Orang-orang Yahudi mencoba menangkap Yesus, tetapi Ia luput dari tangan mereka.

Jumat, 11 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
 
Yeremia 20:10-13; Mazmur 18:2-3a.3bc-4.5-6.7; Yohanes 10:31-42
  
Sekali peristiwa orang-orang Yahudi mau melempari Yesus dengan batu. Tetapi kata Yesus kepada mereka, “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku Kuperlihatkan kepadamu; manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku dengan batu?” ... Sekali lagi mereka mencoba menangkap Yesus, tetapi Ia luput dari tangan mereka.

Permusuhan orang-orang Yahudi kepada Yesus semakin memuncak. Karena hati mereka sudah dipenuhi dengan kebencian, mereka sudah tidak mau lagi menerima apapun yang dikatakan-Nya. Bagi mereka, semua yang dikatakan dan dilakukan Yesus serba dilihat secara negaif. Karena selalu kalah, mereka tidak mau lagi berdikusi atau mengajukan pertanyaan untuk menjebak Yesus seperti waktu-waktu sebelumnya. Mereka sudah mulai menggunakan kekerasan fisik, yakni hendak melempari-Nya dengan batu. Namun, lagi-lagi Yesus luput dari tangan mereka dan Ia tidak gentar menghadapi mereka. Ia tahu bahwa akan tiba saat-Nya, Ia jatuh di tangan mereka dan mereka akan membunuh-Nya sebagaimana telah Ia beritahukan kepada para murid-Nya sampai 3x (Mrk 8:31; 9:31; 10:33). Semua itu harus terjadi demi terlaksananya kehendak Bapa dan demi terselamatkannya umat manusia. Kita, di satu sisi mungkin pernah/sedang diperlakukan seperti Yesus: dibenci, dimusuhi atau diperlakukan secara tidak baik lainnya. Namun, kalau kita yakin secara objektif bahwa kita benar, kita harus bertahan dan terus maju dengan kayakinan bahwa "Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, ... Sebab Ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat" (Yer 20:11.13). Atau di sisi lain, kita justru bertindak seperti orang Yahudi dalam memperlakukan Yesus, yakni memusuhi, membeci dan melempari mereka dengan batu yang berupa kata-kata pedas menyakitkan, sindiran dan tuduhan yang memojokkan, tatapan mata yang sinis dan menghakimi, lemparan pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggungjawab kita, dll. Kalau ini yang terjadi, maka pesannya jelas, yakni: bertobat, koreksi diri dan memperbarui hidup.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menghilangkan setiap kebencian dan permusuhan dalam hidup kami supaya kami dapat hidup damai dengan semua orang. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy