Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”
Sabtu, 14 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X
1 Raj 19:19-21; Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10; Mat 5:33-37
“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”
Ketika merenungkan Injil hari ini, saya teringat akan peristiwa jatuhnya Adam dan Hawa ke dalam dosa (Kej 3). Mulai saat mereka memetik dan memakan buah yang dilarang oleh Tuhan (ay.3), mereka dikuasai si jahat. Adam, ketika ditanya oleh Tuhan, “Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” (ay.11), sebenarnya ia cukup memjawab “ya” tetapi ia justru mengatakan, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan” (ay.12). Jawaban ini menunjukkan bahwa Adam berkilah dan melempar tanggung jawab kepada Hawa. Bahkan, ia menyalahkan Tuhan dengan mengatakan bahwa Tuhanlah yang memberikan Hawa kepadanya. Demikian pula Hawa, ketika ditanya oleh Tuhan, ia tidak menjawab apa adanya, tetapi ganti mempersalahkan si ular. Apa yang terjadi pada Adam dan Hawa ini, menggambarkan bahwa salah satu tanda orang yang dikuasai si jahat adalah tidak berkata terus-terang, tetapi berkilah, berbelit, melempar tanggung jawab dan menyalahkan orang lain atau situasi. Mungkin, kita pun sering melakukan hal ini. Untuk itu, marilah kita perhatikan sungguh-sungguh sabda Tuhan ini. Kita berusaha untuk menjadi orang yang berani berterus-terang, jujur apa adanya dan berani memikul tanggung jawab atau pun risiko yang ada.
Doa: Tuhan, berilah kami keberanian untuk jujur dan apa adanya serta berani memikul tanggung jawab dan risiko yang mungkin muncul sebagai kosekuensi dari kejujuran kami itu. Amin. -agawpr-
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati