Hari Biasa Pekan V Paskah
Kis 14:19-28; Mzm 145:10-11.12-13b.21; Yoh 14:27-31a
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.”
Ada eberapa ungkapan kas untuk menyatakan damai sejahtera, misalnya “shalom aleikhem” (Ibrani), "assalamu ‘alaikum" (Arab), “rahayu” (Jawa), “santi” (Bali), dll. Hal ini menunjukkan bahwa damai sejahtera merupakan kerinduan setiap orang di segala tempat. Oleh karena itu, banyak hal ditawarkan untuk mendapatkan damai sejahtera di dunia ini, misalnya perumahan yang mewah dan ekslusif, wisata di kawasan pegunungan dengan pepohonan yang rindang dan aliran sungai yang segar, berbagai macam bentuk meditasi, dll. Namun, bagi kita, para pengikut Kristus, bukan damai sejahtera semacam itu yang kita cari. Damai sejahtera yang harus kita hayati dan kita bagikan kepada orang lain adalah damai sejahtera di hati yang bersumber pada Tuhan. Karena damai sejahtera yang sejati itu bersumber pada Tuhan, maka pertama-tama kita harus berdamai dengan Tuhan, yang berarti dekat dengan Tuhan, mengasihi-Nya dengan sepenuh hati, jiwa, akal budi dan kekuatan serta melaksanakan kehendak-Nya. Damai sejahtera di hati ini tidak sama dan tidak tergantung dari hal-hal duniawi. Orang yang dekat dengan Tuhan, tetap merasa damai dan sejahtera kendati secara fisik menderita, kendati hidup di tengah keramaian dan hiruk pikuk dunia, kendati berkekurangan secara material, kendati dibenci dan dimusuhi karena kebaikannya. Orang yang dekat dengan Tuhan akan selalu mengalami damai dalam hati sehingga mampu berdamai serta membagikan damai sejahtera kepada orang lain.
Doa: Tuhan, Engkaulah sumber damai sejahtera bagi kami. Semoga, kami hanya mencari damai sejahtera yang bersumber daripada-Mu sehingga kami senantiasa mengalami damai di hati dan mampu berbagi damai sejahtera dengan sesama kami. Amin. -agawpr-