Pada petunjuk penggunaan buku Puji Syukur halaman xxi tentang “Memilih Nyanyian”, dikatakan demikian:
“Nyanyian merupakan bagian utuh dari ibadat. Maka pemilihan nyanyian secara tepat sangatlah penting. Nyanyian hendaklah dipilih sesuai dengan isi bacaan Alkitab dan teks-teks ibadat lainnya, sesuai dengan inti misteri yang dirayakan, dengan masa liturgi, atau sesuai dengan bagian-bagian ibadat (pembukaan, persembahan, madah syukur, dan lain-lain).
Di samping itu hendaklah diperhatikan: 1) Pengelompokan nyanyian tidaklah mutlak. Suatu nyanyian yang tercantum dalam kelompok “syukur” dapat saja dijadikan nyanyian pembukaan kalau memang petunjuk di atas menyarankan demikian. 2) Selama Masa Prapaskah Gereja tidak menyanyikan “alleluya”. Maka, selama Masa Prapaskah, dalam memilih nyanyian hendaknya dihindarkan lagu-lagu yang mengandung “alleluya”. 3) Selama Masa Adven dan Prapaskah, “Kemuliaan” tidak dinyanyikan; untuk ordinarium dapat dipilih yang tanpa “Kemuliaan” (PS 339). 4) Nyanyian Komuni pun hendaklah memperhatikan petunjuk pemilihan nyanyian di atas.
Untuk mempermudah pemilihan nyanyian dapat digunakan juga daftar tema dan daftar kutipan Alkitab yang tersedia di bagian belakang buku ini.”
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa idealnya, sebuah lagu yang dinyanyikan dalam ibadat memiliki salah satu atau beberapa kemungkinan di bawah ini. Kami sertakan pula penjelasan-penjelasan praktis agar lebih mudah dalam memilih nyanyian.
1. Sesuai dengan isi bacaan Alkitab dan teks-teks ibadat lainnya.
Untuk mengetahui isi bacaan Alkitab yang dibacakan dalam suatu perayaan diperlukan Penanggalan Liturgi. Dalam penanggalan liturgi itulah dimuat daftar bacaan hari biasa, hari Minggu dan Hari Raya sepanjang tahun liturgi. Penanggalan liturgi dapat dibeli di toko rohani paroki.
Tahap-tahap mencari nyanyian sesuai bacaan Alkitab adalah sebagai berikut:
- Cari ayat bacaan di penanggalan liturgi; pada hari biasa ada ayat perikop bacaan pertama, mazmur tanggapan dan bacaan Injil. Sedangkan pada hari Minggu dan hari raya ada perikop bacaan kedua. Sangat dianjurkan agar membaca perikop tersebut terlebih dahulu sebelum mulai mencari lagu yang sesuai.
- Lihat buku Puji Syukur halaman 758-762 (Indeks Alkitab) dan cari nomor lagu berdasarkan ayat-ayat yang sesuai dengan yang tercantum di penanggalan liturgi.
- Bila menemukan lagunya, perlu pula untuk melihat bait ke berapa yang sesuai dengan bacaan karena belum tentu semua bait diambil dari satu perikop bacaan.
Contoh:
Bila hendak merayakan Misa tanggal 13 Februari 2012, pertama lihat penanggalan liturgi. Di situ tercantum ayat-ayat bacaan hari itu: Yak 1:1-11; Mzm. 119:67,68,71,72,75,76; Mrk 8:11-13. Kemudian buka Puji Syukur mulai halaman 758 dan cari lagu yang sesuai ayat dimaksud. Di sana ditemukan:
- Yak 1:5 582
Yak 1:5 berbicara tentang Allah yang murah hati. Maka di PS 582 dicari bait yang sesuai dengan kemurahan hati Allah, akan ketemu bait ke-1. Dengan demikian PS 582 bait ke-1 dapat dipakai untuk nyanyian perayaan hari itu. Bila diperlukan, juga dapat dipakai bait yang lainnya.
- Kedua perikop lainnya tidak ditemukan di indeks alkitab.
Pada prinsipnya, nyanyian yang sesuai dengan isi bacaan Alkitab dapat digunakan untuk nyanyian pembuka, perarakan persembahan, komuni, maupun nyanyian penutup.
Tidak semua perikop tersedia lagunya di Puji Syukur. Bila tidak ditemukan, dapat memilih lagu lain yang sesuai dengan kemungkinan berikutnya.
2. Sesuai dengan inti misteri yang dirayakan
Pemilihan nyanyian juga bisa didasari pada inti misteri yang dirayakan atau tema suatu perayaan. Di Puji Syukur pula terdapat Indeks Tema pada halaman 762. Indeks ini berguna misalnya untuk mencari nyanyian ibadat dimana bacaannya diambil sesuai penanggalan liturgi, namun inti perayaannya sesuai kepentingan jemaat.
Contoh:
- Bila hendak merayakan ibadat peringatan arwah dapat dipilih tema kematian: PS 708-717. Bila peringatan arwah sudah jauh dari hari kematian, misalnya peringatan 1000 hari, dapat dipilih tema kebangkitan/Paskah.
- Pada liturgi pemberkatan rumah dapat dipilih tema ‘rumah’ atau ‘keluarga’. Bila dicari di indeks tema akan ketemu PS 333 dan 335.
3. Sesuai dengan masa liturgi,
Selain Masa Biasa, Tahun liturgi juga ada beberapa masa khusus: Adven, Natal, Prapaskah, dan Paskah. Puji Syukur sudah menyediakan banyak kemungkinan sesuai masa liturgi, di mana setiap lagunya dapat dinyanyikan sebagai nyanyian pembuka, persiapan persembahan atau komuni.
Contoh:
- Pada masa Adven lagu Hai Angkatlah Kepalamu (PS 445) dapat dinyanyikan sebagai nyanyian pembuka, persiapan persembahan maupun komuni. Demikian juga dengan lagu lainnya.
4. Sesuai dengan bagian-bagian ibadat.
Puji Syukur menyediakan banyak pilihan lagu untuk bagian-bagian ibadat tertentu, yang selalu dapat dinyanyikan untuk bagian tersebut:
- Nyanyian pembuka: PS 319-338; nyanyian persiapan persembahan: PS 376-384; nyanyian komuni: PS 424-435; nyanyian penutup dapat diambil dari tema pujian dan syukur atau panggilan/perutusan.
- Walaupun sudah dibagi-bagi untuk ritus tertentu, namun tidak tertutup kemungkinan ada nyanyian pembuka yang bisa dinyanyikan sebagai nyanyian komuni, atau sebaliknya. Misalnya:
Pada hari raya Minggu Paskah sore, ketika bacaan Injil berbicara tentang perjalanan dua murid ke Emaus, dapat dipilih PS 335 sebagai nyanyian komuni.
Pada minggu Prapaskah III tahun A, bacaan Injil berbicara tentang Yesus sebagai air hidup, dapat dipilih PS 425 sebagai nyanyian pembuka.
Pada liturgi Komuni Pertama dapat dipakai PS 428 sebagai nyanyian pembuka.
Terkait penggunaan Puji Syukur, penting juga untuk memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Seturut Pedoman Umum Misale Romawi edisi terakhir, Madah Kemuliaan harus menggunakan teks terjemahan resmi. Artinya Kemuliaan Misa Dolo-dolo, Misa Senja, Misa Syukur dan yang lainnya yang syairnya berbeda tidak boleh digunakan lagi sebagai madah Kemuliaan.
2. Lagu tema Pujian Sabda (PS 364-373) penggunaannya bukan untuk menggantikan Mazmur Tanggapan. Pada perayaan Ekaristi, Mazmur Tanggapan harus tetap dinyanyikan/didaraskan sesuai penanggalan liturgi. Lagu tema Pujian Sabda dimaksudkan untuk Ibadat Sabda, dapat dinyanyikan sebelum atau sesudah bacaan Kitab Suci.
Ditulis: Onggo Lukito