang baik itu menerima kembali anaknya dan mengampuninya. Inilah juga sikap Allah Bapa kita yang penuh kasih. Kita yang berdosa bila kembali kepada-Nya akan mendapatkan belas kasih dan pengampunan-Nya yang melimpah.
Doa Malam
Bapa yang Maharahim, terima kasih karena hari ini kami mendengar perumpamaan anak yang hilang. Engkau bersukacita dan bergembira karena anak yang mati menjadi hidup kembali dan yang telah hilang didapat kembali. Ampunilah diri kami yang kurang percaya akan kemurahan dan kasih sayang-Mu selama ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.