| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Minggu, 04 Mei 2014
Hari Minggu Paskah III

Kis 2:14.22-33; Mzm 16:1.2a-5.7-8.9-10.11; 1 Ptr 1:17-21; Luk 24:13-35

Yesus menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari Kitab-Kitab Musa sampai dengan Kitab para nabi. Sementara itu mereka mendekati desa yang mereka tuju. Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi kedua murid itu mendesak, katanya, “Tinggallah bersama dengan kami, sebab hari sudah mulai malam, dan matahari hampir terbenam. Maka masuklah Ia untuk tinggal bersama dengan mereka.

Kalau kita menonton acara TV atau mengikuti pembicaraan tertentu atau mendengarkan kotbah yang sangat menarik, biasanya kita tidak ingin cepat selesai. Kita ingin berlama-lama menyaksikan dan mendengarkan. Kurang lebih demikianlah suasana hati kedua murid Emaus dalam kisah Injil hari ini. Mereka mendengarkan penjelasan yang amat menarik dan memukau dari orang yang tidak mereka kenal, yang sebenarnya Yesus sendiri. Maka, ketika mereka hendak berpisah dan itu berarti pembicaraan akan berakhir karena mereka sudah mendekati kampung dan Yesus hendak meneruskan perjalanan, mereka tidak rela. Mereka masih ingin bersama Yesus dan mendengarkan pengajaran-Nya sehingga mendesak Yesus untuk mampir. Yesus mau. Pembicaraan pun berjanjut dan mereka semakin terpukau, hati mereka berkobar-kobar. Pada saat itulah, Yesus mewahyukan diri-Nya. Ia tidak hanya membuka dan mumukau telinga mereka tetapi juga mata dan hati mereka sehingga mereka dapat mengenali-Nya.

Bagi kita: Apakah kita menjadikan Yesus sebagai Dia yang menarik dan memukau kita? Apakah sabda-sabda-Nya dalam Kitab Suci juga mengobarkan kita sehingga kita ingin terus dan terus membaca, mendengarkan dan merenungkan-Nya? Apakah kita juga menginginkan kehadiran-Nya dalam hidup kita sehingga kita berani mendesak-Nya untuk tinggal bersama kita, bukan sebaliknya malah cuek akan kehadiran-Nya? Apakah Dia yang memberikan diri-Nya kepada kita dalam Ekaristi juga mengobarkan semangat kita untuk melaksanakan tugas dan karya pelayanan kita sehari-hari? Semoga, Iya.

Doa: Tuhan, semoga Engkau, sabda-Mu dalam Kitab Suci dan kehadiran-Mu dalam Ekaristi selalu menarik bagiku sehingga aku semakin mencintai, menghormati dan menghayatinya serta menimba kekayaan rahmat dari padanya. Amin. -agawpr-

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy