Selasa, 24 Juni 2014
Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis
Kita merayakan kelahiran Yohanes seperti kita merayakan kelahiran Kristus. (St. Agustinus)
Antifon Pembuka (Yoh 1:6-7; Luk 1:17)
Seorang utusan Allah datang, namanya Yohanes. Ia datang sebagai bentara untuk mewartakan cahaya, dan mempersiapkan bangsa sempurna bagi Tuhan.
De ventre matris meæ vocavit me Dominus nomine meo: et posuit os meum ut gladium acutum: sub tegumento manus suæ protexit me, posuit me quasi sagitam electam.
A man was sent from God, whose name was John. He came to testify to the light, to prepare a people fit for the Lord.
Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis
Kita merayakan kelahiran Yohanes seperti kita merayakan kelahiran Kristus. (St. Agustinus)
Antifon Pembuka (Yoh 1:6-7; Luk 1:17)
Seorang utusan Allah datang, namanya Yohanes. Ia datang sebagai bentara untuk mewartakan cahaya, dan mempersiapkan bangsa sempurna bagi Tuhan.
De ventre matris meæ vocavit me Dominus nomine meo: et posuit os meum ut gladium acutum: sub tegumento manus suæ protexit me, posuit me quasi sagitam electam.
A man was sent from God, whose name was John. He came to testify to the light, to prepare a people fit for the Lord.
Pada Misa Hari Raya Kelahiran St. Yohanes Pembaptis ada Madah Kemuliaan (Gloria) dan Syahadat (Credo)
Doa Pagi
Allah yang Mahakuasa, kami mohon, bantulah umat-Mu menempuh jalan keselamatan. Semoga dengan mendengarkan seruan Santo Yohanes, Sang Perintis, kami sampai kepada Dia yang dinubuatkannya, yakni Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (49:1-6)
"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 139:1-3.13-14ab.14c-15; Ul: 13b)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumiliki.
2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku, ajaiblah apa yang Kauperbuat.
3. Jiwaku benar-benar menyadarinya, tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:22-26)
"Kedatangan Yesus disiapkan oleh Yohanes."
Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Antiokhia Paulus berkata, “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi umat-Nya. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka; tetapi Dia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Hai saudara-saudara, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 1:76)
Engkau, hai anak-Ku, akan disebut nabi Allah yang Mahatinggi karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalan bagi-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:57-66.80)
"Namanya adalah Yohanes."
Pada waktu itu, genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Tetapi Elisabet, ibunya, berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Kata mereka kepadanya, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia untuk bertanya nama apa yang hendak ia berikan kepada anaknya itu. Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini, “Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia, dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata, “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia kemudian tinggal di padang gurun sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari ini, bersama seluruh Gereja Katolik kita merayakan Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis. Kelahiran Santo Yohanes hampir tidak dipercayai oleh ayahnya, Zakaria, hingga Allah membuat beliau menjadi bisu. Rencana Allah, memang tidak dapat dimengerti oleh akal manusia kita yang terbatas. Peristiwa ini mengajak kita, bagaimana kita semua harus memandang bahwa setiap pertemuan dengan sesama kita, semua hal yang kita lakukan dalam kehidupan kita sehari – hari, serta suka duka yang kita rasakan, sebenarnya sesuatu hal yang luar biasa. Mengapa? Contoh paling kecil saja, apakah kita dapat membayangkan kalau hari ini kita tidak lagi bernafas, tidak lagi melangkahkan satu jengkal saja kaki kita untuk berjalan?
Kehidupan yang kita rasakan saat ini sebenarnya anugerah terbesar dan karya Allah yang patut kita syukuri, dan ini benar – benar diluar kemampuan kita untuk memikirkannya, mengapa? Sederhana saja, kita tidak pernah tahu kapan kita akan menghadap Allah, bukan? Secara teori kita dapat menerima hidup itu adalah karya Allah yang melampaui batas, tetapi jika kita boleh memandang setiap hal kecil dalam kehidupan kita sehari – hari, pikirkan kembali, siapa yang membuat semuanya menjadi sempurna? Dukacita hidup pun adalah anugerah yang harus kita syukuri, dan ini diluar kemampuan kita untuk berpikir. Kehidupan yang tidak enak terkadang mengajak kita untuk melatih diri dan Yesus mau mendidik kita menjadi manusia yang tangguh dan tahan uji. Dibalik realitas yang tidak meng-enakkan itu juga kadang Allah mau mengajak kita untuk memalingkan pandangan kita kepada-Nya yang kadang kita lupakan saat keadaan benar – benar sesuai dengan hati kita. Itulah karya Allah yang luar biasa!
Sosok Santo Yohanes Pembaptis kita kenal juga sebagai utusan Allah yang mempersiapkan jalan bagi Yesus yang akan datang dari surga. Gereja Katolik mengajak kita semua, untuk belajar dari sosok orang kudus ini. Hidup dan mati kita berada sepenuhnya di tangan Allah, dan pada saatnya kita harus bertemu dengan Yesus. Jika saja St Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus untuk kita mengenal-Nya, sudahkah kita sendiri mempersiapkan diri kita sendiri untuk bertemu dengan Yesus di Kerajaan Surga melalui setiap perkataan dan karya yang baik dan bijaksana menjadi suatu persembahan yang hidup bagi Yesus? Sudahkah perbuatan kita menjadi suatu persembahan yang pantas bagi Yesus? Kita semua orang berdosa, dan Yesus rindu agar kita mau berbalik kepada Yesus. Melalui orang kudus ini pula, kita harus mempersiapkan jalan bagi Yesus kepada orang lain yang belum mengenal Yesus, dengan sikap kita, dengan perkataan kita, yang mencerminkan sosok pribadi Kristus yang penuh kasih, lembut namun juga mendidik.perlu kita ketahui, Santo Yohanes Pembaptis juga seorang pertapa di padang gurun.
Gereja mengajak kita untuk meneladani beliau, bagaimana hidup doa kita? Bagaimana hidup kita sudah menjadi suatu doa? Lebih nyatanya lagi, apakah saya sendiri sudah mempersembahkan diri saya kepada Allah dalam pertemuan jemaat pada Misa di Paroki? Selamat merefleksikan dan meneladani Santo Yohanes Pembaptis.
Deus Providebit