Jumat, 30 Mei 2014
Hari Biasa Pekan VI Paskah
Novena Roh Kudus I
Kis 18:9-18; Mzm 47:2-3.4-5.6-7; Yoh 16:20-23a
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita."
Sukacita seorang ibu yang telah melahirkan putra/putrinya pasti jauh melebihi segala jerih payah dan penderitaan yang mungkin dialaminya pada saat ia mengandung dan melahirkan. Kegembiraan seorang murid yang lulus ujian, tentu lebih besar daripada semua jerih lelah yang dialaminya selama ia belajar untuk mempersiapkan ujian tersebut. Demikian pula, sukacita Paskah karena kebangkitan Kristus yang membawa kehidupan baru dan kekal bagi kita semua, jauh melebihi derita dan duka cita-Nya sepanjang jalan salib. Namun, keduanya - antara jerih payah dan derita saat melahirkan dan sukacita atas kelahiran sang jabang bayi, antara jerih lelah saat belajar dan kelulusan, antara jalan salib dan paskah - tidak dapat dipisahkan. Kalau seorang ibu tidak mau menderita kesakitan saat melahirkan, ia tidak akan merasakan sukacita menimang buah hatinya. Kalau seorang murid tidak mau berjerih lelah belajar, ia tidak akan menikmati sukacita kelulusan dengan nilai yang baik. Kalau Yesus tidak mau menderita dan wafat di salib, kita tidak akan mengalami sukacita penebusan dan anugerah keselamatan kekal. Maka, benarlah papatah Latin yang mengatakan "Dulcia non meruit, qui non gustavit amara" - yang tidak pernah mengecap kepahitan tidak dapat pula menikmati kemanisan". Untuk itu, marilah kita tidak mudah mengeluh dan jangan pernah meratapi apalagi mengutuki hidup, terutama pada saat kita harus bekerja keras, berjerih lelah dan menderita. Semua itu akan menghantar kita pada sukacita yang sejati, baik karena keberhasilan yang kita alami sendiri maupun yang dialami oleh orang-orang yang kita layani. Yesus, melalui jalan salib-Nya, telah memberi dan menjadi teladan bagi kita. Marilah kita mengikuti-Nya dengan setia.
Doa: Tuhan, berilah kami keberanian dan kekuatan manakala harus bekerja keras, berjerih lelah dan menderita, baik dalam memperjuangkan cita-cita kami sendiri maupun dalam melayani orang lain. Sebab, dengan cara demikian, kami akan menerima dan mengalami sukacita yang sejati. Amin. -agawpr-