Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
"Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya."
Sabtu, 31 Mei 2014
Pesta SP Maria mengunjungi Elisabet (P).
Novena Roh Kudus II
Zef 3:14-18a atau Rm 12:9-16b; MT Yes 12:2-3.4bcd.5-6; Luk 1:39-56
"Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya."
Mungkin terasa aneh, mengapa saya memilih kutipan ayat terakhir dari Injil pada pesta Bunda Maria Mengunjungi Elisabet hari ini. Saya tertarik untuk merenungkan angka tiga bulan. Kira-kira, apa yang terjadi dan apa dibuat oleh Maria selama 3 bulan tinggal di rumah Elisabet. Pada perikop sebelumnya, dikisahkan bahwa ketika Maria menerima kabar gembira, kandungan Elisabet berusia 6 bulan (Luk 1:36). Beberapa waktu setelahnya, kita tidak tahu berapa lama, Maria pergi ke rumah Elisabet (Luk 1:39). Kemungkinan, ketika Maria tiba di sana, usia kandungan Elisabet sudah memasuki 7 bulan. Maka, ini bisa kita jadikan dasar biblis untuk tradisi "Mitoni" yang ada dalam masyarakat kita. Kalau Maria tinggal di rumah Elisabet kurang lebih 3 bulan, berarti ia baru pulang ke Nazaret beberapa hari/minggu setelah Elisabet melahirkan. Kemungkinan setelah hari kedelapan, yakni setelah upacara penyunatan dan pemberian nama "Yohanes" (Luk 1:57-58). Kembali pada pertanyaan awal: apa yang dilakukan Maria? Pada waktu itu, Elisabet dan Zakaria sudah lanjut usia (Luk 1:7). Mereka, lebih-lebih Elisabet yang mengandung dalam usia tua, tentu sangat repot dan tidak segesit ibu muda. Padahal, ada banyak hal yang harus dipersiapkan dan dibuat untuk menyongsong kelahiran anaknya. Nah, saya rasa, inilah yang dilakukan Maria. Ia membantu atau bahkan melakukan semua hal untuk mempersiapkan kelahiran Yohanes sampai saatnya ia disunatkan dan diberi nama. Hal ini sejalan dengan kedatangnnya sejak awal yang membawa berkat (Luk 1:40) dan sukacita (Luk 1:44). Marilah, kita meneladan bunda Maria: peka pada kebutuhan sesama dan dengan sukacita memberikan pertolongan yang dibutuhkan. Dengan demikian, hidup kita akan senantiasa menjadi berkah bagi sesama.
Doa: Bunda Maria, tularilah aku dengan kepekaan dan kemurahan hatimu dalam membantu dan menolong sanak saudara kami. Amin. -agawpr-
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati